Sania berbalik badan dan kembali ke tempat duduknya. Kepalanya ia tidurkan di atas meja, dengan raut wajah muram Sania menatap jendela kelas yang menampilkan langit cerah pagi itu. Sania memperhatikan bentuk awan, terus menunggu awan berjalan perlahan.
"Haaaahh." Tiba-tiba Sania berhembus nafas panjang.
Tak lama dari itu, guru datang dan langsung menatap kepala Sania,
"Morning Sania." Ucap Mom Erda.
"Yosh! Pagi juga Mom, Mom bikin baper ih diucapin pagi kaya gitu." Sania membenarkan poninya yang berantakan.
"Hari ini Mom meminta kalian untuk berkelompok. Satu kelompok beranggotakan empat orang!" Kata Mom Erda sambil menaruh tasnya di meja guru kelas.
"Wihii!" Teriak Sania mengepalkan tangannya ke atas.
"Yang mau sekelompok sama gue sini!" Teriaknya lagi.
Dan tidak sedikit yang ingin satu kelompok dengan Sania. Kebanyakan laki-laki yang ingin sekelompok dengannya dan Sania memutuskan,
"Oke, karena ini kebanyakan. Yang menang hompimpa bakal masuk kelompok gue. Adil?"
"Gue pasti sama lo." Ucap salah satu temannya.
"Serah lo dah ceker ayam." Menepuk dahinya pelan.
Yang menang dari hompimpa itu adalah Reina, Indana, Farhan, dan Kiyo. Yang tidak masuk kelompok Sania mulai berpencar mencari kelompok lain dan sesekali Sania mendengar dengusan mereka.
"Mom! Kelompok Sania sudah. Nama kelompok perlu ditulis atau tidak?" Tanya Kiyo mengangkat tangan.
"Ya tulis." Jawab Mom Erda.
"Yang tulisan bagus deh yang nulis." Sania menyerahkan kertas.
"Jelek!" Serempak mereka berteriak pada Sania.
"Anjir, gue cantik gini dikatain jelek. Dasar daki kambing." Kata Sania berkacak pinggang.
"E-eh maksudnya tulisan kita jelek, kamu aja yang nulis." Kata Farhan gugup.
"Lo cowo kok manggilnya kamu? Lucu juga yah. Eits ga usah baper lay." Sania sedikit mengerutkan alisnya.
"Aku engga baper ko." Farhan menunduk.
"Bhak! Hahahaaa! Akuuu, akuuu pengen buang air besar nips." Teriak Sania berlari kecil di tempat.
"Anjaaayy hahaaaa." Kata Reina menutup mulut. Indana yang melihatnya hanya bisa ikut tertawa.
"Kiyo aja deh yang nulis, aku cape. Hihii." Sania menyerahkan kertas sambil melirik Farhan.
"Satu huruf dibayar goceng. Gimana?" Tantang Kiyo melipat tangannya di dada.
"Cih! Kalau kaya gitu, kapan gue kaya nya Yoyo? Hah?" Sania mendekatkan wajahnya pada Kiyo.
"Yoyo?" Kiyo menggaruk kepala heran.
"Kiyo, yoyo, kiyoyo, yoyo mamaa! Swek!" Sania mengangkat kerah bajunya.
"Apa sih!"
"Oke gue cari anggota lain yang bersedia menuliskan nama anggota kelompoknya tanpa pamrih." Kata Sania membalikkan badan, dan mulai melihat sekeliling.
"Ya gue tulis." Kata Kiyo malas.
Dan Kiyo akhirnya menulis nama anggota kelompok mereka. Sania, Reina, Indana dan Farhan sedang membicarakan tentang kaus kaki mereka.
"Ya gue sih setiap hari ganti lah." Kata Reina melipat tangannya di depan dada.
"Kalau aku dua hari sekali sih." Kata Farhan tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/86102876-288-k513752.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
With You Babe❤
RandomGue udah putusin kalau gue akan terus mencintai lo. Ya walau sikap lo yang kadang anget terus dingin lagi, gapapa lah ya. Liat rambut lo di keramaian aja udah seneng, apa lagi liat senyum lo. Gue ga tau lo suka sama siapa, atau mungkin cinta sama si...