Bab. 2

4K 50 0
                                    

KE DUA PULUH jago pedang berpita hitam yang berkhianat tersebut tak lain adalah orang-orang kepercayaan Chin Tay seng, setelah mendengar perkataan dari Sah Thian yu tadi, kemudian mendengarkan pula pembicaraan Si naga tua berekor botak dengan Thi lohan, serta merta mereka memperoleh kesan bahwa penghianatan mereka terhadap Pit bu san sesungguhnya tak lain adalah dalam rangka siasat menyiksa diri yang diatur oleh Kiamcu mereka sendiri.

Sudah barang tentu mereka tidak menjadi sangsi lagi, sambil membopong Chin Tay seng, berangkatlah orang-orang itu dengan mengikuti di belakang si naga tua berekor botak.

Thi lohan sendiri dengan menghunus sepasang goloknya memberi tanda kepada dua puluhan orang jago pedang berpita hitam yang mengikutinya, kemudian bersama-sama berangkat ke arah bukit Pit bu san.

—oooOooo—

MEMANDANG bayangan tubuh tiga orang tamunya hingga keluar dari pintu gerbang kuil Sik jin, tian, Sah Thian yu mengelus jenggotnya sambil tertawa dingin, kemudian seraya berpaling serunya:

"Heeeh, heeeh, heeeh, coba kalau aku gagal membongkar siasat busuk mereka, malam ini, kita semua niscaya akan terjebak oleh siasat busuk dari pihak Ban kiam hwee."

"Suhu, kalau kau telah berhasil membongkar siasat busuk dari Chin Tayseng, mengapa kau malah membiarkan mereka pergi dari sini?" tanya Tok Hay ji tidak habis mengerti.

Kontan saja Sah Thian yu melototkan sepasang matanya bulat-bulat:

"Berapa besar sih kepandaian silat yang kau miliki? Chin Tay seng sudah berniat melakukan gerakan penyusupan, hampir separuh dari beberapa ratus anggota jago pedang pita hitamnya telah dikerahkan ke mari. Padahal dari separuh yang dibawa ke mari boleh dibilang semuanya merupakan kekuatan inti mereka, lalu ditambah pula dengan Khong beng hweesio dan Naga tua berekor botak, bayangkan sendiri dengan kemampuan kita, sanggupkah kita hadapi kerubutan mereka itu...?

Kena dipelototi oleh gurunya, Tok hay ji segera membungkam dalam seribu bahasa dan tak berani banyak berbicara lagi.

Tiba-tiba Sah Thian yu bangkit berdiri sambil berkata lagi.

"Aku akan pergi sebentar untuk melihat keadaan mereka, siapa tahu mereka masih ada siasat lain? Kalian baik-baiklah berjaga diri di sini dan jangan sembarangan berkutik."

Tok Si cian dan Tok Hay ji serentak mengiakan bersama dengan sikap menghormat.

Dengan langkah lebar Sah Thian yu beranjak dari tempat duduknya menuju ke luar kuil, empat bocah tosu yang berdiri di depan pintu serentak bersiap-siap hendak mengikutinya.

Tapi Sah Thian yu segera berpaling sambil berseru:

"Kalianpun tetap saja tinggal di sini, aku hanya pergi sebentar saja."

Ke empat bocah tosu berbaju hitam itu kembali mengiakan dengan hormat dan benar-benar menghentikan langkahnya.

Dengan langkah lebar Sah Thian yu berjalan keluar dari ruang kuil Sik jin tian, kemudian sambil mendongakkan kepalanya ia menampilkan setitik sinar kebanggaan.

Dengan satu gerakan yang cepat ia mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya dan melejit ke depan, dalam waktu singkat bayangan tubuhnya sudah jauh sekali dari posisi semula.

Sementara dia masih menempuh perjalanan mendadak dari tepi jalan kedengaran ada orang memanggil.

"Saudara Sah, harap tunggu sebentar!"

Dengan perasaan terkejut buru-buru Sah Thian yu menghentikan langkahnya seraya berpaling.

Dari balik pepohonan berjalan keluar seorang lelaki kurus kecil berbaju hitam yang menyoren pedang di pinggangnya, sambil menjura orang itu berkata:

Persekutuan Pedang Sakti - Qin HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang