Bab. 27 (Tamat)

4.6K 60 13
                                    

HEK SAT SENG KUN SAH THIAN YU adalah jagoan yang termasuk dalam urutan empat raja langit, sekalipun kesadaran otaknya sekarang telah lenyap (perlu diketahui, segenap jago dari Tok seh sia telah berada dalam keadaan kehilangan kesadaran pikirannya) namun ilmu silatnya masih tetap utuh.

Ketika secara tiba-tiba ia melihat datangnya sesosok bayangan tubuh yang meluncur ke arahnya, bahkan mengikuti terjangan itu terasa datangnya segulung angin pukulan maha dahsyat yang mengancam keselamatan jiwanya, cepat-cepat dia menjejakkan kakinya ke atas tanah dan segera menyingkir ke samping.

Dengan cepatnya pula kakek Ou melayang turun ke atas tanah, kepada Ma koan tojin segera ujarnya:

"Ma koan toheng, si nenek ini telah menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan kita, untuk sementara waktu kuserahkan kepadamu."

Sebelum Ma koan tojin memahami maksud perkataan itu kakek Ou telah melepaskan Kiu siang poo dan melejit kembali ke tengah udara dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat.

Dia langsung mengejar kebelakang tubuh Sah Thian yu lalu telapak tangannya diayunkan kemuka menghantam tubuh orang tersebut.

Sah Thian yu berusaha keras untuk menghindarkan diri, sayang keadaan sudah terlambat, tahu-tahu tubuhnya sudah dicengkeram dan diangkat ketengah udara oleh kakek Ou bagaikan elang yang menangkap anak ayam, menyusul kemudian tangan kirinya diayunkan ke atas tubuhnya untuk menotok jalan darah, serta merta Sah Thian yu tertotok telak dan terlempar ke atas tanah.

Kakek Ou tidak berdiam sampai di situ saja, tubuhnya segera berputar cepat dan melesat ke depan dengan menempel di atas tanah, dia langsung menyergap ke belakang tubuh si Serigala kuning bercakar racun Siu It hong kemudian jari tangannya disodokkan ke depan.

Sesungguhnya So Siu hui adalah putri kesayangan dari ketua Lam hay bun yang memiliki ilmu pedang sangat hebat, namun sayang sebagai anak perempuan tenaga dalamnya sangat terbatas. Walaupun pedang yang digunakan adalah pedang mestika yang tajam, namun dia tak mampu memapas putus cakar serigala beracun dari lawannya.

Waktu itu paras mukanya telah berubah menjadi pucat pias sementara napasnya tersengal-sengal.

Ketika secara tiba-tiba menyaksikan kakek Ou meluncur datang dengan kecepatan luar biasa, hatinya menjadi kegirangan, cepat-cepat dia berseru :
"Ooooh, empek Ou..."

"Budak cilik, kau tak perlu berteriak lagi, percuma kau memanggil-manggil kakekmu..." jengek serigala kuning bercakar racun sambil tertawa seram.

Akan tetapi sebelum perkataan itu selesai diucapkan, ia sudah mengeluh kesakitan punggungnya terhajar oleh serangan totokan jari hingga tak ampun lagi tubuhnya roboh terjengkang ke atas tanah....

So siau hui mendengus dingin, memanfaatkan kesempatan baik itu dia mengangkat pedangnya dan langsung ditusukkan ke atas ulu hati lawan.

Cepat-cepat kakek Ou menangkis serangan dari nona itu, kemudian serunya :
"Jangan kau bunuh, mereka tak lebih hanyalah orang-orang yang telah kehilangan kesadaran pikirannya."

"Tapi aku merasa amat mendongkol terhadapnya...." seru So Siau hui sambil cemberut.

"Lebih baik nona istirahatlah sejenak."

"Tidak usah," tampik So Siau hui sambil menyeka keringat dari wajahnya, "aku tidak lelah, aku akan membantu Wi sauhiap."

"Untuk menghadapi congkoan dari pasukan pedang berpita hijau Buyung Siu, kita hanya boleh menangkapnya hidup-hidup dan tak boleh sampai salah tangan sehingga melukainya. Silahkan nona beristirahat, serahkan saja orang-orang itu kepada budak tua untuk dibereskan..."

Menyusul perkataan itu, tubuhnya berputar kencang bagaikan sebuah gasingan, jari tangannya disentilkan berulang kali melancarkan serangkaian totokan udara kosong.

Persekutuan Pedang Sakti - Qin HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang