Taehyung masih menatap gadis yang tadi ia pergoki sedang menelepon seseorang itu. Gadis itu terlihat sangat gugup saat Taehyung sudah menangkap basahnya karena menelepon seseorang yang mencurigakan.
Tapi kenapa dia harus gugup segala? Kalau memang bukan siapa-siapa, kenapa dia harus ketakutan seperti itu?
"Emm.. itu.. aku menelepon temanku." Bohong Chaeyeon karena memang dia sebenarnya habis menelepon Jimin.
"Benarkah? Apa Jungkook tahu kau mempunyai teman bernama Jimin?" Oh Sial! Jadi Taehyung mendengar semuanya? Apa Taehyung mendengar percakapannya dengan Jimin tadi? Bisa mati Chaeyeon jiga Taehyung melaporkan ini pada Jungkook.
Dia harus mencari cara. Tidak ada jalan lain selain memohon pada Taehyung agar pria itu tak mengadukan kejadian ini pada Jungkook. Gadis itu buru-buru beranjak mendekati Taehyung dan langsung memegang tangan pria itu.
"Kumohon. Jangan beritahu Jungkook." Taehyung menatap gadis itu. Kenapa dia memohon padanya? Dan kenapa dia melarangnya untuk tak memberitahu Jungkook? Apa ada yang disembunyikan dari Chaeyeon?
Tapi, Taehyung berpikir jika mungkin memang gadis ini sedang berbuat sesuatu. Dan berhubung dasarnya Taehyung bukan orang jahat, ia sedikit luluh melihat gadis dihadapannya ini.
Mungkin memang Taehyung harus sedikit membantunya. Dia tak bisa melihat perempuan memohon padanya apa lagi menangis karena itu mengingatkannya pada kakak perempuan yang sampai saat ini belum ia temui lagi.
"Kenapa aku harus melakukannya?"
"Aku bisa mati kalau ketahuan." Mohon Chaeyeon lagi. Ya Taehyung tahu Jungkook seperti apa meskipun dia belum lama mengenal Jungkook. Pria itu tak segan-segan membunuh siapapun yang mengkhianatinya.
"Apa itu urusanku?" Entah mengapa Taehyung suka melihat wajah memelas gadis ini. Dia hanya ingin mengerjainya sebentar.
"Kumohon.. aku belum mau mati." Taehyung sedikit menampakkan senyumnya karena melihat gadis itu memelas. Biarlah kali ini Taehyung memihak Chaeyeon karena dia juga tak ingin Jungkook menyakiti gadis ini. "Baiklah hanya kali ini saja."
***
Sehari setelah kejadian kemarin di mana dia ditendang, ditabrak, dipukuli sampai tak berdaya, Jimin terbaring lemah di rumah sakit dengan peralatan medis yang menghiasi beberapa bagian tubuhnya.
Badannya terasa remuk akibat hantaman keras yang menghancurkan mobilnya kemarin. Belum lagi saat Jungkook menginjak kuat dada nya yang mengakibatkan rasa sesak di sana. Ditambah mobil yang selalu ia pakai pun hancur tak berbentuk. Entah harus membayar berapa untuk memperbaiki mobilnya yang sudah hancur itu.
Masih terdiam dengan berbaring menatap langit kamar rumah sakit, Jimin yang sendirian di sana tiba-tiba dikagetkan oleh pintu ruangannya yang terbuka menampilkan kedua temannya sesama detektif. Ya, itu Yoongi dan Hoseok.
Begitu mereka masuk, hampir saja Hoseok memukul Jimin kalau ia tak ingat pria itu sedang dalam masa pemulihan. Jimin tahu, mereka memang khawatir dan merasa bersalah karena melakukan hal bodoh bagi keselamatannya sampai Hoseok benar-benar kesal padanya.
"Apa lagi yang kau perbuat sih? Kalau aku tak ingat kau sedang sakit aku sudah memukuli mu Jimin!" Kesal Hoseok memarahi Jimin.
Sebenarnya ini merupakan rasa kekhawatiran sahabatnya nya pada Jimin. Pria itu memang selalu keras kepala dan selalu melakukan apapun semaunya tanpa izin. Padahal dia sedang diskors tak boleh bekerja oleh Namjoon tapi dia masih saja keras kepala.
"Aku hanya bekerja sesuai pekerjaanku." Jawab Jimin santai. "Tapi Namjoon sedang men-skors mu bodoh! Kau tidak boleh bertugas." Kali ini Yoongi yang bersuara. Ya memang tapi dasarnya Jimin yang keras kepala, mereka tak bisa apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRISONER
أدب الهواةBagaimana jika kau ditahan atas tuduhan pembunuhan yang tak kau lakukan? [#190 IN FANFICTION [030517]