"Jungkook? Mengapa kau bisa disini?" Alasan Seulgi bertanya seperti itu pada Jungkook adalah karena setahunya, tempat ini tak bisa sembarangan dimasuki oleh pengunjung tahanan. Hanya orang-orang terpilih lah yang bisa masuk. Tapi kenapa Jungkook malah disini?
"Aku sudah meminta izin, jadi tidak apa-apa." Senyum Jungkook sambil mengambil kursi dan duduk di sebelah ranjang Seulgi. "Mm.. begitu." Seulgi menatap adiknya itu yang juga menatapnya. Sebenarnya, Seulgi sangat ingin menanyakan tentang Min Ri pada Jungkook tapi dia tak tahu harus mengatakan apa.
"Noona, kenapa kau melakukannya?" gadis itu menatap jungkook. Dia tahu apa maksud pertanyaan Jungkook. Dia bertanya kenapa Seulgi membunuh ayahnya kan? Apa Jungkook juga sudah tak percaya lagi pada dirinya?
"Sekeras apapun aku meyakinkan semua orang, mereka tak akan pernah percaya padaku." Seulgi mulai lelah membela diri. Ia sudah tak peduli jika semua orang menganggapnya sebagai pembunuh. Termasuk Jungkook. "Kau akan lebih percaya pada ibumu dari pada aku."
"Kita lihat saja nanti, detektif masih akan menyelidikinya." Sebenarnya, Seulgi sedikit tak mengerti dengan Jungkook. Jelas-jelas Seulgi sudah dicap sebagai seorang pembunuh tetapi kenapa dia masih saja percaya padanya? Bukan kah seharusnya dia lebih percaya pada Min Ri dan membenci Seulgi?
"Noona, apa aku boleh bertanya?"
"Tentu saja boleh. Kenapa?"
"Mmm.. salah satu detektif yang menangani kasusmu adalah teman mu yang waktu itu kan?" Tanya Jungkook tiba-tiba, kenapa Jungkook tahu tentang Jimin? Apa mereka pernah bertemu?
"Iya.. memangnya kenapa?"
"Tidak,menurutmu.. sudah sejauh mana dia menyelidiki kasus mu?" Seulgi yang mendengar ucapan Jungkook mendadak terdiam. Kenapa Jungkook tiba-tiba menanyakan hal ini? Seulgi bahkan tak tahu Jimin sudah menyelidiki kasusnya sampai mana.
"Mm.. a-aku tidak tahu. Kenapa tiba-tiba menanyakan itu?"
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin kasus ini cepat selesai Noona." Senyum pria itu mengembang. Setelah beberapa saat mereka berbincang dan terdiam, mereka berdua kemudian mendengar suara pintu yang terbuka menampilkan sosok Jimin yang berdiri di ambang pintu. Melihat ternyata Jimin yang datang, Jungkook merasa kalau ia harus pergi dari sini.
"Noona, aku pergi ya."
"Kau mau kemana? Disini saja."
"Tidak, aku pergi saja." Jimin masih memperhatikan mereka berdua di di depan pintu sampai ia melihat Jungkook yang berdiri. "Cepatlah sembuh noona. Bye."
Jungkook pun beranjak namun saat menuju pintu, tatapan jimin dan jungkook bertemu. Jimin menatapnya biasa namun ntah mengapa jimin melihat jungkook menatapnya tajam lalu menyeringai.
Tunggu, dia menyeringai? Dan Seulgi tentu saja tak melihatnya karena Jungkook menghadap ke arah Jimin. Setelah kontak mata mereka terputus, Jimin masih tak melepaskan pandangannya pada Jungkook yang mulai menjauh. Kenapa tatapannya seperti itu? Dan kenapa dia menyeringai padanya?
Seulgi tentu saja tak melihatnya
Setelah kontak mata mereka terputus, jimin masih memperhatikan punggung jungkook yg menjauh. Mengapa tatapannya seperti itu? Pikir jimin
Seulgi menyadarkan jimin karena ia tak juga masuk kedalam
"Jimin?" Seulgi menyadarkan Jimin karena pria itu yang tak kunjung masuk ke dalam dan malah asyik menatapi Jungkook yang baru saja pergi. Kenapa Jimin melihat Jungkook sampai seperti itu? "Jimin, kau tak akan masuk?" Mendengar Seulgi yang memanggilnya, Jimin langsung menoleh dan masuk ke dalam, duduk di sebelah Seulgi. Entahlah, Jimin rasa, ada yang salah dengan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRISONER
FanfictionBagaimana jika kau ditahan atas tuduhan pembunuhan yang tak kau lakukan? [#190 IN FANFICTION [030517]