Part 22

6.7K 339 12
                                    

I'm thinking of going to be a father now dad"

"CANCEL RAPATNYA SEKARANG, ARKAN AYO"

~~~~

Kedua lelaki beda generasi itu terus berlari dan menelpon seseorang ditelinga masing masing. Dengan sangat terburu buru kedua lelaki tersebut berlari memasuki bandara dan langsung menaiki sebuah jet, didalam sudah ada perempuan yang dengan muka panik langsung memeluk lelaki yang lebih tua diantara keduanya.

"Apakah aqila akan lahir sekarang?"

"Arkan gatau sih mom, tapi arkan punya firasat gitu"

"Keluarga aqila belum ada yg bisa dihubungin?"

"Tadi alfa udah nelpon kok mom, aqila cuman ngerasa mules trus langsung dibawa kerumah sakit"

"Jadi dia galahiran?"

"Yagatau sih mom hehehe"

"Yeee, coba telpon lagi. Kamu tuh buat heboh aja sih"

"Yaudah sih mom sekaliann"

Siang itu, disebug ruangan vvip rumah sakit, terjadi kehebohan. Ketika pintu kamar itu dibuka, tampak sosok perempuan yang sedang berteriak kesakitan dan membuat beberapa orang bersuara keras.

"Ayo aqila, tarik nafas... Keluarkannn. Lagi aqila"

"Arggg sakit banget mi"

"Tarik nafas lagi sayanggg"

Dan pintu kembali terbuka, dua orang suster dan seorang dokter masuk dengan terburu buru.

"Tenang aja bu pak, ini masih pembukaan dua pak. Sebentar lagi sakitnya mereda"

"Relax-in aja ya bu, nah kan udah hilang sakitnya"

"Iya dok, makasih."

Setelahnya ruangan itu hening sampai kedua suster dan dokternya keluar kamar. Dan setelahnya mereka tertawa dan aqila cemberut ketika melihat arkan pun tertawa juga.

Huh, bukannya meluk aku kek gitu -dumel aqila.

Tetapi suara itu tetap tedengar keseluruh ruangan. Dan menimbulkan tawa yang lebih kerasa dan arkan memeluk aqila sambil mengusap kepala aqila.

~~~~

Malam hari disuatu mansion megah, disebuah hall didalam rumah itu berdiri perempuan yang berwajah kesal melihat seorang lelaki tua yang duduk dengan angkuhnya. Melihat wanita didepannya berwajah menyebalkan.

"Keputusan papa tetap sama. Jangan pernah kamu berbuat macam macam lagi. Kamu tau apa akibatnya untuk kita? Keluarga mereka bukan tandingan kita!"

"Oh jadi kita lebih lemah dibanding mereka? Iya!! Papa mau diinjek injek sama keluarga mereka? Kalo papa ikutin rencana aku papa juga untung! Karena putri papa yang cantik ini akan menaikan derajat papa lebih tinggi lagi!"

"CUKUP!!!! Menaikkan derajat? Jaga ucapan kamu! Boys, kurung dia jangan sampai keluar dari rumah ini. Papa kecewa sama kamu!"

"Paaa...."

Ruangan itu tiba tiba menggelap dengan aura wanita yang melonglongkan teriakan kekesalannya.

~~~~~

*Arkan*

Tepat jam 11 gue masih bersama aqila, dan telfon masuk hampir membangunkan aqila ya baru saja terlelap. Dengan hati hati gue meletakkan kepalanya dan mengusapnya sayang, sebelum berlalu.

"Ada apa?"

"Kami sukses masuk ke dalam jejeran bodyguard Tifany, dan tifany dalam kondisi yang dikurung di dalam rumah."

Regret and GratitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang