Assalamu'alaikum sahabat kabarnya gimana? Semoga selalu dalam lindungan Allah ta'ala ya. Allahumma amin :)
Barakallah sahabat :)
Selamat membaca. . .
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•"Ngapain coba lo bawa gue kesini Baal? Pake bohong lagi sama Alisha dan kak Habib." Gerutu Tiara saat Iqbaal membawanya duduk di bangku taman Jam Gadang Bukittinggi. Iqbaal masih bersikap dingin pada Tiara sama seperti sebelum mereka pergi menjemput Alisha. Tiara juga tidak mengerti kenapa Iqbaal seperti itu padanya, padahal selama ini Iqbaal tidak pernah begitu.
"Lo kenapa sih Baal? Dari tadi lo dingin banget sama gue? Tujuan lo ngajak gue kesini itu apa? Lo sehatkan? Udah makan kan?" Runtutan pertanyaan Tiara yang tak satupun dijawab oleh Iqbaal, Tiara tambah bingung dengan perubahan sikap Iqbaal.
"Baal." Panggil Tiara lagi, kali ini Iqbaal menatap Tiara dengan tatapan tajam.
"Lo ada hubungan apa sama Mikel?" Tanya Iqbaal dengan sedingin mungkin.
"Oh jadi lo ngajak gue kesini cuma buat nanya soal ini? Ngak penting banget tau ngak." Tiara yang kesal langsung berdiri dan pergi meninggalkan Iqbaal, sebelum ia melangkah Iqbaal sudah mencengkram lengannya, sontak Tiara kaget atas perlakuan Iqbaal yang menurutnya menyakitkan itu, Iqbaal tidak pernah seperti ini sebelumnya.
"Apaan sih lo Baal, pegang-pegang gue, dosa tau ngak. Lepasin, sakit oon," ronta Tiara pada Iqbaal.
"Lo belum jawab pertanyaan dari gue bodoh," bentak Iqbaal yang membuat Tiara semakin tersulut emosi.
"LEPASIN GUE, UDAH TAU GUE BODOH KENAPA MASIH NUNGGU JAWABAN DARI ORANG BODOH KAYAK GUE, SURUH AJA NOH SI ELLA YANG JAWAB DIA KAN PINTER. GUE UDAH PACARAN SAMA MIKEL, ITU JAWABANNYA. LEPASIN TANGAN GUE." Tiara tak kalah emosinya dengan Iqbaal, ia menarik kasar tangan Iqbaal agar terlepas dari lengannya. Iqbaal merasa begitu bersalah karna sudah memarahi Tiara dan menyakitinya.
"Maafin gue Ra, gue ngak ada maksud buat nyakitin ataupun marahin lo, gue tadi kebawa emosi," jawab Iqbaal dengan penuh penyesalan, Iqbaal kembali duduk di bangku taman begitu juga dengan Tiara.
"Lo kenapa sih Baal? Lo ada masalah sama gue? Atau gue punya salah sama lo Baal? Kalo iya gue minta maaf," ujar Tiara lembut, Iqbaal menggeleng lemah dan dari wajahnya sudah terpancar raut sedih.
"Lo ngak salah kok Ra, gue nya aja yang terlalu sensitif hari ini. Mungkin karna efek patah hati kali." Iqbaal tersenyum manis pada Tiara, di mata Tiara, Iqbaal begitu sempurna, dari mereka SMP Tiara sudah menyukai Iqbaal tapi terus ia sembunyikan karena takut jika nanti rasanya itu akan diejek oleh Iqbaal. Dan dari kecil mereka berdua tidak bisa dipisahkan, jika mereka berjauhan maka salah satu dari mereka ada yang sakit.
"Lo lagi patah hati?" Iqbaal mengangguk lemah, Tiara sudah tau kenapa Iqbaal patah hati, itu pasti karna Nabila akan menikah dengan Antoni. Tiara memalingkan wajahnya dari Iqbaal, rasa hatinya jauh lebih hancur daripada Iqbaal, ingin ia menumpahkan air matanya sekarang juga namun itu tidak mungkin.
Nanti Iqbaal akan bertanya dan bisa-bisa dia keceplosan mengungkapkan perasaannya, kalo sudah begitu si Iqbaal pasti bakalan ngejek dia. Tiara berusaha menata hatinya kembali, ia tidak boleh terlihat lemah dihadapan Iqbaal.
"Lo yang sabar ya Baal, coba aja lo dari dulu deketin dia, pasti lo ngak bakalan sesakit ini," kata Tiara.
"Iya lo benar Ra, coba aja gue ngungkapin rasa gue dari dulu kedia, pasti dia ngak bakalan dimiliki orang lain. Gue pasti bisa sama-sama terus sama dia. Gue emang pengecut."
"Lo ngak boleh ngomong gitu Baal, sekarang semuanya udah terjadi dan dia juga sebentar lagi bakalan jadi milik orang lain."
"Itulah kebodohan gue, karna saking pengecutnya gue kehilangan perempuan yang gue sayangi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Kemauan Pasti Ada Jalan [Telah Terbit]
EspiritualCerita ini ana revisi lagi ya sahabat. Akan ada nama tokoh dan alur yang sedikit dirubah dan akan di publikasi secara lengkap kembali :) Jangan lupa komen dan votenya ya :) suara sahabat sangat berharga :) Meraih cita-cita tak semudah membalikkan t...