Shafira memandang pantulan wajahnya di balik cermin, jilbab berwarna putih senada dengan gaun yang dikenakannya benar-benar membuat semua orang pangling. Satu persatu tamu undangan memasuki gedung tempat pernikahan akan dilangsungkan. Pernikahannya dilangsungkan tepat di gedung dengan pemandangan pantai di depannya, yang diundang pun hanya kerabat dan sahabat terdekat agar acara pernikahan berlangsung dengan tenang dan khidmat, hiasan bunga daisy memberi kesan sempurna di acara pernikahannya.
Shafira memegangi kalung bunga daisy hadiah dari orang tuanya.
"Karena kamu akan diberikan cincin oleh lelaki yang akan menjadi teman hidup kamu, satu-satunya hal yang terpintas di pikiran kami adalah kalung ini. Saat anak ayah sedih, ingatlah bahwa kamu punya Allah dan kami, anak ayah ini bisa memegang kalung yang kami berikan, sebagai tanda bahwa kami akan selalu bersama kamu." Ucap Arsen, ayahnya. Ayah yang selalu melindungnya, ayah yang selalu menjadi cinta pertama bagi anak perempuannya. Jujur saja, pertama kalinya dia melihat ayahnya menangis adalah saat Afgan datang untuk melamarnya dan beliau tahu bahwa ada lelaki lain selain dirinya yang dicintai putri semata wayangnya.
"Kamu cantik sekali, Sha." Ucap Farah setelah memakaikan flower crown bunga daisy di kepala sahabatnya.
Andai saja bidadari benar-benar ada di dunia, maka Shafira sudah pasti menjadi salah satunya. Perempuan itu memiliki dua lesung pipi yang dalam, hidung yang mancung dengan bulu mata yang lentik. Bola mata perempuan itu berwarna cokelat teduh, kesan imut sekaligus manis membuatnya benar-benar bisa dicintai dalam sekali memandang. Namun, dia akhirnya menjadikan Afgan sebagai lelaki pilihannya.
Afgan adalah salah satu Dokter sekaligus teman Tesar di Rumah Sakit. Tesar dan Afgan memang tidak akrab, mereka hanya sekadar saling menyapa atau sesekali tersenyum saat bertemu di rumah sakit. Tesar lelaki dingin itu hanya memiliki dua sahabat itupun adalah teman SMAnya, baginya dua orang cukup asalkan berkualitas, toh untuk apa memiliki banyak teman, namun tidak satu frekuensi juga lari di saat kamu butuh bantuannya.
Lelaki itu memang tidak tahu bagaimana cara berbasa-basi, irit bicara, nyaris seperti manusia yang tidak bisa mengekspresikan perasaannya. Tapi, di hadapan orang tuanya dan Shafira lelaki itu menjelma menjadi sosok paling hangat di dunia. Kontras sekali perbedaannya dengan Arsen, ayahnya yang memiliki sifat hangat dan mudah akrab kepada setiap orang.
Pertemuan pertamanya dengan Afgan adalah saat dia mengantarkan kue buatan ibunya untuk Tesar. Afgan saat itu menunjukan pesonanya menyelamatkan seseorang yang di ambang maut dan Shafira menyaksikannya, meskipun Afgan tidak sehebat Tesar tetapi pesona lelaki itu tidak dapat dibohongi.
"Kira-kira Mas Afgan pangling nggak lihat aku? Nanti dikiranya aku bukan calon istrinya lagi." Canda Shafira
"Kalau Mas Afgan lihat, bisa-bisa langsung dibawa pulang kamu ke rumahnya." Perkataan itu membuat Shafira menjadi lebih percaya diri.
Dia merapikan kembali flower crown dengan hiasan bunga daisy, bunga favoritnya yang bermakna ketulusan. Di sudut kamarnya selalu ada hiasan daisy, tidak lupa di taman pribadi keluarganya yang begitu luas, bunga daisy akan selalu di temukan.
"Kamu tahu nggak Ra, kenapa aku pilih bunga daisy sebagai tema pernikahanku?" Tanya Shafira
"Karena kamu menyukainya?" Tebak Farah
"Kamu tahu makna bunga daisy kan Ra, maknanya ketulusan. Selain karena menyukainya, aku memilihnya karena aku mau kalau Mas Afgan tahu bahwa aku benar-benar tulus mencintainya dan aku tulus ingin menikah dengannya." Farah menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menyentil hidung sahabatnya.
"Paling pintar kamu bikin jomblo iri." Ucap Farah cemberut
"Makanya, kamu harus berani dong nyatain cintamu sama Dokter Tesar yang dingin itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Ternyaman
Romansa🥇#1 menangis - 2 Februari 2022 Dokter Tesar, Dokter bedah umum dengan subspesialisasi dalam operasi hepatobilier & pankreas, lelaki cerdas yang sudah lama menaruh hati kepada Shafira yang bercita-cita menjadi Penerjemah dan Penulis. Namun, lelaki i...