Extra Part

1.6K 46 0
                                    

Hari ini istriku sedang memasak makanan yang kami sukai, fettucini dengan saus keju spesial. Aku dan azka sudah duduk rapih dimeja makan menunggu aqila menyajikan makanan yang mengepul itu. Baunya sajaa hmmm.....

"Bunn hurry"

"Wait"

Azka benar-benar tidak sabar karena minggu kemarin dia tidak bisa makan ini karena aqila sakit. Makanan ini hanya dibuat hari minggu pagi, seperti saat ini. Kami menyantap dengan bersemangat, tapi kulihat aqila beberapa hari ini tidak bersemangat dan mudah lelah. Kugenggam tangannya,

"Kenapa luf? Cape ya?"

"Gatau kan aku lemes banget rasanya"

"Mau aku temenin ke dokter? Biar dikasih vitamin gitu?"

"Vitamin banyak dirumah luf, nanti aku minum"

"Bun, bunda pakai skin care apa?"

"Hm? Kenapa nanya seperti itu?"

"Habis bunda tambah putih"

Aku benar-benar memperhatikan muka aqila, ya sih tambah putih. Tapi pucat, astaga.

"Luf ayok kita ke rumah sakit sekarang"

"Kenapa?"

"Mukamu bukan tambah putih, tapi terlalu pucat sampai putih"

"Ha?"

"Ayoo sekarang, azka taro ditempat bekal makannya. Kita berangkat."

Baru saja aku menarik sebentar tangan istriku, tiba tiba badannya terjatuh. Benar firasatku dia tidak baik-baik saja selama ini.

"Mbok, minta tolong bawa pakaian aqila ya"

Pak ujang sudah menunggu dimobil, dan langsung menancap gas ke rumah sakit. Aqila sempat terbangun

"Selamatt" dan kembali pingsan. Astagaaa selamat apa ini? Selamat tinggal kah?

"Pak ujang lebih cepat lagi tolong"

"Baik baik pak"

Aku langsung menggendong aqila sesampainya dirumah sakit, menunggunya diperiksa dokter seperti menunggu berjam-jam.

"Bapak keluarganya?"

"Ya saya suaminya, istri saya kenapa dok?"

"Sebentar ya pak, kita masih tunggu dokter yang lain untuk hasil pastinya. Tetapi ibu aqila tidak dalam kondisi kritis, kami izin bawa ke poli lain ya pak. Bapak boleh tunggu disini."

"Kemana dok?"

"Pesan ibu aqila bapak tunggu saja disini"

"Aqila sudah sadar?"

"Sudah pak"

"Alhamdulillah" aku terduduk, azka dengan gentlenya menepuk pundakku.

"Everything will be allright dad, calm down. Bunda is allright" Dia sudah dewasa rupanya...

"Oke buddy, thankyou my hero"

Cukup lama kami menunggu, sekitar 17 menit (iya tujuh belas menit itu lama banget woi rasanya). Aku dan azka dipanggil, aku sama sekali tidak melihat jalan dan terpaku pada suster yang mengarahkan jalan kepada kami. Sesampainya diruangan, aku tidak tau ruangan dokter apa ini tapi saat kulihat aqila langsung kupeluk dia. Eh wait, aqila sedang diapain.

"Assallamualaikum daddy, aku adiknya bang azka" ucapan aqila menyadarkanku bahwa ini ruangan dokter kandungan. Dan monitor itu menunjukkan bulatan kecil dan detak jantung pelan pun terdengar, aku mendadak berpegangan pada aqila.

Regret and GratitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang