[2]🍁Perasaan yang Aneh🍁

6.6K 304 1
                                    

Assalamu'alaikum sahabat :)

Barakallah

Selamat membaca. . .
°°°°°°°°°°°°°°

Alisha sadar setelah dua jam pingsan, dia mengedarkan pandangannya keseluruh
ruangan, kepalanya terasa sangat pusing, ia memegang kepalanya yang sudah diperban itu, bayangan kecelakaan tadi kembali dalam ingatannya. Ia mencabut infus ditangannya dengan paksa sehingga punggung tangannya berdarah. Alisha dengan tertatih mencoba untuk mencari dimana keluarganya, dia menanyakan pada suster yang berjaga di bangsal
tempat ia di rawat.

"Suster, dimana keluargaku dirawat?"

"Apa keluarga anda yang dibawa kesini karna kecelakaan?"

"Iya sus, benar, dimana mereka sekarang."

"Dua orang sudah ada di kamar jenazah dan satu orang lagi koma, sekarang ada di
ruang ICU," jelas suster itu, Alisha merasa dirinya sudah tak bertulang lagi, tubuhnya
jatuh begitu saja ke lantai, suster itu segera membantunya.

"Tidak mungkin sus, tadi kami baru saja bersama, ngak mungkin sekarang mereka
ninggalin aku, ini ngak mungkin," ratap Alisha.

"Yang sabar ya mbak, semua ini sudah menjadi takdir Allah, Allah lebih menyayangi mereka, jangan berlarut-larut dalam kesedihan ini mbak, tugas kita yang hidup sekarang adalah mendo'akan mereka yang sudah lebih dulu meninggalkan kita," kata suster
berkerudung putih itu, ia menatap kasihan pada Alisha.

"Aku takut hidup sendiri, aku tidak siap ditinggalkan mereka."

"Di alam kubur nanti kita sendirian mbak, tidak akan ada yang menemani kita, ini
ujian dari Allah untuk kita. Kita ini semuanya akan menghadap-Nya, jadi jangan seperti ini." Alisha menghapus air matanya dan bangkit dengan bantuan suster itu.

"Terimakasih," ucap Alisha.

"Sama-sama mbak."

"Dimana ruang jenazahnya?"

"Mari saya antarkan." Alisha mengikuti langkah suster itu, saat telah berada di depan kamar jenazah, tubuhnya bergetar hebat dan jantungnya berdegub cepat. Air mata kembali membasahi pipinya.

"Ayo masuk mbak, saya tunjukkan jenazahnya."

Alisha memasuki kamar jenazah itu dengan hati yang tidak bisa digambarkan lagi, ia semakin terisak saat suster itu menunjukkan jenazah keluarganya. Ia bahkan tidak tahu siapa yang telah meninggalkannya. Entah itu kedua malaikatnya atau salah satu dari mereka. Alisha mendekati jenazah itu, "saya permisi dulu ya mbak, saya harus kembali
bekerja." Alisha hanya mengangguk.
Dengan perlahan dia membuka kain putih yang menutupi tubuh jenazah itu, ia
menutup mulutnya tak percaya. "Papa. . ." tubuh Alisha bergetar melihat papanya yang terbaring diatas ranjang itu. Ia memeluk erat tubuh itu. "Kenapa papa ninggalin Alisha paaa hiks...hiks..? Alisha kangeeenn."

Tak ingin berlama-lama, Alisha membuka kain penutup jenazah yang berada di samping papanya.

"Kenapa kalian ninggalin akuuuu. Apa kalian tidak menyayangi aku? Kenapa aku
ditinggalin maaa, paa, Alisha ngak mau kayak giniii." Tangisnya kembali pecah melihat mamanya telah menyusul papanya. Ia menciumi wajah kedua orang tuanya, hatinya sangat perih sekarang. Ia tak pernah membayangkan bahwa ia akan menjadi anak yatim piatu.

