[26]🍁Beginikah Takdir🍁

3.4K 240 49
                                    

Assalamu'alaikum sahabat fillah :)

Barakallah

Selamat membaca. . .
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

"Kenapa melamun nak?" Zahira mendekati Habib yang sedang memandang keluar
jendela kamarnya. Zahira duduk di atas tempat tidur Habib, Habib duduk di lantai dengan kepala yang direbahkan di atas kedua paha ummy nya. Zahira mengelus kepala Habib dengan lembut.

"Ummy, Habib boleh cerita tidak?"

"Tentu sayang, ceritakan apapun yang kamu ingin ceritakan pada ummy."

"Apa salah jika Habib jatuh cinta my? Apa Habib berdosa dan dihukum karna rasa
cinta Habib?"

"Jatuh cinta?" Zahira tersenyum lembut mendengar pertanyaan putranya. "Jatuh cinta itu tak salah nak, rasa cinta, sayang, kasih, rindu, itu semua merupakan fitrah kita sebagai manusia, tak ada yang salah dalam jatuh cinta. Yang banyak salah itu
dalam menyikapi rasa cinta itu sendiri."

"Maksud ummy?"

"Kebanyakan dari manusia menyikapi rasa cinta itu membuat mereka terjerumus ke
lubang dosa. Mereka beranggapan bahwa rasa cinta itu diperlihatkan dengan
bersenang-senang dengan hawa nafsunya, berkhalwat dan lain sebagainya, itu baru
berdosa nak. Jika kamu hanya merasakan jatuh cinta pada seseorang, itu wajar, tapi jangan sampai rasa cinta itu membutakan hatimu dan kau lupa dengan Allah, cintamu pada seseorang tidak boleh mengalahkan cintamu pada Allah, buatlah rasa cinta itu menjadi sebuah ladang ibadah yang akan memperkuat keimananmu dan semakin mendekatkanmu pada Allah."

"Insyaallah my, rasa cinta Habib tidak akan terkalahkan pada Allah."

"Itu baru namanya anak ummy dan buya. Ngomong-ngomong, siapa yang sudah
membuat anak ummy jatuh cinta?" Habib memilih duduk di samping Zahira dan
menggenggam tangan Zahira, ia tersenyum.

"Ummy pasti tau siapa perempuan itu, perempuan yang sangat Habib kagumi
kegigihannya dan selalu Habib tata rapi namanya di dalam barisan do'a Habib, namanya selalu Habib bicarakan bersama Allah setelah ummy dan buya."

"Apa dia mantan santriwati ummy?"

"Haha ummy."

"Kalau memang dia yang kamu inginkan, ummy dan buya sangat mendukung nak."

"Sudahlah my, Habib mau ke masjid dulu, para santri pasti sedang menunggu Habib
untuk mendengarkan hafalan mereka."

"Iya, kamu nanti bilang saja sama ummy ya, kapan mau melamar Alisha, kalau bisa
secepatnya."

"Insyaallah my, ummy do'akan saja Habib."

"Selalu sayang."

Zahira keluar dari kamar Habib, Habib mengambil peci dan sarungnya, ia menatap
dirinya dicermin.

"Apa aku bisa seberani Anton dalam mengungkapkan perasaan dan niat suciku?"

Habib bertanya pada dirinya sendiri, lalu ia beristigfar sebanyak mungkin. ia menghilangkan jauh-jauh pikirannya tentang Alisha, karna gadis itu tidak halal untuk dia pikirkan saat ini. Ia segera mengambil air wudhu' dan menuju masjid untuk menyimak dan membimbing hafalan para santri. Sehabis shalat maghrib, Habib kembali ke kamarnya, ia mendapat telfon dari Anton yang katanya akan datang malam ini ke rumahnya. Tak lama
waktu berselang, suara mobil Antoni sudah terdengar, Fahim, Zahira dan Habib sudah
menyambut kedatangan mereka. Anton datang membawa kedua orang tuanya. Sebelum masuk, Habib menahan Anton dulu.

"Ada apa?" Tanya Antoni.

"Ada apa kau datang malam-malam begini ke rumahku? Membawa orang tua segala,
kau mau mengkhitbahku Nton?" bisik Habib.

Ada Kemauan Pasti Ada Jalan [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang