Bab. 23

2.8K 40 1
                                    

"Hingga sekarang sudah tak sedikit jumlah orang-orang kita yang pergi tidak kembali lagi, semuanya sudah terjatuh ketangan mereka, boleh dibilang kejadian tersebut sudah merupakan suatu kerugian yang amat besar untuk pihak kita.Olehsebab itu, aku pikir bila kita dapat membekuk pula pihak lawan yang menyerang kita malam nanti, kemungkinan besar posisinya bisa sedikit berubah."

Kakek Ou segera bertepuk tangan tanda setuju, teriaknya penuh kegirangan.

"Benar....benar, nona Liu memang tidak malu disebut Cu kat Liang diantara wanita, beberapa patah katamu meski sederhana tapi penuh dengan arti yang mendalam.. prinsipmu telah membangkitkan semangat kita semua di dalam menghadapi lawan malam nanti."

Liu Leng poo segera tersenyum, katanya kemudian :
"Lotiang terlalu memuji."

Lalu sambil berpaling ke arah Ma koan Tojin ia bertanya lagi:
"Mula mula aku ingin bertanya dulu kepada toheng, sampai kini masih ada beberapa orang kiamsu yang masih berada di sini?"

"Yang datang bersama-sama kiamcu hanya tiga puluh enam orang saudara dari jago pedang berpita hijau selain dua puluh orang saudara yang pergi mengikuti khong beng taysu serta saudara To tadi, kini masih ada enam belas orang."

Liu Leng poo manggut-manggut.

"Ehmm jumlah kita masih terhitung cukup lumayan, dan sekarang aku rasa satu hal yang paling perlu kita lakukan dengan segera adalah setiap orang harus menelan obat penawar racun lebih dulu untuk mencegah jangan sampai keracunan ditengah lawan nanti."

"Kemudian langkah kedua adalah membagi tugas masing masing, di dalam hal ini aku akan membeberkan dulu masalahnya kemudian baru mengajak kalian semua untuk merundingkannya bersama-sama sebelum diambil keputusan."

"Tak usah dirundingkan lagi" sela kakek Ou cepat, "silahkan nona memberi komando, kita semua akan melaksanakannya tanpa membantah."

Kam Liu cu yang selama ini hanya membungkam diri tanpa berbicara, tiba-tiba menyela pada waktu itu.

"Ji sumoay tidak usah sungkan-sungkan lagi, jika kau punya rencana baik, langsung saja diutarakan keluar"

"Siasat yang kumaksud adalah, 'Dengan palsu menjadi kenyataan'. Makoan totiang bersama saudara Tam, adik dari keluarga Thio serta delapan jago pedang berpita hijau berjaga-jaga di dalam gua batu ini, andaikata ada musuh tangguh yang menyerang gua, biar toa suheng dan aku yang keluar menghadapinya. Ma koan totiang hanya berjaga-jaga sambil melindungi kami dari sergapan lawan, asalkan musuh tidak menerjang masuk ke dalam gua, kita jangan sekali-kali turun tangan...."

Ma koan totiang adalah seorang jago kawakan yang sudah berpengalaman luas di dalam dunia persilatan, dia pun pandai sekali mengatur siasat, maka setelah mendengar pembicaraan dari Liu Leng poo tersebut, dia mengerti bahwa nona itu berniat mempertahankan gua batu ini.

Padahal gua batu itu hanya merupakan tempat sementara untuk beristirahat, berarti tempat ini sama sekali tidak penting artinya, mengapa harus dipertahankan mati-matian?

Berpikir sampai di situ diapun segera bertanya:
"Liu lihiap minta kepada pinto untuk mempertahankan gua ini apakah ada petunjuk lain?"

"Ucapan toheng memang betul.." kata Liu Leng poo sambil tertawa "Gua ini mempunyai kegunaan lain bagiku."

Kemudian setelah berhenti sejenak, dia berkata lebih jauh:
"Sedangkan delapan orang jago pedang berpita hijau lainnya, harap toheng perintahkan untuk bersembunyi disisi kiri dan kanan hutan di luar gua sana. Tanpa mendapat perintah, mereka dilarang untuk menampakkan diri."

"Pinto terima perintah."

"Enci Liu" seru Lak jiu im eng Thio Man pula, "Tam tayhiap serta siau moay yang bertugas menjaga di dalam gua kan tak ada pekerjaan?"

Persekutuan Pedang Sakti - Qin HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang