[30]🍁Dia Kakakku🍁

3.8K 319 123
                                    

Assalamu'alaikum sahabat fillah, maaf ya lama ngelanjutinnya, soalnya kemaren-kemaren itu lagi sibuk, semoga masih ada yang nungguin ya 😊

Barakallah 😊

Selamat membaca. . .
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Alisha dan Habib saat ini sedang berada di taman madrasah, Habib meminta pada Alisha agar dapat bicara empat mata. Alisha duduk di bangku taman madrasah, sedangkan Habib berdiri membelakangi Alisha. Habib menatap lurus ke depan, ia kembali memutar memori ingatannya ke masa dimana ia harus menghadapi semua ini. Habib mulai menjelaskan pada Alisha mengenai dirinya dan bingkisan itu.

“Saat itu, aku masih kuliah di Amerika, aku menyelesaikan S1 disana. Malam itu, tepatnya saat aku dan Anton pulang dari kampus. Kami pergi jalan-jalan ke pusat kota New York, kami mencari restoran halal di sana, tak lama kami makan. Anton permisi sebentar ke toilet. Sambil menunggu Anton, aku melihat-lihat keluar restoran, banyak mobil yang berlalu lalang disana, aku melihat ada dua mobil mewah berhenti di depan restoran tempat kami makan. Orang yang ada di dalam mobil pertama itu turun dan berjalan memasuki restoran, dari mobil yang kedua turun enam orang yang tampaknya seperti bodyguard mereka, laki-laki bertubuh besar dan berkulit hitam. Tetapi mereka hanya menunggu diluar sedangkan yang bertiga tadi masuk. Aku terus memperhatikan mereka bertiga dan salah seorang dari pemuda itu tersenyum padaku, aku hanya membalas senyumannya. Aku sempat berpikir bahwa mereka adalah orang Asia, karna dari wajahnya sangat jelas terlihat mereka bukan asli orang Amerika. Mereka bertiga duduk tepat di samping meja kami makan. Dilihat dari gerak gerik mereka dan diikuti banyak bodyguard begitu membuat aku yakin bahwa mereka bukan orang biasa, mereka adalah orang-orang penting.” Alisha hanya diam mendengarkan kelanjutan dari cerita Habib.

“Tak lama kemudian, Anton datang, kami melanjutkan makan sambil sesekali bercanda. Tanpa sengaja, aku mendengar salah satu pemuda itu berkata kepada pemuda yang tadi tersenyum padaku, nada bicaranya seperti sedang mengancam. Aku tidak tahu siapa mereka, pemuda itu mengatakan: 'Kalau kau masih ingin perusahaan itu kembali, maka kau harus ikuti apapun yang aku katakan, aku tidak ingin ada penolakan darimu.' Mereka berbicara menggunakan Bahasa Indonesia, hatiku semakin yakin, haqqul yaqin, bahwa mereka memang orang Asia tepatnya Indonesia. Mereka saat itu memiliki masalah, pemuda yang diancam tadi hanya diam menahan amarahnya, dia seakan-akan tidak dapat melakukan apa-apa.” Habib berhenti sejenak, Alisha semakin penasaran ingin mendengarkan kelanjutannya, hatinya sudah berdegub dengan kencang.

“Lalu? Bagaimana selanjutnya kak?”

“Aku dan Anton tidak ingin mendengarkan percakapan mereka, karna memang, kami tidak ingin ikut campur. Anton hanya mengajakku berbincang ringan dan sesekali bercanda, namun masih mendengar jelas jawaban dari pemuda itu setelah beberapa saat terdiam. “Kau sangat licik Farell, aku datang kesini bersamamu untuk membangun perusahaanku yang sudah hancur, aku mempercayaimu seperti saudaraku, tapi kau malah mengkhianati aku dan menjebakku disini.” Pemuda yang dipanggil Farell itu hanya tertawa sinis, yang menjawab hanya si perempuan yang ada di antara mereka. “Jangan perpanjang masalah ini sayang, kau hanya disuruh untuk menikahi aku, dengan begitu, semua perusahaanmu dan seluruh hartamu akan kembali, adikmu juga akan tenang hidup dengan bergelimang harta kembali.” Mereka terus berkata-kata dengan nada yang tinggi, aku dan Anton bingung harus berbuat apa, kami hanya berpura-pura tidak tahu saja, kami kembali melanjutkan makan malam,” kata Habib panjang lebar.

Betapa terkejutnya Alisha saat mendengar nama Farell, dadanya sangat sesak, air matanya yang mengalir dan berjatuhan dengan cepat ia hapus.

“Kalau itu Kak Farell, berarti pemuda yang bersamanya adalah kakakku, berarti kakakku selamat sampai ke Amerika.”

Ada Kemauan Pasti Ada Jalan [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang