1. pantreménos

19.4K 805 15
                                    


          Aku tidak pernah menyangka hidupku akan berakhir seperti ini , beberapa jam lagi aku akan menikah dengan seorang pria , ya tentuanya seorang pria , tapi yang membuat nasipku sial adalah pria yang akan aku nikahi ini musuh ku sejak SMA , dan hal ini terjadi karna kebodohan kami , mungkin maksudku kebodohanku , bukan otak ku yang bodoh tapi mulutku , bagaimana bisa aku berakhir dengannya karna sebuah taruhan yang keluar dari mulutku sendiri , sunguh aku menyesalinya , sangat amat amat menyesalinya.

          Saat ini aku tengah duduk diruang tunggu pengantin wanita ,mengenakan gown pernikahan mewah karya Vera Wang , gown berwarna putih panjang dengan model backless dibagian punggung dan terdapat detail sebuah pita dipinggang bagian belakang , ini adalah gown pilihan Dave pria sialan yang akan aku nikahi , dan sialnya pilihannya ini memang bagus walaupun terkesan seksi tapi tetap saja aku tidak bisa menolaknya , hei coba kalian fikirkan apa ada wanita yang mau menolak gown mewah dihari pernikahanya , kurasa tidak ,kurasakan tanganku basah karna keringat lalu kedengar suara ketukan sepatu dilantai yang berjalan menghampiriku.

Tok tok tok tok tok

Suara itu terdengar begitu mengganggu ditelingaku seakan akan menusuk penuh gendang telingaku , lalu hatiku mulai berharap akankah ada seorang penculik yang datang ? atau bahkan seorang pembunuh ? bahkan aku rela untuk diculik atau dibunuh saat ini dari pada harus menikah dengannya.

"Hei" Suara itu aku sangat mengenalnya , nada suaranya dingin lebih menyeramkan dari pembunuh

"Hei , are you okay ?" ucapnya lagi dan sekarang aku tersadar siapa pria itu , dia adalah pria yang akan kunikahi, sungguh sial.

"Apa yang kau lakukan disini ?"

"Hanya memastikan agar kau tidak kabur" aku memutar bola mataku

"Aku tidak sepengecut itu bodoh"

"Tidak ada yang tahu  apa yang akan kau lakukan bukan ?"

"Mungkin kau lah orang yang ingin melarikan diri dari taruhan ini?"

"Mana mungkin aku ingin melarikan diri, disaat aku harus merayakan kemenanganku , sayang" cih , sayang dari playboy gila.

"Cih , keluarlah aku masih ingin menikmati jam-jam kelajanganku"

"Oh baiklah, aku fikir kau akan menangis frustasi"

"Jangan berfikiran bodoh , mana mungkin aku menangis dan menghacurkan makeup ku untuk pernikahan bodoh ini , cepatlah pergi sebelum aku melempar high heels ini padamu" aku mendengus kesal sambil memegang sepatu keluaran dari merek yang sudah mendunia Dolce & Gabbana , mana mungkin aku melempar sepatu indah yang aku dambakan ini , tentu saja aku hanya mengancamnya tanpa perlakuan.

Dia terkekeh geli , aku benci mendengarnya , kekehen iblis menurutku , dasar bajingan gila , playboy tak waras. Andai rasa gengsi ku tidak sebesar saat itu , pasti hal ini takkan terjadi, karna beberpa kali dia menanyakan keputusanku dengan nada merendahkan tentunya , dan tentu saja rasa gengsi dan harga diriku ingin selalu menang sehingga berakhir lah aku ditempat seperti ini, sungguh bodoh.

Sudah 1 jam 20 menit aku menunggu diruangan ini rasanya ingin tidur saja , andai aku tidak memikirkan makeup dan baju pengantinku , tentu saja aku sudah terlelap dari beberapa menit yang lalu.

"Mempelai wanita silahkan memasuki altar" suara MC membuyarkan lamunanku yang kemudian disusuul oleh kemunculan ayahku , dia menggunakan tuxedo berwarna hitam berjalan penuh wibawa kearahku sambil tersenyum hangat.

"Fanny ini sudah waktunya sayang"

"Baik ayah" jawab ku lalu menggandeng tangan ayah berjalan keluar kamar menuju altar

Getting Married With EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang