9. Annoying Dave

9.9K 543 7
                                    

Author POV

Fanny tengah bersiap dimeja riasnya, otaknya tengah berfikir tentang lipstick yang cocok dengan dress yang dia pakai malam ini, malam ini Fanny terlihat sangat cantik, tubuhnya dibalut dengan blue brocade dress bermotif burung hantu dibagian dada keluaran Dloce and Gabbana, rambut ikal sebahunya diikat sebagian kebelakang dan sisanya dibiarkan tergerai begitu saja, sungguh cantik, akhirnya Fanny memutuskan untuk memakai lipstick soft natural pink yang membuat wajahnya yang telah dipoles make up tipis terlihat lebih cerah.

Sekali lagi dirinya berkaca didepan cermin panjang, bibirnya melengkung sehingga terpampanglah lesung pipi dikedua pipi putihnya, setelah memastikan semuanya telah terlihat sempurna akhirnya Fanny keluar dari kamarnya sambil menenteng birkin keluaran Hermes yang baru 3 kali dipakainya itu.

Baru keluar dari kamar, Dave yang tengah berkutat dengan lapototnya didepan televisi menegurnya, dan tampak heran dengan penampilan Fanny yang terlihat sangat anggun, Fanny biasanya berpenampilan seperti itu hanya saat Dave mengajaknya keacara formal tapi selain dari itu Fanny akan berpakaian casual yang membuatnya terlihat seperti anak kuliahan.

"Mau kemana kamu?" tegur Dave sambil melihat Fanny dari atas sampai kebawah, bahkan Fanny ssekarang mengenakan highheels

"Aku...ada janji makan malam" Jawab Fanny ragu berharap Dave tidak berkomentar aneh lagi menegnai lipsticknya malam ini, terakhir kali Dave berkomentar karna Fanny mengguanakan lipstick berwarna merah menurut Dave penampilannya terlihat seperti penggoda, padahal sedikitpun Fanny tidak bermaksud seperti itu.

"Dengan siapa?"

"Dion"

"Dion? Lelaki yang memelukmu kemarin?" tanya Dave, sepertinya Dave cemburu namun Fanny tidak pernah menyadari itu.

"I..ya" Fanny semakin gugup

"Ada pa dengan peampilanmu itu? Apa kau ingin menggodanya?" Dave menanyai Fanny dengan nada sedikit marah

"Apa yang salah dengan penampilanku? jaga cara bicara mu itu! aku tidak pernah berniat untuk menggoda orang lain" kegugupan Fanny hilang kini perasaanya menjadi kesal, bagaimana tidak, selama 2 hari ini dia selalu Dave menuduhnya ingin menggoda pria lain, sangat tidak masuk akal menurut Fanny.

"Lepaskan baju itu, baju itu terlihat murahan jika kau yang menggunaknnya" Dave berbicara dengan nada mengejek lebih tepatnya memaki menurut Fanny.

"Murahan kau bilang? Baikalah aku memang murahan" emosi Fanny semakin naik diubun-ubun kata-kata Dave semakin pedas dan menusuk hatinya, bagiaman bisa Dave berkata seperti itu, sungguh tega.

"Baguslah jika kau sadar" tegas Dave, karna kesal Fanny pun membuka pakaiannya didepan Dave sambil memaki dalam hati.

'Dia fikir dia bisa menghinaku karna kaya, dasar bajingan awas saja kau, aku ingin membunuhmu Dave, aku akan membunuhmu Dave' batin Fanny memaki , kini yang melekat ditubuhnya hanyalah bra dan underwear berwarna hitam, Dave sampai melongo melihatnay, mata Dave tidak berkedip, bibirnya dikatup serapat mungkin agar tidak menganga.

"Apa kau puas?" tanya Fanny sarkartis setelah dia selesai melepas bajunya lalu pergi kekamarnya mengganti pakaian.

Dave tetap melongo melihat kelakuan Fanny, dia tidak menyangka Fanny bisa bertindak sejauh itu, sungguh bodoh dirinya, bahkan tindakan Fanny kali ini berhasil membuatnya gugup dan susah menelan ludah, bagimanapun Dave adalah pria dan tubuhnya pasti bereaksi melihat tubuh putih dan mulus Fanny yang hanya dibalut bra dan underwear.

