Part 19

7.8K 383 23
                                    

hai Maaf banget baru muncul, padahal biasanya seminggu sekali. Dimaapinkan yaaa... sibuk banget nih soalnya banyak tugas dan uts kmrn. Gue juga gamood samsek buat nulis, ini aja mati matian nulisnya wkwkwk. So enjoy guys~

*Arkan POV*

Setelah Malam panjang ketika dad tau gue menghamili aqila, wajahnya memang tak berpengaruh. Tapi gue tau nanti akan ada sesuatu yang... sudahlah nanti saja kuhadapi. Sekarang prioritasku meninabobokan bunda dari anakku yang cantic ini.

"Arkan mau beliin steak ditempat mahal dong" seketika ruangan hening, ortu gue sama ortu aqila pun hanya menoleh ke aqila, mencerna. Garis bawahi, mencoba mencerna sebetulnya.

"Mau dimana yang mahal itu?" ucapku memecah keheningan.

"Kaya hotel marina bay sands gitu kan, pengennya sih makan disana tapi dibeliin kesini aja gpp kok" jawab aqila malu malu.

Dan itu membuat seluruh keluarga tertawa dan merencanakan sesuatu, mereka mencoba bernegosiasi dengan dokter dan ingin membawa makan aqila. Jujur saja proses itu memakan waktu yang lama, belum lagi aqila yang terlalu heboh dan membuat semua ingin mengikat dia sangkin gabisa diem, padahal kandungan dia mulai memasuki bulan ke 7 (anggep aja 7 ya, author lupa). Dan akhirnya kami memang tidak membawa aqila ke hotel marina bay, hanya saja kami menghias taman rumah sakit dan mendeliverykan makanan dari hotel itu. Kalo kalian nanya gimana caranya? Hm gue juga gatau, soalnya tanggung jawab gue cuman aqila bukan delivery makanan! Dan malam itu gue gunain sekalian buat surprise daadakan buat aqila, sekalian lamaranlah itung itung yakan... Untuk urusan cincin mah selalu gue bawa tiap hari, tiap saat kecuali mandi. Dan gue memulai dengan ke kamar mandi.

*Aqila POV*

Ya seperti yang diceritakan arkan, aku gabisa diem... trus salah gitu? Ibu hamil kan bebas... Dan bersyukurnya malem ini aku bisa keluar buat makan ditaman, udah beberapa bulan aku dirumah sakit ini jadi bosen. Huh, ini semua gara gara arkan! Tapi aku gabisa lepas dari arkannn, kalo jauh dari dia rasanya sangat menyebalkan. Apalagi kalo dia bilang pergi sebentar tapi rasaku sangat lama, seperti sekarang dia bilang mau ketoilet tapi lama sekali aaaa.

"kenapa sayang, kok gelisah gitu" tegur mom arkan.

"Arkan lama banget sih mom" ucapku manja.

"duh duh, segitunya gabisa jauh dari arkan. Bentar lagi sayang, jangan manyun gitu dong. Nanti dede bayinya juga cemberut loh"

"Abis---"

Tiba tiba lampu taman mati dan membuatku refleks menggengam tangan mom, aku tidak takut gelap. Hanya saja aku terlalu kaget, dan itu tidak menyenangkan untukku maupun bayiku. Di kejauhan tampak remang remang (cie elah remang remang) terlihat pria berpakaian rapih, tapi karena terlalu remang aku tidak bisa melihat wajahnya. Sedikit demi sedikit lampu di taman mulai hidup kembali, sedikit demi sedikit pula wajah pria itu terlihat dan dia adalah ARKAN! kukira setan. Dan mataku sukses berbinar ketika dia memegang buket bunga sederhana dan sebuah kotak. ASTAGA, apakah aku akan DILAMAR?

Arkan dengan gagahnya berjalan kearahku dan aku dibantu mom berdiri, arkan mendekat dengan tersenyum. Ah senyumnya sangat menggoda *ups. Tetapi Arkan tidak berlutut seperti di film-film, dan itu sukses membuatku cemberut.

"ngapain kan?"

GAGALLAH SUDAH....

END!














Et, becanda.... Arkan dengan senyum evilnya dia memberikan bunganya dan mengalungkan kalung beserta cincin dijari manis aqila dengan cepat. Lalu diakhiri dengan kecupan lembut dipipi dan dikening aqila.

Regret and GratitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang