Assalamu'alaikum sahabat fillah :)
Barakallah
Selamat membaca. . .
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•Kesadaran Victor membuat Alisha kembali semangat menjalani kehidupannya. Sudah berhari-hari ia menjalani semuanya sendiri, bahkan teman-temannya pun tidak bisa menghiburnya. Alisha sangat bahagia melihat kondisi Victor yang makin hari makin membaik. Alisha menceritakan semua yang telah ia jalani selama Victor koma, juga kepergian kedua orang tuanya.
“Papa sama mama udah ninggalin kita kak, sekarang Alisha cuma punya kakak,
kakak cepat sembuh ya, jangan tinggalin Alisha sendiri.” Alisha memeluk Victor yang masih setia berbaring dengan infus dan oksigen yang melekat ditubuhnya, Victor mengusap lembut kepala Alisha.“Kakak juga sedih ya?”
“Kakak ngak sedih kok.”
“Jangan bohong, aku tau kalau kakak sedih.”
“Kalau kakak sedih, kamu sedih, terus siapa yang ngehibur kita lagi? Papa sama
mama kan udah ngak ada.”“Aku sayang kakak, aku ngak mau kakak pergi juga ninggalin aku.” Alisha kembali
terisak dalam pelukan Victor, Victor juga sangat sedih dengan kepergian kedua orang tuanya, anak mana yang tidak sedih jika ditinggal kedua orang tua. Namun, Victor berusaha untuk tampak tegar demi Alisha, adik kesayangannya.“Kakak juga sayang kamu dek, kamu harus jadi perempuan kebanggaan kami
semua.” Alisha mengangguk dan menatap Victor sendu.“Kenapa ya kak, kebahagiaan kita cepat banget berakhir?”
“Kebahagiaan kita ngak berakhir kok dek, ini adalah jembatan untuk menuju pada
kebahagiaan yang sesungguhnya.”“Apa masih ada kebahagiaan buat kita? Setelah sumber kebahagiaan kita udah
pergi?”“Akan banyak kebahagiaan yang menanti kita dek, kamu harus percaya itu.”
“Aku percaya kak, makanya, kakak ngak boleh ninggalin aku, kakak harus janji
untuk tetap di samping aku, kita akan raih kebahagiaan itu sama-sama.”“Kakak janji sayang.”
Victor mengangkat jari kelingkingnya pada Alisha, Alisha menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Victor.
🌿🌿🌿
Setelah hampir satu bulan dirawat, Victor akhirnya diperbolehkan untuk pulang.
Alisha mengemasi semua barang-barang yang dirasa perlu untuk dibawa pulang,
sedangkan Victor hanya menonton televisi di atas ranjangnya. Ia tidak dibolehkan untuk banyak bergerak oleh Alisha.Seorang lelaki yang berpakaian putih memasuki ruangan itu dan menyapa Alisha ramah.
“Sudah siap untuk pulang?”
“Sudah dok.”
“Obatnya sudah diambil?”
“Ini saya mau ambil sekarang, tadi saya beres-beres, boleh saya titip kakak saya
dok.”“Iya, pergilah,” ucap dokter itu sambil tersenyum.
Alisha pergi untuk mengambil obat Victor dan meninggalkan dokter itu berdua
dengan Victor. Dokter paruh baya itu mendekati Victor.“Bagaimana dengan keadaanmu sekarang?”
“Alhamdulillah, saya sudah agak mendingan dok,” jawab Victor.
“Syukurlah kalau begitu, saya kesini ingin menyampaikan wasiat dari ayah anda.”
“Wasiat?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Kemauan Pasti Ada Jalan [Telah Terbit]
SpiritualeCerita ini ana revisi lagi ya sahabat. Akan ada nama tokoh dan alur yang sedikit dirubah dan akan di publikasi secara lengkap kembali :) Jangan lupa komen dan votenya ya :) suara sahabat sangat berharga :) Meraih cita-cita tak semudah membalikkan t...