Setelah sepuluh menit Fanny kembali keluar dari kamrnya, kini tubuhnya sudah ditutpi dengan blouse rajutan berwarna mustard dan dilengan kanannya tergantung slingbag.Tanpa menegur Dave yang pura-pura fokus dengan laptopnya, Fanny lansung keluar.

@@@

Fanny segera memasuki mobil sedan berawarna putih yang sudah menunggunya sejak 10 menit yang lalu.

"Sorry, gue lama banget" ucap Fanny saat sudah duduk dikursi penumpang tepat disampaing Dion yang duduk dikursi kemudi.

"Santai, gue kira bakal gak jadi"

"Ya jadi la, sejak kapan gue nolak makan gratis"

"Sejak negara api menyerang" jawab Dion yang sedang meneyrtir sambil tertawa

"Masih nonton avatra aja lo"

"Masih lah, gue kan penggemar si apa"

"Pantas aja muka lo makin mirip sama apa"

"Gantengan gue lah"

"Iya kalau dibandingin sama si apa hip hhip" ledek Fanny, tidak terasa mereka pun sudah sampai ditujuan mereka.

"Jangan dibuka dulu!, gue yang buka" pinta Dion saat Fanny hendak membuak pintu mobil.

"Dasar alay, gue masih bisa buka sendiri" gumam Fanny saat Dion sudah membuakan pintu untuknya.

"Wanita itu harus diperlakukan dengan agung" ucap Dion

"Basi ah, dasar playboy" oceh Fanny yang kini tengah merangkul lengan kanan Dion, sedangkan Dion Cuma senyum senyum bahagia.

@@@

"Gue bisa duduk sendiri Dion" Fanny kembali protes karna Dion yang sekarang tengah menarik kursi untuknya.

"Kan udah gue bilang..."

"Wanita harus diperlakukan dengan agung" Fanny memotong ucapan Dion karna dia tahu apa yang akan Dion katakan.

"Lo masih ingat kan ada huhtang sama gue?" tanya Dion saat sudah duduk dihapan Fanny mengingatkan Fanny.

"Urusan hutang aja lo inget"

"Pastilah, jadi sekarang cepat lo bayar hutang lo itu!"

Hutang yang dimaksud Dion adalah penjelasan mengenai kejadian di pernikahan Linda kemarin, tidak menunggu waktu lama , akhirnya Fanny pun menceritakan semuanya pada Dion, Dion hanya diam mendengarkan.

"Cerai aja sono, lo sama gue" Dion memberi usulan pada Fanny.

"Lo kira cerai itu gampang? Gue gak mau jadi janda juga kali"

"Lah kan ada gue, gue siap kok menampung janda kembang kaya lo" canda Dion dengan wajah cengengesannya.

"Dasar plaboy cap kapak" jawab Fanny sambil memasang wajah sok kesalnya.

@@@@

Dave tengah mondar mandir, sudah jam 11 malam tapi istrinya belum juga pulang, dari tadi dia ingin mengirim pesan untuk menanyakan keadaan Fanny tapi dia urungkan naitnay mengingat pertengkarananya dengan Fanny tadi.

'apa dia benar-benar berselingkuh?'

'apa dia melarikan diri karna aku mengatakannya murahan?'

'dasar mulut harimau, kenapa kau mengatakan itu'

Dave terus mondar mandir, batinnya memarahi kelakuannya itu. Tidak lama terdengar suara kunci panthouse nya terbuka, Dave pun dengan cepat berlari kesofa memasang wajah datar dan pura-pura fokus pada pekerjaannya di laptop.

Fanny memasuki rumah dengan wajah datarnya, dai berjalan smapbil mengehentak hentakkan kakinya tidak memperdulikan Dave dan memasuki kamar lalu menutup pintu dengan cara membanting pintu.Membuat Dave sedikit bergidik karna terkejut dengan suara pintu yang dihasilkan.

Getting Married With EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang