Assalamu'alaikum sahabat :)
Barakallah fii kum
Selamat membaca. . .
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•Harumnya masakan Alisha membuat Victor segera ingin menyantapnya, Victor dan Alisha duduk dengan santai di meja makan. Sarapan pagi mereka hari ini adalah nasi goreng tanpa kecap kesukaan Victor.
“Kakak yakin akan pergi kuliah hari ini?”
“Yakin dek, nih, kakak udah siap.”
“Apa kakak udah bisa kuliah? Aku takut jika nanti kondisi kakak menurun lagi, kan
kakak baru aja keluar dari rumah sakit.”“Kakak udah baikan kok dek, kamu ngak perlu khawatir, kakak bisa jaga diri kok.”
“Kalo ada apa-apa, kakak hubungin aku ya.”
“Siap princess kecil.” Alisha hanya tersenyum.
Setelah mengantarkan Alisha ke sekolahnya, Victor melajukan mobilnya menuju kampus tempat ia kuliah. Saat istirahat Victor memilih untuk duduk sendiri di taman, ia memikirkan bagaimana cara memberitahu Alisha mengenai hal ini, sekarang mereka tak
memiliki apa-apa lagi, dia juga bingung untuk membawa Alisha pergi dari kota ini karna sebentar lagi adiknya itu akan melaksanakan ujian nasional.“Bagaimana aku harus memberitahumu dek? Kakak ngak mungkin akan bawa kamu sekarang karna dua bulan lagi kamu akan UN.” Victor mengacak gusar rambutnya, “kakak harus menunggu kamu tamat sekolah dulu dan nanti akan segera membawamu ke Amerika, iya, ini langkah yang tepat.” Victor segera bangkit dari tempat duduknya dan akan segera pergi dari taman itu.
Pandangan Victor tertuju pada seorang lelaki yang sedang berjalan kearahnya,
pandangan kebencian dia berikan pada lelaki yang seumuran dengan papanya itu. Erwin menyapa Victor dengan ramah, Victor mencoba untuk menenangkan hatinya dan bersikap biasa pada Erwin.“Bagaimana kabarmu nak?”
‘Jangan pura-pura baik lagi padaku, dasar kau ular.’ Batin Victor.
“Baik,” jawabnya ketus.
“Aku ingin membicarakan hal yang penting padamu nak, duduklah dulu.” Victor
menurutinya dengan duduk di samping Erwin.“Mau bicara apa?” Tanya Victor yang tidak suka berdekatan dengan Erwin.
“Aku ingin membicarakan sesuatu mengenai…”
“Perjodohan aku dengan putrimu?”
“Apa Rizki sudah memberitahumu?”
“Sudah, papa juga sudah memberitahuku betapa liciknya dirimu, jadi tolong jangan
berpura-pura baik lagi dihadapanku karna aku muak dengan kepura-puraanmu itu. Aku juga tidak sudi menikahi putrimu itu,” Victor mengucapkannya dengan penuh ketenangan tanpa menatap Erwin.Erwin tertawa, seolah-olah yang disampaikan Victor adalah lelucon belaka.
“Tenanglah dulu nak, aku akan memberikan seluruh harta milik papamu, setelah kau menerima persyaratanku.”
“Harus berapa kali aku katakan padamu, kalau aku tidak mau. Aku sudah mencintai
perempuan lain dan papa juga sudah menjodohkan aku dengan perempuan yang jauh lebih baik dari anakmu, jika kau mau, ambil saja seluruh harta itu karna aku tidak takut kehilangan semua itu.”“Kau jangan terlalu egois nak, pikirkanlah nasib adikmu, mungkin kau tidak
memerlukan harta itu tapi adikmu pasti sangat membutuhkannya, sama kita tau bahwa adikmu anak yang sangat manja, apa kau tidak kasihan padanya jika harus hidup terlunta-lunta?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Kemauan Pasti Ada Jalan [Telah Terbit]
SpiritualCerita ini ana revisi lagi ya sahabat. Akan ada nama tokoh dan alur yang sedikit dirubah dan akan di publikasi secara lengkap kembali :) Jangan lupa komen dan votenya ya :) suara sahabat sangat berharga :) Meraih cita-cita tak semudah membalikkan t...