Merasa tak diacuhkan, Fanny sungguh benci dengan perasaan itu apalagi orang yang melakukannya adalah Dave. Dave sangat asik berbincang dengan Vega, telinga Fanny bahkan hampir tuli mendengar tiap untai kata yang Dave dan Vega lontarkan hingga menghasilkan suara bergelagar tawa. Sebenarnya disini siapa yang menjadi istrinya aku atau vega? batin Fanny. Apa Dave sengaja mengajak Fanny kesini hanya untuk melihatnya berbincang mesra dengan Vega?.
Fanny tahu Vega cantik, tubuhnya sangat bagus tidak seperti tubuh Fanny yang rata bagian depan dan belakang. Fanny yakin banyak orang yang meratapinya kasian atau malah mengira Vegalah istri Dave karena kelakuan mereka berdua.
Sudah lebih dari satu jam Fanny menjadi obat nyamuk tanpa asap, seolah-seolah Fanny lah saksi bisu hidup kemesraan Vega dan Dave. Apa mereka akan terus seperti itu? Mengabaikan Fanny yang terus berusaha memasang wajah datar agar tidak terlihat marah padahal hatinya sudah jengkel maksimal.
Fanny meloloskan nafasnya kasar, wajah datarnya mulai kusut ditambah lagi dia mulai mengantuk mendengar obrolan Vega dan Dave. Rasanya Fanny ingin mengajak Dave pulang saat ini juga jika tidak memikirkan yang namanya etika.
"Dave, sepertinya ponakanmu sudah sangat mengantuk" suara Vega terdengar membicarakan Fanny.
"Stephy kamu sudah mengantuk? Kalau begitu kita pulang sekarang" ajak Dave dengan wajah datar yang membuat Fanny semakin kesal padahal saat berbicara dengna Vega tadi wajahnya tidak henti-hentinya tersenyum. Dasar buaya.
"Tidak apa, lanjutkan saja obrolan kalian, aku bisa pulang menggunakan taksi" ujar Fanny berdusta, dia tidak ingin pulang dengan taksi, dia hanya ingin pulang bersama Dave, suaminya.
"Jangan konyol Stephy, kamu disini pergi denganku jadi pulang juga harus bersamaku. Lagi pula besok aku dan Vega masih bisa mengobrol" ucap Dave, mereka akan mengobrol lagi? Berdua? Dave memang mata keranjang lagi-lagi hanya batin Fanny yang berbicara.
"Iya Fanny, lagipula tidak baik anak kecil sepertimu pulang sendirian ditengah malam seperti ini" sambung Vega dengan penuh penekanan pada kata anak kecil.
"Ayo kita pulang sekarang. Vega kami duluan, besok kita lanjutkan lagi obrolan kita" Dave pamit dengan Vega sambil mengulum senyum penuh arti.
Susana mobil hening, Fanny memilih diam karna tidak ingin marah-marah tidak jelas didepan Dave yang mungkin akan Dave artikan sebagai cemburu. Sedangkan Dave kurang peka dengan sikap istrinya yang dari tadi beerubah menjadi sangat diam karna dirinya yang lebih mengacuhkan Vega daripada Fanny.
"Apa Vega secantik itu?" bibir kecil Fanny yang tadinya terkatup rapat akhirnya meloloskan pertanyaan.
"Tentu saja, dia sangat cantik" jawab Dave tanpa memperdulikan ekspresi Fanny yang kembali menjadi patung karena jawaban Dave yang tidak Fanny sangka itu.
Hening kembali menjalar di mobil. Fanny masih kesal dengan jawaban Dave, merasa tidak puas. Bagaimana bisa Dave dengan gamblangnya mengatakan perempuan lain cantik sementara tepat disampingnya terdapat Fanny. Apa ini yang dikatakan memulai semuanya dari awal?.
***
Menurut Dave ekpresi tidur Fanny adalah hal terlucu dan paling menggemaskan, apalagi saat ini wanita itu tengah tidur dengan dahi yang berkerut, sedangkan mulutnya meloloskan dengkuran-dengkuran halus.
Ditatapi lamat-lamat wajah kelelahan Fanny yang semakin membuatnya terlihat seperti seorang bayi. Bagaimana bisa Dave terus mengulum senyum sambil mengelus lembut dahi Fanny agar tidak terus mengkerut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Getting Married With Enemy
RomanceAku tahu kita menikah karna alasan bodoh, tapi aku ingin memperjuangkan kamu, sebagaimana Edelweis yang berjuang untuk hidup didataran tandus dengan bunga kecilnya. Aku ingin kita sama-sama memulai kahidupan baru, yang jauh dari kata gengsi untuk me...