Bab. 24

2.5K 37 0
                                    

"Kalau dibilang terluka oleh semacam ilmu silat, otomatis yang dimaksudkan adalah salah satu jalan darah mereka tertotok," kata Kam Liu cu, "Atau dengan kata lain begitu jalan darahnya dibebaskan otomatis kesadaran mereka akan pulih kembali sebab jalan darah yang tertotok pasti berhubungan langsung dengan kerjanya otak yang membuat kesadaran menjadi kaku dan ingatannya kabur. Tapi...bila tidak memahami rahasianya, bagaimana mungkin kita dapat membebaskan mereka?"

"Itu sih mudah saja....." seru Kakek Ou, "Biar kuperiksa dulu, jalan darah manakah yang sudah tertotok, kemudian baru dirundingkan lebih jauh.."

"Bagaimana cara lotiang melakukan pemeriksaan?" tanya Thio Man kembali.

"Aku akan menggunakan tenaga dalamku untuk mengerakkan hawa darah mereka, dengan cara demikian segera akan kutemukan jalan darah yang tersumbat."

Sembari berkata dia segera mendekati Wi Tiong hong dan duduk bersila disisinya lalu dia tempelkan telapak tangannya di atas jalan darah pay sim hiat dan memejamkan matanya sambil menyalurkan hawa murni itu ke dalam tubuh Wi Tiong hong.

Semua orang yang hadir bersama-sama membelalakkan matanya sambil mengawasi kakek Ou siapapun tidak berbicara sehingga suasana di dalam gua itu benar-benar hening sekali.

Tapi pada saat itulah tiba-tiba nampak bayangan manusia berkelebat dari pintu gua lalu kelihatan seorang jago pedang berpita hijau masuk dengan langkah tergesa-gesa.

Begitu memberi hormat, dia segera melaporkan.

"Dibawah bukit telah muncul jejak musuh, agaknya mereka sedang bergerak menuju ke arah kita."

"Ada berapa orang?" tanya Liu leng poo.

"Masih kurang begitu jelas, tapi ada belasan lebih."

"Baik keluarlah dulu, tunggu mereka hingga tiba di depan gua sebelum dibicarakan lagi."

Jago pedang berpita hijau itu segera memberi hormat dan segera mengundurkan diri dari situ.

"Toa suheng." kata Liu leng poo kemudian. "Kau bersama Ma koan toheng dan aku keluar menghadapi musuh sedangkan saudara Tam serta adik Thio berdua berjaga-jaga di sini!"

Kam Liu cu mendongakkan kepalanya dan memperhatikan situasi sekejap, kemudian katanya;
"Kedatangan mereka terlalu cepat ji-sumoay, mari kita segera keluar untuk menyambut kedatangannya!"

Baru saja mereka bertiga keluar dari gua, tampaklah belasan sosok bayangan manusia secepat sambaran kilat telah meluncur datang dari bawah bukit sana.

Di dalam waktu singkat mereka sudah makin mendekat, tapi apa yang terlihat kemudian kontan saja membuat Kam Liu cu, Liu leng poo, serta Ma koan tojin menjadi tertegun.

Ternyata orang yang berjalan dipaling depan adalah seseorang yang memakai jubah perlente berpedang dipinggang dan berwajah semu emas, dia tak lain adalah Ban Kiam hweecu. Sementara di belakangnya mengikuti tiga orang berbaju ringan yang menggembol pedang, semuanya mempunyai pita pedang berwarna kuning karena ketiga orang itu adalah tiga diantara empat dayang kepercayaan kiamcu.

Di bagian agak belakang mengikuti seorang sastrawan setengah umur yang mengenakan jubah berwarna hijau, dia menyoren pedang yang berpita hijau pula, orangnya nampak halus lembut dan gagah karena dia tak lain adalah congkoan pasukan pedang berpita hijau dari perkumpulan Ban kiam hwee si sastrawan pemeluk pedang Buyung Siu adanya.

Di belakangnya mengikuti pula delapan orang jago pedang berpita hijau, ditengah kegelapan malam dan hembusan angin gunung, pita-pita pedang mereka kelihatan berkibar-kibar sehingga menambah kegagahan rombongan tersebut.

Kali ini rombongan tersebut muncul secara blak-blakan, tak seorangpun diantara yang mengenakan kain kerudung hitam.

Begitu melihat kemunculan Ban kiam hweecu, Ma koan tojin segera memberi hormat seraya berseru :
"Hamba menjumpai kiamcu!"

Persekutuan Pedang Sakti - Qin HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang