[17]🍁Hukuman🍁

3.6K 219 19
                                    

Assalamu'alaikum sahabat fillah :)

Barakallah

Selamat membaca. . .
°°°°°°°°°°°°°°

Alisha menjemur semua pakaian Ica dan Nelma, ia kembali ke kamarnya untuk
istirahat. Badannya sangat pegal, untung saja tadi Ulfa membantu, jadi pekerjaannya
sedikit berkurang. Setibanya di kamar, Alisha melihat kedua kakak kamar yang jahat itu sudah tertidur, Ulfa juga tidak ada di kamarnya. Alisha melihat banyak sampah cokelat berserakan di dekat tempat tidurnya, ia bersihkan semua sampah dan mengganti seprai tempat
tidurnya.

Alisha memberanikan diri untuk melihat bingkisan itu, ia begitu yakin bahwa
bingkisan itu memang untuknya. Alisha memeriksa isi bingkisan itu dan di dalamnya ada bunga tulip dan sebuah surat. Dengan perlahan Alisha mengambil dan membaca surat itu di atas tempat tidurnya.

Assalamualaikum Alisha
Bagaimana kabarmu? Semoga kamu baik-baik aja ya di pesantren, belajar
yang rajin. Ingat, apapun yang terjadi, semangat untuk menuntut ilmu tidak boleh
surut. Selalu menjadi perempuan kebanggaanku dan orang-orang yang selalu menyayangimu. Selalu nantikan cokelat dan bunga dariku. O iya, cokelatnya
jangan dimakan terus ya, nanti kamu bisa gendut dan jelek, makannya dikit-dikit
aja. Suatu saat aku akan menemuimu, disini aku selalu berdoa untukmu Sha.
Capai apa yang kamu cita-citakan, jangan pernah putus asa, pesantren bukan
penghambat cita-cita kamu. Jika ada kemauan, Allah pasti akan berikan jalan.

Salam sayang

Hamba Allah

Alisha menangis membaca surat itu, ia sangat merindukan kakaknya, karna itu
memang kata-kata yang selalu Victor ucapkan padanya.

Kamu siapa? Kenapa aku begitu merindukan pertemuan denganmu. Aku merasa sosok kakakku hadir dalam setiap bingkisan dan ucapanmu, lirih Alisha.

Ulfa datang dengan membawa sebuah novel ditangannya, sepertinya dia habis
membaca novel di tempat yang dia rasa nyaman. Ulfa melihat mata Alisha yang sudah merah karna menangis.

Tatapan Ulfa masih tetap sama, ia tak sedikitpun merasa simpati ataupun ingin menghibur Alisha.

Kenapa nangis? Ngak kuat ya tinggal disini? Tanya Ulfa tanpa menatap lawan
bicaranya.

Enggak, aku hanya merindukan kakakku.

Ooh.

Alisha berjalan mendekati Ulfa dan langsung memeluk erat Ulfa. Ulfa kaget dan bingung, Alisha terisak di bahu Ulfa.

Kamu kenapa? Main peluk-peluk aja, memangnya aku ini mamamu?

Bentar aja kak. Ulfa hanya diam tak membalas pelukan Alisha. Ia membiarkan
Alisha merasa lebih tenang dulu. Setelah merasa sedikit tenang, Alisha melepas pelukannya dan tersenyum pada Ulfa, tapi Ulfa sama sekali tidak menggubris senyuman Alisha.

Alisha kembali ke tempat tidurnya dan merebahkan diri, ia menunggu waktu maghrib datang sedangkan Ulfa kembali menelaah pelajarannya.

Apapun yang kamu rasakan, tetap ingat Allah bersamamu. Allah berikan kita hati
bukan hanya untuk merindu tapi juga untuk mengingat Sang Pemiliknya, kata Ulfa pada Alisha, Alisha melihat Ulfa dan tersenyum, tak disangka, Ulfa membalas senyumannya. Ini pertama kalinya Alisha melihat senyuman Ulfa.

Ada Kemauan Pasti Ada Jalan [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang