Part 18

8.9K 400 41
                                    

*Arkan POV*

Untuk sementara gue nginep di tempat tante rossa, kemarin kata sahabat gue.... Dia juga bingung wkwkwk dan berakhir ketawa tawa doang. Gaguna banget gue punya sahabat yak. Dan ini hari kedua gue ga ketemu aqilaku. Baik tante maupun mommy belum gue kasih tau situasi keluarga aqila, gue mau usaha sendiri ceritanya. Lamunan gue buyar pas dapet telepon dari Alfa yang bilang kondisinya sedang ga stabil kembali.

Segala macam pikiran berkesinambungan menyapa dan keputusan yang gue buat, gue harus liat kondisi aqila. Sesampainya di rumah sakit gue masih disambut alfa.

"Aqila kenapa lagi?"

"Sejak lo pulang dia udah agak uring uringan"

"Uring uringan gimana? Lu ngomong yang bener napa"

"Gue ngomong lu potong pea. Aqila jadi susah tidur walaupun dielus sama mami sama papi. Dan tidurnya juga gatenang gatau kenapa. Karena tidurnya kurang kondisi aqila mulai ga stabil lagi"

"Ohh trus aqila gimana sekarang?"

Dan hp alfa bordering, menghentikan percakapan kami.

"Kan lu mau liat aqila kan? Yok bonyok gue lagi balik bentar"

"Sumpah lu? Mau gue"

Finally ngeliat my aqila lagi, Yeah that my aqila! MY MINE! Dan gue rasa aqila sama kangennya sama gue. Baru liat gue bengong dipintu aja udah...

"ARKAN PELUKKKK" that my girl.

"Iya sayang, kangen banget sama kamu sama baby juga" ucapku memeluk dan mengelus lembut perut aqila yang sudah besar.

"Arkan, aku gabisa tidur kalo engga dielus kamu. Bayinya nendang terus, sakit gaenak huhuhu maunya sama kamu gamau sama yang lain" aduh aqila, ah aqilaku begitu menggemaskan.

"Jadi yang buat kamu gabisa tidur karena tidak dielus arkan sayang?" ucap seorang lelaki yang membuat aura dibelakangku menggelap dan gue menegang.

"Ehm om maaf saya melanggar janji om"

"Pi aqila yang minta arkan dateng, aqila gabisa tidur piiii huhuhuhu" ucap aqila sesegukan, hormon hamil aqila sangat sensitive -_- gue cuman bisa memeluknya dan mengelus perut aqila, tiba tiba babynya menendang dan membuat aqila merintih kecil.

"Dia menendang? Apa sakit? Jangan bandel ya nak di dalem, nanti bundanya kesakitan. Jadi anak baik budi ya baby" ucapku meluncur begitu saja, seperti naluri kebapaaanku mulai muncul.

"Arkan, ikut saya" hfft demi apapun gue tegang mulu dah gue kalo gini ceritanya.

"Iya om"

"Melihat kondisi aqila, saya memberi izin untuk bertemu ketika dia ingin tidurr. Jadi lagi ngapain pun kamu harus datang untuk aqila"

"Siap om, 24 jam saya siap"

"Lalu kerjamu bagaimana?"

"Saya bisa menanganinya om, tapi untuk sekarang aqila prioritas saya"

"Ah satu lagi, orang tuamu bagaimana?"

"Nanti malam saya usahakan orang tua saya datang om"

"Oke, saya titip aqila sebentar"

Mampus kan gue belom bilang mommy, seketika gue nelfon mommy dan lucky to mee! Daddy sama mommy bisa kesini nanti malem. Woah siap siap mati gue malem ini hfft.... Aqilakuuu

"Sayangg" ucapku ketika masuk dan memeluk aqila, menghirup aromanya diceruk lehernya. Astaga betapa memabukkan wanginya.

"Kenapa kan?"

Regret and GratitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang