Saat Seren menginap di rumah Sania, semua baik-baik saja layaknya dua gadis remaja yang bersaudara dan tentunya tinggal dalam satu atap.
Pada pagi hari yang cerah, Seren yang tidur satu ranjang dengan Sania terbangun. Dia melihat sahabatnya yang masih tertidur, dengan posisi 'cicak'nya itu mampu membuat Seren tertawa kecil, pasalnya rambut Sania tergerai kesegala arah. Saat Sania bangun pasti dia akan mirip dengan seekor singa.
Seren melihat jam dinding berwarna abu-abu, jam dinding itu menunjukkan pukul lima pagi. Masih ada waktu untuk siap-siap pergi ke sekolah, Seren mengambil handuk lalu berjalan menuju kamar mandi.
Sania yang tengah terlelap mulai terganggu dengan suara yang berasal dari kamar mandi.
"Mandinya jangan pake air! Brisik!" Teriak Sania yang masih terpejam.
"Terus gue mandi pake apaan?" Teriak Seren.
"Pake pasir." Jawab Sania yang merasa sudah tidak mengantuk lagi.
"Gue bukan anak ayam." Jawab Seren dengan nada normal.
"Lo induknya! Cepetan gue pengen ngeprint kertas buram!" Teriak Sania yang mulai gelisah.
Seren mempercepat gerakan mandinya, Seren sudah mengetahui bahwa yang dimaksud Sania adalah Buang Air Besar. Setelah selesai, Seren langsung memakai seragamnya di kamar mandi.
"Woy!" Sania menggedor-gedor pintu kamar mandi.
"Santai." Jawab Seren.
Setelah selesai, Seren keluar dan Sania langsung masuk melakukan kegiatan 'ngeprint'nya itu. Beberapa menit kemudian, Sania selesai dan langsung keluar kamar mandi.
"Gue kira lo ga bakal mandi." Seringai kecil muncul dibibir Seren saat melihat Sania sudah lengkap memakai seragam sekolah.
"Istri yang baik harus mandi pagi." Jawabnya spontan sambil mengambil tas merahnya. Berjalan meninggalkan Seren yang masih duduk di kasurnya.
Seren langsung mengikuti Sania keluar, di bawah tidak ada siapa-siapa. Sania dan Seren celingukan mencari orang yang biasa menyiapkan sarapan.
"Sepi." Kata Sania sambil duduk di sofa.
"Yo." Seren ikut duduk di sebelah Sania.
Sania mengambil ponsel di tasnya, segera ia mengetik pesan ke nomor Aldan.
Sania: Bangun pria tampan, jangan bilang kalau lo masih ileran?
Sania menutup ponselnya, menaruhnya disaku. Seketika itu juga ibunya keluar dari kamar yang masih mengenakan piyama.
"Pagi banget bangunnya, masih jam segini loh." Kata Cassara berjalan menuju dapur.
"Mamah kebo ih, masa kalah sama anaknya yang bangun pagi." Kata Sania mengikuti ibunya berjalan.
"Mamah cape sayang, kamu sih ga mau pijitin." Protes ibunya sambil memegang pundak.
"Mamah ga minta, istri yang baik harus mandi pagi." Kata Sania membuka kulkas.
"Berarti mamah ga baik buat ayahmu?"
"Kalau ga baik ga mungkin mamah sama ayah nikah terus bikin aku." Kata Sania menutup kulkas.
"Berarti kamu istri baik, kan mandi pagi."
"Istri Aldan mah, bukan istri baik."
Ibunya tersenyum begitupun Sania, ponsel Sania bergetar menampilkan nama Aldan.
Aldan: Udah bangun dari tadi. Ga usah ngejek lo!
Sania: Karna lo udah bangun pagi, gue kasih morning kiss lewat chat deh.
Aldan: Bego!
Sania: Benerannya nanti kalau resmi.
Aldan: Serah.Sania menutup ponselnya, berjalan menuju Seren yang tidur di sofa, melihat sahabatnya Sania langsung ikut tidur di bagian sofa lainnya. Sebelum itu, ia memasang alarm diponselnya pukul tujuh pagi.
Saat mulai merintis mimpi, mereka bangun akibat suara ponsel Sania. Bergegas mereka pamit dan langsung pergi ke sekolah, sampainya disana mereka aman karena bel baru akan berbunyi lima menit lagi.
* * *
Suasana sekolah sudah mulai sepi lantaran lima menit lagi bel masuk berbunyi. Untung saja mereka berdua datang tepat sebelum bel masuk berbunyi.
Mereka tidak tergesa-gesa menaiki tangga menuju kelasnya karena yang penting mereka sudah disekolah, bukan dijalanan akibat terjebak macet atau apapun.
"Sania kenapa telat?" Tanya Putri saat Sania dan Seren tiba di kelas.
"Biasa olahraga malem." Seringai Sania sambil menaruh tasnya.
"Olahraga apaan hayoo." Kata Reina menggoda.
"Gue abis ngeprint jadi lama." Jawab Sania sambil membenarkan kuncirannya.
"Emang ada tugas yang diprint? Ga ada ah." Tanya Putri yang mengingat-ingat tugas sekolah.
"Be-a-be." Ujar Sania pelan.
"Hah? Hahahaa aneh lo!" Kata Renia memukul pundak Sania.
"Ya lo bayangin aja kalau be-a-be diprinter pasti jadi kertas buram atau mungkin juga kertas nasi. Kalau mau jadi kertas kado, lo makan kue warna-warni. Kalau mau kertas lipat ya minum cat aneka warna." Kata Sania panjang lebar.
"Anjir lo haahaha!" Kata Reina, Putri dan Seren tertawa.
"Segitu buruknya logika lo San.. San." Ujar Reina mengejek, Sania hanya meresponnya dengan mengulat.
![](https://img.wattpad.com/cover/86102876-288-k513752.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
With You Babe❤
РазноеGue udah putusin kalau gue akan terus mencintai lo. Ya walau sikap lo yang kadang anget terus dingin lagi, gapapa lah ya. Liat rambut lo di keramaian aja udah seneng, apa lagi liat senyum lo. Gue ga tau lo suka sama siapa, atau mungkin cinta sama si...