Jangan lagi

81 11 2
                                    

Sania sudah menyiapkan dua porsi somay. Ia membawanya menuju Aldan yang sedang menatap dirinya, sementara Gabriel sedang kebingungan melayani pelanggan.

"Kedip Dan.. masa liatin gue sampe ga kedip gitu." Kata Sania duduk di depan Aldan.

"Apaan sih!" Aldan mengalihkan pandangannya dari Sania.

"Oiya lo mau ikut eskul apaan?" Tanyanya sambil menyuap somay.

"Kalau bisa sih ga usah." Aldan menghela nafas panjang sambil menutup matanya.

"Gue ikut drama aja." Sania menatap somay milik Aldan.

Sania PoV

Kok banyakan dia sih somaynya? Kolnya ada... hah ko tiga?

Author PoV

Sania menghela nafas pasrah setelah melihat jumlah kol rebus milik Aldan, ia kembali menatap piringnya, tinggal sisa dua buah potongan kol rebus.

"Jangan. Ntar hidup lo penuh drama." Aldan menyuap somaynya.

"Taekwondo?" Sania kembali memikirkan usul lain.

"Ntar lo mukulin gue lagi." Tangan Aldan hendak menusuk kol somaynya, Sania tersentak, memohon dalam hatinya agar Aldan tak memakan kol rebus itu. Dan tangan Aldan beralih pada kentang yang sedari tadi masih utuh.

"Yaudah gue ikut eskul mading aja ya?" Sania bernafas lega, ia kembali menatap kol rebus Aldan sambil terus mengunyah makanannya.

"Ga boleh." Aldan menghentakkan garpu pada piringnya.

"Duh kenapa?" Sania menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ntar lo dipilih jadi ketua mading trus tiap hari urusannya sama ketos mulu." Aldan memutar-mutar garpunya.

"Lo cemburu? Ah senangnyaaa.." Kini Sania bertopang dagu.

"Ga. Gue sih ga mau aja fansnya ketos musuhin lo." Aldan mengalihkan pandangannya ke atas.

"Ah masaaa?" Sania menatap gelagat Aldan yang terkesan sedang malu-malu.

"Tau ah!" Aldan memalingkan wajahnya kesal.

"Eh itu ada apa dijidat lo?" Kata Sania tiba-tiba.

"Hah apaan?" Tanya Aldan mulai panik.

"Ih itu ih diem dulu makanya. Wait gue yang ambil, gantian kan lo udah ngambil cabe ngontrak gue." Kata Sania berpura-pura merasa panik.

"Serah." Kata Aldan yang wajahnya kini sudah berhadapan dengan wajah Sania.

"Hi...ya!" Sania memukul pelan dahi Aldan.

Puk!

"Apa? Nyamuk?" Tanya Aldan polos sambil mengusap-usap dahinya.

"Ga ada apa-apa sih sebenernya." Sania mengidikkan bahunya dengan wajah yang seakan-akan tidak bersalah.

"Lo mukul gue? Sengaja?" Aldan mulai geram.

"Pengen aja, kalau lo nakal gue bakal mukul lo kaya gitu." Sania tersenyum manis.

"Sini!" Seru Aldan marah.

Sania mendekatkan wajahnya sesuai perintah Aldan, lalu tangan kanan Aldan menyentuh dahi Sania dan menyentilnya.

"Aww!" Teriak Sania mengusap dahinya.

"Nakal." Kata Aldan menjulurkan lidahnya.

Aldan kembali memakan somaynya, Sania memperhatikan kantin yang begitu sepi. Sania memasang senyum jahil saat matanya mendapati senior yang tertangkap basah sedang menatapnya.

With You Babe❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang