[33]🍁Menunggu🍁

3.9K 272 58
                                    

Assalamu'alaikum sahabat fillah :) semoga masih ada yang nungguin kelanjutan cerita ini? Semoga aja ada ya :)

Barakallah. . .

Selamat membaca. . .
°°°°°°°°°°°°°°°

Hari ini Great Wall sangat sepi, karena memang bukan hari libur, coba saja kalau hari libur pasti sudah sangat banyak orang yang berdatangan kesini. Sekarang sudah menunjukkan pukul 13.00 wib, Victor membeli minuman, mereka mencari tempat yang sangat pas untuk duduk santai dan nyaman untuk ngobrol. Mereka duduk di bangku yang sudah disediakan dan menghadap ke Ngarai Sianok.

"Minum dulu dek." Alisha mengambil minuman yang diberikan Victor, ia menyandarkan kepalanya di bahu Victor.

"Kak, lanjutin cerita kakak."

"Minum dulu dek, kan capek habis kejar-kejaran."

"Udah minum, ayo cerita."

"Sebelum kakak cerita, kakak mau nanya dulu."

"Apa?"

"Kok kamu yakin aja kakak udah meninggal?" Alisha mengangkat kepalanya dan menatap Victor.

"Gimana aku ngak percaya kak, pertama, nama kakak ada di daftar orang yang meninggal dan yang kedua, polisi kasih aku dompet kakak terus aku juga melihat jasad yang katanya itu kakak."

"Kalo kakak udah jadi jenazah, lalu yang berdiri di samping kamu sekarang siapa? Hantu?"

"Iya, pangeran hantu."

"Haha baru tau kalau hantu ada pangeran juga. Terus putrinya siapa?"

"Akuu."

"Raja sama ratunya?"

"Mama sama papa."

"Tega kamu dek."

"Kenapa?"

"Berarti kita ini keluarga hantu dong."

"Hahaha ngak mau ah, nanti ngak bisa masuk surga kalo kita hantu."

"Masuk neraka kalau gitu."

"Kakak jangan becanda."

"Ya udah lanjutin cerita kamu."

"Saat aku liat jenazah itu, aku kaget kak, jenazah itu sudah hangus dan hancur, polisi bilang kalau dompet kakak berasal dari jenazah itu, jelas saja aku percaya, itu kan dompet nya kakak." Victor tersenyum mendengar penjelasan Alisha.

"Kenapa senyum-senyum? Senyum kakak itu ngak manis sama sekali, jadi ngak usah senyumin aku, aku ngak akan terpesona."

"Hahaa oke, kamu nangis saat itu."

"Pertanyaan konyol apaan tuh, ya jelaslah kak aku nangis." Alisha mencubit lengan kakaknya dan menyandarkan kepalanya kembali ke bahu Victor.

"Aku sangat takut waktu itu kak, aku ingin kakak sama aku terus, aku nyesal udah kasih kakak izin pergi ke Amerika, mending aku ngak punya apa-apa asalkan kakak terus sama aku disini." Victor merasakan kemeja yang dia pakai sudah basah karena air mata Alisha. Victor menangkup wajah Alisha dan menghapus air mata adiknya.

"Sekarang kakak udah ada disini, semua yang terjadi itu ada hikmahnya dek, kalau kakak ngak pergi ke Amerika, mungkin kakak ngak akan bisa merebut harta kita lagi dan kamu juga ngak akan ketemu sama Ella dan mondok disini, mungkin sekarang kamu ngak bakalan pake hijab."

"Iya juga ya kak, Allah itu sangat baik dan sangat tahu bagaimana cara membuat hamba-Nya bahagia dengan berbagai perjuangan. Kakak benar, kalau ini adalah jembatan menuju kebahagiaan kita."

Ada Kemauan Pasti Ada Jalan [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang