Bab. 21

3.4K 40 2
                                    

SEMENTARA ITU, fajar mulai menyingsing, selapis kabut pagi yang tipis menyelimuti pegunungan yang membentang di depan sana.

Rombongan pun meneruskan perjalanannya dibawah pancaran sinar fajar yang masih redup.

Lebih kurang sepertanak nasi kemudian jarak sejauh dua puluhan li jalanan bukit telah dilampaui, kini mereka telah tiba di atas sebuah puncak bukit.

Tapi berhubung semua orang tidak mengetahui jalanan di atas bukit Kou lou san tersebut, sehingga mereka pun tak tahu sudah tiba di Thian long peng atau belum?

Kakek Ou dan Kam Liu cu berjalan di paling muka, baru saja mereka hendak menghentikan langkahnya untuk memperhatikan keadaan di sekitar tempat itu...

Mendadak dari balik pepohonan siong di depan sana meluncur datang dua sosok bayangan manusia yang menghadang kepergian mereka sambil membentak :
"Siapa yang datang?"

Kakek Ou berpaling ke arah Kam Liu cu dan katanya sambil tertawa :
"Mungkin mereka adalah orang orang yang sedang menanti kedatangan kita".

Dalam sekilas pandangan saja Kam Liu cu sudah melihat dengan jelas bahwa dua orang yang berada di hadapannya adalah dua lelaki berbaju ringkas warna hijau dengan pedang tersoren di punggung, pada gagang pedang terikat pula pita berwarna hijau. Maka segera ujarnya :
"Mereka adalah orang orang dari perkumpulan Ban kiam bwee."

Sementara pembicaraan berlangsung, kedua jago pedang pita hijau itu sudah melihat pula Wi Tiong hong, buru buru mereka maju ke depan dan menyapa seraya menjura:
"Ooh rupanya Wi siauhiap telah lolos dari ancaman bahaya maut."

Wi Tiong hong segera balas memberi hormat, ujarnya:
"Kalian berdua hadir di sini, aku rasa Buyung congkoan tentu sudah berada di sini bukan?"

"Buyung congkoan datang kemari bersama-sama Kiamcu," sahut salah seorang dari jago pedang berpita hijau itu.

Mengetahui kalau Ban kiam Hwee cu pun ikut datang, Wi Tiong hong menjadi sangat gembira, cepat-cepat ia bertanya lagi:
"Kiamcu dan Buyung congkoan berada di mana sekarang?"

"Sejak kemarin malam Kiamcu dan Buyung congkoan telah masuk ke dalam selat Tok seh sia, hingga kini mereka belum juga kembali."

Jalan masuk ke selat Tok seh sia bukan terletak di tempat ini.

Tiba tiba saja Kam Liu cu teringat kembali dengan perkataan dari Liong Cay thian semalam, dia bilang akan membiarkan Lan Kun pit meneruskan sandiwaranya berperan sebagai Wi Tiong hong, hal ini dimaksudkan untuk memancing Wi Tiong hong beserta orang-orang yang ada hubungan dengannya agar masuk perangkap.

Waktu itu diapun berkata :
"Selat Tok seh sia letaknya sangat terpencil dan rahasia, kecuali Kiu tok kaucu, tak mungkin orang-orang yang lain bisa menemukannya secara gampang."

Dikatakan pula:
"Dalam urusan ini, sudah diatur persiapan lain!"

Padahal orang-orang yang yang mendapat kabar tidak berhasil menemukan selat Tok seh sia, itu berarti yang dimaksudkan Liong Cay thian sebagai sudah diatur persiapan lain adalah rencana untuk memancing para pendatang kesebuah lembah bukit yang lain, dan lembah tersebut tentulah perangkap yang telah dia persiapkan itu.

Berpikir sampai di sini, diam-diam ia menjadi cemas dan gelisah, ditinjau dari belum kembalinya Ban kiam hweecu hingga kini bisa disimpulkan bahwa mereka bisa jadi sudah termakan jebakan musuh.

Dalam pada itu, si jago pedang berpita hijau tersebut nampak kaget bercampur tercengang setelah mendengar dari Wi Tiong-hong bahwa selat Tok seh sia bukan terletak di situ.

Dia menengok sekejap ke arah rekannya, lalu berseru :
"Sungguh mengherankan sebelum masuk ke dalam selat Kiamcu telah melakukan pemeriksaan dengan seksama, terbukti kalau Toh seh sia memang terletak di sini."

Persekutuan Pedang Sakti - Qin HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang