Pukul dua dini hari Shafira terbangun, dia tertidur di lantai pantas saja dia merasa dingin. Dia kemudian bangkit dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil segelas air kemudian meneguknya sampai habis tak tersisa. Sejenak dia merasa bahwa kedatangan Afgan hanya mimpi buruk. Namun, melihat kondisi matanya yang membengkak dia sadar bahwa kemarin malam nyata adanya. Afgan lelaki yang meninggalkannya tepat di hari pernikahan mereka mendatanginya kemarin. Ada sesak dalam dada yang lagi-lagi datang, dipukulinya dadanya berkali-kali barang sejenak sesak itu dapat berkurang tetapi hasilnya nihil, rasanya begitu sakit.
"Sakit sekali Ya Allah." Lirihnya, sungguh dia berharap sekarang Tesar berada disampingnya, dia berharap laki-laki itu memeluk, dan menguatkannya. Dia mencoba menarik napas dan menghembuskannya pelan-pelan, perasaan ini akan hilang ucapnya pada dirinya sendiri.
Dia beberapa kali belakangan sering mengikuti kajian di rumah ibu mertuanya, ada beberapa nasehat yang diingatnya selalu bahwa saat kita di dalam kondisi putus asa dan terpuruk, satu-satunya penawar untuk membuatnya lebih baik adalah mendekatkan diri kepada sang Maha segalanya, salat. Shafira mengambil wudhu dan kemudian memakai mukenah putih dengan aksen renda miliknya.
Dalam dua rakaat tahajjud itu air mata mengujur bak air sungai yang mengalir, sesak, perih bagai luka menganga yang tak sengaja tersiram air garam. Bibirnya bergetar membaca surah demi surah, do'a rukuk, i'tidal, hingga sampai pada salam. Berulang kali dia beristigfar kemudian mengangkat kedua tangannya. Jika pada kesempatan ini orang-orang akan mengatakan rentetan kalimat panjang dalam do'anya. Shafira hanya mengatakan kalimat singkat sebagai bentuk keputusasaannya. Bahkan untuk meminta banyak hal saja rasanya dia tidak punya tenaga.
"Ya Rabb, mudahkanlah jangan Engkau persulit. Tabahkan dan kuatkanlah hati hamba, beri hamba petunjukmu, berikanlah hamba hati yang lapang dan mampu memberi maaf kepada orang yang telah menyakiti hati hamba." Air mata itu luruh begitu saja seperti tidak punya kesempatan untuk keluar di hari esok.
Setelah bermunajat dan merasa puas mengeluarkan air mata Shafira mengambil ponsel yang sejak semalam tidak disentuhnya. Ada sepuluh panggilan tidak terjawab dari Tesar, dan tiga pesan tidak terbaca dari kontak yang sama.
From : Suamiku❤
Sha, bagaimana kondisi kamu? Mual-mualnya nggak datang lagi kan? Oh iya, mas hampir lupa kalau Mas belikan kamu biskuit cracker buat dimakan kalau mualnya datang lagi.
Sha, udah tidur ya sayang? Tidur yang nyenyak, tolong kasih tahu dede bayi juga kalau ayahnya rindu pakai banget.
I love you, sayang.
Rentetan pesan penuh cinta membuat sudut bibirnya terangkat selama lebih dari satu menit. Shafira mengetikkan balasan untuk pesan yang baru dibacanya.
Terima kasih Mas, maaf baru balas, aku ketiduran semalam. I love u too, and i miss you, sooooo much.
Tidak lama setelah balasan pesan dari Shafira, ponselnya berdering menandakan ponsel masuk. Ya, tebakannya benar bahwa yang menelponnya pukul dua dini hari ini adalah suaminya.
Suara serak khas bangun tidur menyapanya. "Assalamualaikum, Sha. Kok kebangun jam segini? Tidurnya nggak enak ya?" Tesar bahkan tidak memberinya waktu untuk menjawab salamnya.
"Wa'alaikumussalam Mas. Tiba-tiba kebangun aja, mungkin anak kita bangunin buat sholat tahajjud. Mas sendiri sudah sholat?" Tanya Shafira
"Alhamdulillah sudah, Sha. Pinter banget dede bangunin mamanya ya nak." Ucapnya mencoba berkomunikasi kepada anaknya.
"Mas nggak tidur ya?" Tanya Shafira, "Kasihan sekali suamiku, kurang istirahat." Ucapnya
"Tadi tidur sebentar kok, Sha. Terus kebangun karena ada pasien darurat, alhamdulillah sudah membaik. Terus pas lihat hp malah ada balasan pesan kamu. Hm, kalau Mas lagi nggak jaga, Mas udah ke sana, rindu banget. Coba Mas bisa teleportasi, pasti sekarang sudah ada di depan kamu." Shafira tersenyum mendengar celotehan panjang dari suaminya padahal mereka baru berpisah sehari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Ternyaman
Romance🥇#1 menangis - 2 Februari 2022 Dokter Tesar, Dokter bedah umum dengan subspesialisasi dalam operasi hepatobilier & pankreas, lelaki cerdas yang sudah lama menaruh hati kepada Shafira yang bercita-cita menjadi Penerjemah dan Penulis. Namun, lelaki i...