[29]🍁Terjawab Sudah🍁

4.1K 275 90
                                    

Assalamu'alaikum sahabat fillah :)

Barakallah

Selamat membaca. . .
°°°°°°°°°°°°°°

Sesampainya di pesantren, Alisha disambut hangat oleh kedua orang tua Habib. Hal ini tentu saja membuat Ulfa semakin cemburu pada Alisha. Ia terus berusaha untuk menata hatinya.

"Kamu mending sekarang istirahat ya nak, nanti ba'da maghrib buya sama ummy mau membicarakan hal penting denganmu nak."

"Baik buya, terimakasih udah menerima Alisha belajar disini lagi buya."

"Sama-sama nak, dunia ini butuh anak muda yang mempunyai semangat tinggi
dalam menuntut ilmu sepertimu nak."

"Terimakasih sekali lagi buya, kalo gitu Alisha ke asrama dulu, asaalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Alisha juga berterimakasih kepada Habib, ia mengangguk dan tersenyum, Habib juga melakukan hal yang sama pada Alisha.

Alisha masih di tempatkan di kamar yang
sama dengan Ulfa, penghuni kamar masih tetap sama. Tapi sekarang tidak ada siapa-siapa disana kecuali Alisha dan Ulfa.

"Sha, tolong bawain kitab-kitab kakak ke kamar ya, kakak mau ambil catering dulu di dapur."

"Iya kak, Alisha tarok di atas kasur Alisha ya kak."

"Iya Sha."

Ulfa pergi mengambil cateringnya, sedangkan Alisha merapikan barang-barangnya, ia mengganti seprai dan menyusun kitab-kitabnya ke dalam lemari. Ulfa sudah kembali dengan membawa makanan untuknya dan Alisha.

"Kak ambil ya kitabnya, ini kakak sekalian ambil catering kamu."

"Makasih ya kak."

"Iya Sha, sama-sama."

Ulfa membuka pintu lemarinya untuk menyusun kitab, tanpa sengaja Alisha melihat ada foto Habib di pintu lemari Ulfa dengan bertuliskan 'Habib Qalbi' (Kekasih Hatiku).

Alisha mendekati lemari Ulfa dan melihat dengan seksama foto itu, itu memang benar foto Habib.

"Kakak nyimpan fotonya Kak Habib ya?" Ulfa melihat Alisha yang sudah berada di
samping lemarinya, ia sedikit kaget. Ulfa memasang foto Habib ketika Alisha tidak ada di pondok waktu itu.

"Kakak suka ya sama Kak Habib?" Tanya Alisha lagi. Ulfa menuntup pintu lemarinya dan duduk di atas kasurnya, Ulfa meminta Alisha ikut duduk di sampingnya. Alisha berharap bahwa Ulfa menjawab tidak padanya. Ulfa memegang tangan Alisha yang sangat dingin sambil tersipu malu.

"Dari pertama kali kakak masuk kesini dan kali pertama kakak ketemu Kak Habib, kakak udah suka sama dia Sha. Dia cinta pertama kakak, dari dulu sampai sekarang kakak sangat mencintai dia. Kakak berharap, Kak Habiblah yang akan menjadi imam kakak dunia wal akhirat. Kakak sangat menyayangi Kak Habib Sha," jawab Ulfa.

Alisha sangat terkejut mendengar jawaban Ulfa, seakan tubuhnya tersengat oleh
aliran listrik ribuan volt, dadanya sesak dan lidahnya sangat kelu untuk berbicara.

Ada Kemauan Pasti Ada Jalan [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang