TAPI DIA SEGERA MERANGKAK bangun dan kabur lagi dengan langkah terbirit-birit tapi belum jauh dia lari, mendadak orang itu membalikkan tubuhnya dan berjalan balik kembali.
Tingkah lakunya ini betul-betul sangat aneh sehingga tanpa terasa gampang memancing perhatian orang, ketika dia berlarian kembali ketempat semula tiba tiba kakinya menjejak ke tanah, lalu tubuhnya masuk ke dalam perut bumi dan lenyap dengan begitu saja.
Setelah memandang sampai kesitu, Kam Liu cu baru berkata: "Ternyata mulut masuk menuju ke selat Tok seh sia betul-betul berada di seberang sana, posisi gua batu di mana kita berada sekarang letaknya agak tinggi, tempat semacam ini memang merupakan tempat yang paling cocok untuk mengamati gerak gerik mereka."
Tiba-tiba bayangan manusia berkelebat dari depan gua batu itu, Liu Leng poo segera membentak sambil bersiap siap mengayunkan tangannya.
Kam Liu cu segera membentak. "Ji sumoay, yang datang adalah Ou lotiang."
Sebelum Wi Tiong hong dan Tam See hoa sempat menyaksikan bayangan tubuhnya terdengar kakek Ou telah berkata sambi tertawa:
"Akhirnya kita berhasil juga menemukan tempat yang benar."Bersamaan dengan selesainya perkataan tersebut, kakek itu berjalan masuk ke dalam.
"Benarkah mulut masuk selat mereka ternyata di seberang sana?" tanya Tam See hoa.
"Benar, di depan sana merupakan gua Pek see tong yang termashur, ternyata mulut masuk mereka terletak di balik sebuah sumur yang telah mengering."
(Goa Pek see tong merupakan tempat pesiar yang amat termashur di bukit Kou lou san, terutama di musim semi atau gugur, banyak orang yang berpelancong ke situ, hingga sekarang sumur kering itu masih tetap utuh).
"Masa selat Tok Seh sia terletak di dasar sumur kering itu?" tanya Wi Tiong hong keheranan.
Liu Leng poo yang bermata tajam mendadak menyaksikan dalam genggaman kakek Ou seakan-akan memegang sesuatu, dia segera menegur:
"Lotiang benda apa sih yang berada dalam genggamanmu itu?""Benda ini baru saja kudapatkan dari depan situ coba kita periksa bersama, benda apakah ini..." ujar kakek Ou sambil menyodorkan benda tersebut ke muka.
Ternyata benda yang berada di tangan kanan berupa sebuah batu gunung sebesar kepalan, sedangkan benda yang berada di tangan kirinya berupa sebuah tabung bambu kecil.
Kam Liu cu menerima tabung bambu tersebut dari tangannya, kemudian berkata: "Tabung bambu ini mirip sekali dengan tabung yang biasanya digunakan untuk mengirim surat lewat burung merpati. Lotiang memungutnya dari mana?"
"Perkataan Kam lote memang benar, surat itu dikirim oleh Tok Hay ji dengan burung merpatinya, tapi burung itu berhasil kutimpuk sehingga rontok."
"Apakah kau timpuk dengan batu ini?" tanya Liu Leng poo sambil memperlihatkan batu tersebut.
"Tidak, batu itu diletakkan orang tadi di tepi jalan, berhubung aku merasa curiga dengan benda ini maka sekalian kubawa kemari."
Dengan berhati-hati sekali Kam Liu-cu mengeluarkan selembar kertas dari dalam tabung itu dan dibukanya, di bawah sinar rembulan tampak kertas itu berisikan beberapa tulisan yang berbunyi demikian;
"Wi Tiong hong sudah tertawan di dalam Selat."Wi Tiong hong merasa sangat keheranan setelah membaca tulisan itu, tak tahan lagi ia lantas bertanya: "Apa-apaan mereka ini?"
Kam Liu cu termenung sebentar, kemudian sahutnya:
"Kalau ditinjau dari nada pembicaraannya, berita ini seperti akan disampaikan kepada seseorang. Tapi bukankah Tok Hay ji adalah murid dari Sah Thian yu? Tidak mungkin dia sedang bersekongkol dengan seseorang, kalau begitu dia sedang memberi laporan kepada Sah Thian yu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Persekutuan Pedang Sakti - Qin Hong
ActionDalam kisah terakhir cerita "Pedang Karat Pena Beraksara" diceritakan Ban-kiam Hweecu berhasil membekuk Sah Thian Yu. Namun dalam pembicaraan selanjutnya dikatakan kalau Ban-kiam hweecu telah menerima sepucuk surat yang ditanda tangani oleh seseoran...