DIA DUDUK DI SUDUT KIRI RUANGAN dengan wajahnya menghadap keluar, tapi berhubung suasana dalam ruangan masih remang-remang, lagi pula ia duduk di sudut ruangan, sehingga mimik mukanya tidak terlihat secara jelas.
Dengan suatu gerakan yang cepat Liu Leng poo menyambar lengan Liong Hiang kun dan dipegangnya erat-erat serunya kemudian :
"Kau jangan sampai terjebak oleh perangkap lawan, orang tersebut hanya sebuah orang-orangan."Sambil tertawa kakek Ou berkata pula:
"Nona Liong, coba kau lihat !"Dia segera menggerakkan telapak tangannya dan melakukan gerakan mendorong dari tempat kejauhan.
Buru buru Liong Hiang kun berseru:
"Empek tua, lakukan dengan lebih ringan!!""Kau tak usah kuatir !" jawaban kakek Ou cepat.
Ketika angin pukulan itu menumbuk di atas tubuh si raja langit bertangan keji Liong Cay thian, segera terlihatlah tubuh itu bergoyang beberapa kali namun tak sampai roboh, disaat tubuhnya sedang bergoncang inilah mendadak orang itu mengangkat kepalanya sambil membuka mulut seolah-olah hendak mengucapkan sesuatu.
Liong Hiang kun menjadi gelisah sekali, cepat-cepat dia berteriak keras :
"Dia bukan orang-orangan, dia adalah ayahku, mungkin jalan darah telah ditotok orang.."Belum selesai perkataan itu diucapkan, tiba-tiba berkumandang suara desingan angin tajam yang menderu-deru..
Ternyata dari balik mulut si Raja Langit Tangan Keji Liong Cay thian telah menyembur keluar segumpal jarum lembut bulu kerbau yang memancarkan cahaya biru. Diantara kilauan cahaya tajam yang memenuhi angkasa dalam waktu singkat, jarum-jarum lembut itu telah menyumbat habis seluruh pintu ruangan.
Dilihatnya dari cahaya biru yang terpancar keluar dari ujung-ujung jarum lembut tersebut jelas sudah kalau senjata rahasia itu telah dipolesi dengan racun yang amat keji dan mematikan korbannya, hal ini bisa dibayangkan andaikata benar-benar ada orang yang memasuki ruangan tersebut, kendatipun dia memiliki ilmu silat yang lebih hebatpun jangan harap dapat meloloskan diri dalam keadaan selamat.
Liu Leng poo segera mengerutkan dahinya rapat-rapat kemudian berseru dengan gusar.
"Benar-benar kejam dan berhati busuk orang yang menyiapkan jebakan maut ini."
Setelah meninggalkan kedua buah ruangan dengan perangkap maut tadi, rombongan jago itu menelusuri sebuah jalan setapak beralas batu menuju ke arah depan.
Kini mereka lewat sederetan bangunan rumah yang terdiri dari sembilan ruangan, semua pintu dan jendela bangunan itu tertutup rapat, terdorong oleh rasa ingin tahu, para jago segera bergerak untuk memeriksa ruangan-ruangan itu, apakah di situpun terdapat orang lain?
Hampir pada saat yang bersamaan, para jago itu bergerak menyerang setiap pintu ruangan batu itu.
Ternyata di dalam setiap ruangan tersebut terdapat penghuninya, diantaranya terdapat Wi Tiong hong, Lan Kun pit, Kam Liu cu, Thian khi cu dari Bu tong pay serta seorang hwesio tua berjubah abu-abu, mungkin seorang pendeta agung dari kuil Siau lim si.
Sudah barang tentu semua orang tersebut hanya orang-orangan gadungan, adapun tujuannya tak lain adalah untuk memancing lawan masuk perangkap.
Kembali kawanan jago itu meneruskan perjalanannya namun sepanjang jalan yang dilalui suasana amat hening, sepi dan tak kelihatan sesosok bayangan manusia pun.
Suatu ketika, Kam Liu cu mengalihkan sorot matanya dan memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, kemudian ujarnya :
"Sungguh aneh, mengapa tak kelihatan seorang manusiapun di tempat ini?""Siluman perempuan itu berdiam di dalam sebuah bangunan gedung yang amat besar," sahut Liong Hiang kun, "gedung itu masih terletak di depan sana, mari kuajak kalian kesana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Persekutuan Pedang Sakti - Qin Hong
ActionDalam kisah terakhir cerita "Pedang Karat Pena Beraksara" diceritakan Ban-kiam Hweecu berhasil membekuk Sah Thian Yu. Namun dalam pembicaraan selanjutnya dikatakan kalau Ban-kiam hweecu telah menerima sepucuk surat yang ditanda tangani oleh seseoran...