Alisha teringat suster tadi mengatakan kalau satu orang lagi ada di ruang ICU, Alisha segera menuju tempat dimana kakaknya berada. Alisha memasuki ruangan itu dengan langkah yang gontai, ia sangat pilu melihat Victor terbaring lemah seperti ini. Ia menangis di samping kakaknya.

"Kita hanya tinggal berdua kak, mama sama papa udah ngak ada." Alisha menciumi tangan Victor, begitu banyak luka di wajah Victor.

"Kakak harus sembuh, cuma kakak sekarang yang aku punya. Kakak ngak boleh ninggalin aku."

Setelah menemui Victor, Alisha kembali ke ruangannya, tak lama waktu berselang,
Erwin dan Farell datang menjenguknya. Alisha menyalami Erwin dengan santun.

"Om turut berduka cita atas kepergian kedua orang tuamu nak," ucap Erwin.

"Aku juga Sha." Alisha hanya mengangguk pelan.

"Om akan membantu kamu untuk mengurus semuanya, kamu jangan banyak pikiran ya."

"Terimakasih om."

Esoknya Erwin datang lagi menemui Alisha, ia datang untuk membantu Alisha
mengurus jenazah Rizki dan Ameerah. Erwin dan Alisha menyelenggarakan jenazah Rizki dan Ameerah, setelah semua selesai, Alisha menangis di atas makam kedua orang tuanya. Farell yang juga ada disana memeluk Alisha, ia berharap kesedihan Alisha sedikit berkurang.

"Jangan nangis lagi Sha, ikhlaskan semua yang terjadi."

"Aku kangen mereka."

"Aku tau perasaan kamu, lebih baik sekarang kita pulang, nanti kita juga harus
melihat Victor." Alisha mengusap air matanya, ada rasa aneh dalam dirinya saat dipeluk oleh Farell tadi. Perasaan yang tidak biasa.

Alisha menatap Farell yang saat ini sedang
mengemudi, Erwin sudah pergi sejak tadi karna ada pekerjaan yang menantinya, Farell mengantarkan Alisha ke rumah sakit.

"Kenapa menatapku begitu Sha?" Tanya Farell.

"Ngak papa," jawab Alisha langsung mengalihkan pandangannya.

'Kenapa ini? Perasaanku aneh sekali saat dekat dengannya.' Batin Alisha.

"O iya, apa boleh aku memanggilmu kakak?"

"Boleh, kenapa tiba-tiba ingin memanggilku begitu?"

"Karna kamu sama besar dengan kakakku, Kak Victor, jadi ngak sopan kalo aku cuma panggil nama."

"Boleh kok, manggil apa aja silahkan, asalkan jangan memanggil nama ayahku,"
Alisha tersenyum mendengar gurauan Farell.

Alisha dan Farell sampai di rumah sakit, Alisha tidak melihat kakaknya lagi di ruang
ICU. Ia menanyakan keberadaan kakaknya pada suster. Victor baru saja dibawa ke ruang inap VVIP. Mereka segera kesana menemui Victor. Victor belum juga sadarkan diri tapi kondisinya sudah mulai membaik, Alisha duduk di samping kakaknya, menunggu Victor
sadar.

"Kakak pulang aja, pasti capek karna dari tadi udah bantuin aku."

"Ngak papa Sha, aku nemenin kamu disini aja."

"Udah,aku ngak perlu di temenin, kakak pulang aja."

"Tapi Sha-"

"Aku ngak papa, kakak pulang aja."

"Ya udah, aku balik ya."

"Iya."

"Kalau butuh apa-apa kasih tau aku."

"Sip."

Farell tiba-tiba mengecup puncak kepala Alisha, mengantarkan getaran aneh
ke hatinya. Alisha kaget mendapat perlakuan seperti itu, Farell tersenyum kemudian pergi dari ruangan itu, sedang Alisha masih terpaku. Benar-benar perasaan yang aneh untuknya saat ini.

Bersambung

Jangan lupa ninggalin vote dan komennya ya sahabat fillah :) suara dan semangat dari sahabat sangat berharga :)

Salam Penulis

🍁VebiGusriyeni23🍁

Ada Kemauan Pasti Ada Jalan [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang