Bab. 19

3.2K 34 2
                                    

BELUM HABIS perkataan itu diutarakan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki manusia yang berlari masuk dengan langkah tergesa-gesa, orang itu adalah Tok Si cian, malah dalam tangannya masih menggenggam sebilah golok biru yang terhunus.

Namun ketika dia menyaksikan orang-orang yang hadir dalam ruangan, orang itu segera berdiri tertegun.

Sambil menarik muka Siang Bu ciu segera menghardik: "Muridku, ada urusan apa kau masuk tergopoh-gopoh? Hmm sungguh tak tahu aturan!"

Merah padam selembar wajah Tok Si cian karena teguran gurunya itu. dengan termangu-mangu diawasinya wajah Kam Liu cu adalah jago silat kawakan dari dunia persilatan, pengalamannya boleh dibilang amat luas dan matang, dari sikap Tok Si cian yang langsung berubah muka setelah bertemu dengannya ketika masuk ke dalam ruangan tadi, ia sudah merasakan hal-hal yang kurang wajar.

Diam-diam segera pikirnya di dalam hati: "Waaah, jangan-jangan sudah terjadi sesuatu atas saudara Wi? Tapi tak mungkin Liu sumoay telah membantu saudara Wi. Sekalipun jejak mereka ketahuan, tak mungkin mereka dibekuk lawan, kecuali kalau kedua orang itu telah berjumpa dengan racun ..."

Teringat soal racun, hatinya segera berdebar sangat keras.

Sementara itu Liong Cay thian telah mengulapkan tangannya berulang kali sambil berkata: "Loji jangan kau halangi dia, siapa tahu ia akan melaporkan sesuatu yang sangat penting."

Siang Bu ciu segera mendongakkan kepalanya dan bertanya: "Ada urusan apa kau datang kemari?"

Tok Si cian kembali menengok sekejap ke arah Kam Liu cu kemudian baru jawabnya sambil memberi hormat: "Ketika tecu mendapat giliran untuk meronda malam tadi, baru saja melakukan perondaan sampai di kaki bukit sebelah belakang, tiba-tiba telah bertemu dengan..."

"Bertemu apa?" tukas Siang Bu Ciu.

"Tecu telah bertemu dengan ... dengan ... canpwee."

"Bertemu aku?" seru Kam Liu cu dengan perasaan terkejut.

Sedangkan Siang Bun ciu segera menghardik pula dengan kening berkerut kencang: "Omong kosong, selama ini saudara Lan duduk di sini minum arak, tak selangkahpun meninggalkan tempat ini."

Atas bentakan dari gurunya itu, Tok Si cian segera menjawab dengan tergagap: "Tecu tidak bohong, malahan Lan locianpwee sempat melepaskan sebuah pukulan dahsyat ke arah tecu, andaikata tecu tidak menghindar dengan cepat, niscaya pukulan itu akan menewaskan tecu."

"Tidak mungkin peristiwa ini dapat terjadi!" bentak Siang Bu ciu penuh amarah setelah mendengar laporan dari muridnya semakin lama semakin mengawur.

Sebaliknya Kam Liu cu mengerti apa yang telah terjadi, kembali dia berpikir: "Jangan-jangan Lan Sim-hu yang asli telah datang pula ?"

Sementara dia masih berpikir, Liong Cay thian telah berkata: "Coba kau laporkan keadaan yang kau alami tadi dengan lebih terperinci dan seksama lagi !"

"Waktu itu tecu sedang mengadakan perondaan di Pek seh sia, baru saja menuruni bukit telah kulihat sesosok bayangan manusia meluncur datang dengan kecepatan tinggi. Tergerak hati tecu setelah melihat bayangan tersebut, aku mengira telah kedatangan musuh di dalam selat kita ini, maka cepat-cepat menyambutnya, setelah mendekat baru kuketahui bahwa orang itu adalah Lan locianpwee."

"Sudah kau lihat dengan jelas bahwa orang itu adalah aku?"

Sekali lagi Tok Si cian menengok sekejap ke arahnya, kemudian mengangguk: "Betul, tecu melihat dengan jelas bahwa orang itu adalah Lan locianpwe, malah di bawah ketiaknya mengempit seseorang! Waktu itu tecu segera menegurnya, 'Lan locianpwee, apakah kau berhasil membekuk mata-mata? Siapa tahu pertanyaan tecu ini sama sekali tidak digubris, malahan sewaktu melewati di sisi tecu, secara tiba-tiba saja Lan locianpwee mengayunkan telapak tangannya melepaskan sebuah bacokan maut, dengan tergopoh-gopoh tecu segera menghindarkan diri ke samping, begitu lolos, dia memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur makin jauh, karena itulah tecu pun segera datang kemari untuk memberi laporan."

Persekutuan Pedang Sakti - Qin HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang