Bab. 18

2.1K 29 3
                                    

Wi Tiong hong segera manggut-manggut ke arahnya.

Setelah tertawa rahasia, bocah kecil itu berkata lagi: "Barusan nona Liong telah datang kemari, tapi berhubung siauhiap masih tidur maka hamba tak berani mengusikmu."

"Nona Liong yang dimaksudkan olehnya mungkin putri dari Liong Cay-thian? Tapi... tidak benar, putri Liong Cay Thian adalah Tok seh siacu, sudah sepantasnya bila orang ini memanggil siacu kepadanya, atau mungkin di dalam Tok seh sia masih terdapat nona lain yang kedua?"

Sejenak kemudian iapun berpikir lebih jauh.

"Yaa, benar, putri Liong Cay-thian yang menyaru sebagai Tok seh siacu tentu selalu muncul dengan tampang seorang kakek berjenggot putih dan berjubah hitam, rahasia ini pun tidak diketahui oleh Sah Thian-yu yang berkedudukan tinggi, mana mungkin seorang kacung bisa turut mengetahuinya? Mungkin semua orang Tok seh sia ada yang menyangka kalau siacu mereka yang sebenarnya adalah hasil penyaruan dari nona Liong."

Sementara itu, si kacung yang tidak menemukan suatu reaksi dari Wi Tiong hong segera berkata lagi sambil tertawa paksa:

"Nona Liong bilang. sebentar lagi dia akan datang kembali."

"Ehmm, aku tahu, ada urusan apa dia datang mencariku?" Kata Wi Tiong-hong dengan wajah tanpa emosi.

"Nona Liong bilang, kemarin dia telah berjanji denganmu, maka pagi-pagi buta begini sudah datang kemari."

"Kemarin sudah berjanji?"

Diam-diam Wi Tiong hong tertegun setelah mendengar perkataan itu, dia tak tahu apa janji nona Liong dengan Lan Kun-pit?

Maka dengan suara lirih diapun berbisik; "Benarkah dia adalah putri dari sang Huhoat?"

Pertanyaan ini diajukan sedikit menyerempet bahaya. namun wajahnya berlagak se-akan-akan tidak mempunyai sesuatu maksud tertentu dengan pertanyaannya itu.

Si kacung semakin terperanjat lagi, dia balik bertanya:

"Apakah nona Liong tidak pernah memberitahukan soal ini kepadamu. .?"

"Tidak!" Wi Tiong-hong menggeleng.

"Bila ia tidak memberitahukan kepadamu. Hamba pun tak berani berbicara."

"Kau sangat takut kepadanya?"

"Yaa, setiap orang yang berada dalam selat ini sama-sama takut kepadanya, sebab nona Liong adalah murid dari siacu."

Bagaimana pun juga dia adalah seorang bocah, sekalipun di mulut mengatakan tak berani berbicara, toh akhirnya perkataan tersebut diutarakan juga.

Diam-diam Wi Tiong hong tertawa geli, sambil sengaja mengiakan dia berkata:

"Ooh, rupanya dia adalah murid siacu, tak heran kalau kulihat banyak orang menaruh hormat kepadanya."

Kacung itu kembali tersenyum. "Selama ini nona Liong selalu bersikap dingin dan kaku terhadap siapa pun, belum pernah bersikap demikian baik kepada orang lain. Dulu dia selalu bersembunyi dalam istana dan jarang keluar, namun semenjak kedatanganmu di sini, setiap hari nona Liong justeru datang ke sini terus."

Berbicara sampai di sini, cepat-cepat dia berseru lagi: "Hamba segera akan mengambilkan air untuk mencuci muka."

Simbil membalikkan badan cepat-cepat ia beranjak pergi dari ruangan tersebut.

Sementara itu Wi Tiong hong merasa serba salah, pikirnya kemudian di dalam hati.

"Kalau didengar dari nada pembicaraan kacung kecil itu, tampaknya secara diam-diam nona Liong sudah jatuh hati kepada Lan Kun-pit, padahal Lan Kun-pit sedang menyaru sebagai diriku, dalam hal ini, nona Liong sebagai jelmaan dari Tok seh siacu tentu sudah mengetahuinya pula sejak permulaan. Dan aku sekarang harus menyaru sebagai diriku sendiri dengan menggantikan kedudukan diri Lan Kun-pit, dalam soal lain sih masih mendingan, tapi dalam cinta kasih antara muda-mudi ini. bagaimana mungkin aku bisa mewakili Lan Kun pit untuk berpacaran?"

Persekutuan Pedang Sakti - Qin HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang