BAN KIAM HWEECU tertawa ringan.
"Asal kau tak akan melupakan aku, hatiku pasti akan puas. Engkoh Wi, akan kutunggu kedatanganmu di Kiam bun san.Seusai persoalan persoalanmu di Phu kang, segera datanglah ke Kiam bun san."
"Yaa," ia menggenggam tangannya semakin kencang.
"Lalu kapan kau baru akan datang?"
Menghadapi pertanyaan tersebut, Wi-Tiong hong menjadi tertegun dan untuk beberapa saat lamanya dia sampai tak sanggup mengucapkan sepatah katapun...
Akhirnya setelah termenung sebentar, dia baru berkata:
"Dewasa ini sukar bagiku untuk menjawab, setelah bertemu paman nanti baru dapat kujawab, karena aku kuatir masih ada persoalan yang lain."
"Kalau begitu kita berjanji selama tiga bulan saja, selewatnya tiga bulan, aku akan menunggu di Kiam bun san."
Kemudian sesudah berhenti sejenak, dia berkata lagi:
"Paling baik lagi bila pamanpun ikut datang, ia sudah banyak membantu kami, sudah sepantasnya bila aku berterima kasih kepadanya."
"Aku tidak tahu apakah paman bersedia datang, tapi aku pasti akan menempati janji."
"Kalau begitu datanglah, ayahku pasti akan gembira. Oya, engkoh Wi aku ingin menghadiahkan sesuatu untukmu."
"Kiamcu, persahabatanmu sudah cukup berharga bagiku...."
Ban kiam hweecu tidak menunggu sampai kata-kata tersebut selesai diucapkan dan dia mengeluarkan sebuah bungkusan kertas kecil yang membentuk segi empat dan diserahkan ke tangan Wi Tiong hong sambil berkata:
"Isi bungkusan itu adalah sejilid kitab ilmu pedang hasil karya kakekku, mungkin saja kitab tersebut akan bermanfaat sekali bagi usahamu untuk membalas dendam."
"Tapi, kitab itu toh kitab pusaka dari Kiamcu, aku tak boleh menerimanya."
"Kita toh bersaudara mengapa harus dibedakan antara pusaka atau bukan?" Ban-kiam hweecu mendorong tangannya pelan, "simpanlah baik-baik dan manfaatkan satu bulan yang ada untuk banyak melatih diri, bila satu bulan sudah lewat, toh masih ada kesempatan bagimu untuk mengembalikan kepadaku."
"Soal ini..." Wi Tiong hong menjadi ragu.
"Sudahlah, tak perlu ini itu lagi," tukas Ban kiam hweecu gelisah, "cepat kau simpan, apakah kau masih belum mengetahui perasaanku?"
Wi Tiong hong sungguh merasa amat berterima kasih.
"Dendam sakit hati belum sempat kubalas, Kiamcu telah banyak melepaskan kebaikan untukku, baiklah, biar aku terima pemberian ini."
Sehabis berkata, dia berniatuntuk membuka bungkusan kertas tersebut.
Buru-buru Ban kiam hweecu menghalanginya seraya berseru.
"Kau tidak boleh melihatnya sekarang, simpan saja dulu, dan lihat nanti saja."
Terpaksa Wi Tiong hong menyimpan kembali bungkusan itu ke dalam sakunya, kemudian berkata:
"Engkoh Wi jangan menyebut Kiamcu lagi padaku," tiba-tiba Ban kiam hwee, berkata sambil mendongakkan kepalanya.
Ucapan tersebut segera membuatg Wi Tiong hongj menjadi tertegun.
Sebelum ia sempat mengucapkan sesuatu Ban kiam hweecu telah berkata lagi:
"Aku bernama Sie Hui jin!"
Untuk kedua kalinya Wi Tiong hong tertegun, nama tersebut mirip sekali dengan nama perempuan.
0000O0 o
KAMU SEDANG MEMBACA
Persekutuan Pedang Sakti - Qin Hong
ActionDalam kisah terakhir cerita "Pedang Karat Pena Beraksara" diceritakan Ban-kiam Hweecu berhasil membekuk Sah Thian Yu. Namun dalam pembicaraan selanjutnya dikatakan kalau Ban-kiam hweecu telah menerima sepucuk surat yang ditanda tangani oleh seseoran...