Part 14

3.9K 734 38
                                    

Setelah kedatangan teman baru di sel nya, Seulgi merasa sel nya menjadi berisik sekarang. Bukan karena gadis itu tiba-tiba baik padanya, namun karena gadis itu yang tak henti-hentinya berteriak minta di keluarkan dari sel.

Seulgi heran apa dia tak capek berteriak seperti itu terus? Seulgi sudah bilang tak akan ada yang mendengarnya dan mengeluarkannya dari sini tapi gadis itu masih saja keras kepala. Seulgi melirik ke arah gadis yang baru saja bangun dari tidurnya itu. Terlihat dia menguap dan begitu kelelahan.

"Apa tak akan ada yang mengeluarkanku dari sini?" Gumam gadis itu tiba-tiba. Tak ada sahutan dari Seulgi sampai gadis itu menoleh.

"Apa tak ada seorangpun yang datang untuk menjemputku?" Gadis itu tahu ia tak akan dipenjara jika ada seseorang yang menjemputnya karena statusnya saat ini memang bukan seorang tahanan tetap. Baju nya pun belum ia ganti seperti yang Seulgi pakai dan dia masih memakai dress nya dari kemarin.

Dia yakin polisi hanya menahannya sementara karena tindakan brutal yang ia lakukan kemarin di klub malam. Oh ayolah siapa yang tak akan melakukan hal brutal jika melihat pacar mu sedang asyik bercumbu dengan wanita lain?

"Tidak ada." Jawab Seulgi menggelengkan kepalanya. "Hhhh kenapa dia tak menjemputku ya?" keluh gadis itu. "Aku lapar."

"Sebentar lagi makan siang." Jawab Seulgi memberi tahu. "Benarkah?" Tanya gadis itu lagi yang dijawab anggukan oleh Seulgi.

Gadis itu berdiri menuju pintu sel seperti yang ia lakukan kemarin namun kali ini ia tak berteriak minta dikeluarkan. Ia hanya melihat sekeliing sel. Seulgi memperhatikan gadis itu dalam diam.

Dia masih melihat luka lebam di kaki gadis itu yang masih terlihat dengan jelas. Apa itu sakit? Tapi kenapa gadis itu sepertinya santai saja?

"Hey, apa kaki mu baik-baik saja?" Tanya Seulgi yang membuat Gadis itu menoleh. Tapi bukannya menjawab, dia malah menunduk dan melihat kondisi kaki nya.

Gadis itu jadi teringat bagaiman ia bisa mendapat luka- luka di tubuhnya dan itu membuatnya sedikit sedih sampai ia pun duduk disebelah Seulgi. "Kau punya pacar?"

"Apa pacar mu pernah memukulmu?" Tanya gadis itu lagi. Tentu saja tak pernah. Lagi pula Seulgi tak punya pacar selama ini. Pria satu satunya yang ia sukai tak pernah membalasnya. Dan tentu kalian tahu siapa orangnya.

"Tidak." Jawab Seulgi. Dia merasa gadis ini tak semenyebalkan kemarin. Sekarang gadis itu lebih diam dan Seulgi sedikit merasa kasihan pada gadis ini.

"Kalau begitu kau tak akan bisa merasakan apa yang aku rasakan." Ujar gadis itu lagi. Sebelum Seulgi sempat menjawabnya, bersamaan dengan itu, seorang polisi tiba-tiba membuka pintu sel mereka. Ini sudah jam makan siang dan waktunya mereka untuk makan membuat gadis itu langsung berdiri dan menghampiri polisi.

"Apa tak ada yang menjemputku? Aku tak akan ditahan disini kan?"

"Sejauh ini belum ada yang menjemputmu. Jadi kau masih harus disini." Tentu saja tak akan ada yang menjemputnya. Memang siapa yang akan menjemput? Keluarga saja tidak punya. Seteah itu, Seulgi dan gadis itu pun keluar dari sel untuk makan siang.

-PRISONER-


Terlihat seorang laki-laki berada di ruangan kerja nya sambil menutup kedua matanya erat. Lelaki bermata tajam itu itu tentu tak tidur. Dia hanya sedang merilekskan pikirannya karena ia tiba-tiba teringat kejadian kemarin malam saat tiba-tiba seorang gadis datang dan memukulnya secara brutal.

Jungkook, pria bermata tajam itu tak mengerti jika gadis itu marah padanya tapi ini sudah keterlaluan. Jujur Jungkook sedikit merindukannya. Wajar saja, gadis itu sudah cukup lama tinggal bersamanya di apartemen dan dia juga sudah melakukan semua hal bersama.

PRISONERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang