Di kelas 10.3 kelas yang dihuni oleh Aldan pun hanya memulai kelas dengan perkenalan saja. Mungkin kelas yang lain juga seperti itu.
Dari sederetan kelas, hanya kelas 10.5 saja yang suaranya sampai terdengar kemana-mana, tertawa, teriak histeris dan lain-lain semuanya berasal dari 10.5, berbeda dengan kelas 10.3, adem anyem sejahtera aman sentausa sepanjang masa.
"Nama Ibu, ibu Givan. Salam kenal ya anak-anak. Umur ibu 39 tahun, ibu punya anak 3. Naah sekarang gantian ya kalian yang perkenalan." Jelas bu Givan di depan kelas.
"Saya Ali gibrani, punya kakak 1, adik juga 1." Kata Ali sambil berdiri kemudian duduk lagi.
"Saya Farhan Syahrul Ramdi, anak tunggal." Farhan mengacungkan tangannya sambil tersenyum.
"Saya Dedi Ganatuan."
"Aldan Raihan Aswan." Tanpa embel-embel anggota keluarga, hanya namanya saja yang ia sebut.
Aldan sudah mengira bahwa gurunya pasti menanyakan perihal lebam yang ada di pipinya.
"Pipi kamu kenapa lebam? Abis berantem?" Tanya bu Givan yang menyadari pipi Aldan lebam.
"Kena pukul." Jawab Aldan singkat.
"Berantem dimana?" Tanya Ali penasaran.
"Kena pukul." Jelas Aldan sekali lagi.
"Sudah diobati?" Tanya bu Givan yang berjalan menghampiri Aldan.
"Sudah dengan teman saya." Jawab Aldan yang berusaha tersenyum, namun kesakitan.
"Perempuan?" Tanya Ali mendekatkan wajahnya pada Aldan.
"Ya." Jawabnya malas.
Saat mendengar Aldan menjawab, teman-temannya langsung ribut dan seakan-akan tidak percaya kalau Aldan yang dingin bisa diobati oleh seorang perempuan. Padahal senyum saat mereka menyapanya saja kadang tak diacuhkan.
"Wooo ciiee Aldan punya pacar, gaya banget lo." Seru Farhan senang.
"Bukan pacar." Jawab Aldan santai.
"Lebih tepatnya mah belum. Ya ngga?" Kata Ali disusul oleh Dedi.
"Yoi, tampang lo ganteng gitu, masa ga ada yang mau. Kalau gue jadi cewe, gue mau deh dimadu." Kata Ali menyenggol pundak Aldan.
"Geli!" Seru Aldan kesal.
"Ah itu abang Aldan pipinya merah, lucu deh pengen aku cium. Cup cup cup." Goda Ali pada Aldan.
"Gue bunuh lo!" Aldan siap mendaratkan satu pukulan jika Ali masih saja mengejeknya.
"Galak banget deh abang. Makin cinta gue." Kata Farhan melambaikan tangannya dari meja depan.
"Gila." Gumam Aldan sambil kembali duduk.
"Yasudah, lanjutkan perkenalan dan kalian jangan ribut!" Kata bu Givan kembali ke mejanya.
"Nama aku Salwa Sifani."
"Aku Tamigi Wulan Sari"
Dan seterusnya. Kelas ini tidak seru seperti kelas 10.5 kelas 10.
3 seperti kelas bersifat formal, sedangkan kelas 10.5 tidak demikian. Mungkin baru awal masuk mereka masih malu-malu. Kalau sudah mulai nyaman, mungkin satu kelas akan mengenali sifat asli teman-temannya.* * *
Suasana kelas 10.5 sedang ramai, mereka tertawa bersama membicarakan kekonyolan teman-temannya.
"Eh gue pengen ke wc sumpeh." Dengan nada berbisik, Sania berbicara kepada Seren yang duduk di belakangnya.
"Ya ijin lah bego!" Kata Seren mendekatkan wajahnya ikut berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You Babe❤
RandomGue udah putusin kalau gue akan terus mencintai lo. Ya walau sikap lo yang kadang anget terus dingin lagi, gapapa lah ya. Liat rambut lo di keramaian aja udah seneng, apa lagi liat senyum lo. Gue ga tau lo suka sama siapa, atau mungkin cinta sama si...