Flower Boys

6.4K 564 15
                                    

Hana PoV

Aku melangkahkan kakiku ke dalam sebuah rumah kokoh yang dikelilingi pagar sangat tinggi, setinggi tembok sekolahku di Gwangju. Termangu, menatap rumah mewah yang ditempati oleh kakak sepupuku dan bibi Jung.

Ah, sekarang nama keluarganya berubah menjadi bibi Kim.

Appaku adalah adik dari Appa Hoseok Oppa. Aku memanggilnya dengan sebutan Samchon.

Jung samchon meninggal saat Hoseok oppa berusia sepuluh tahun, dan aku berusia tujuh. Dibanding appa, aku lebih dekat dengan samchon karena appa sudah tiada sejak aku berusia dua tahun.

Kemudian imo menikah dengan Paman Kim, dan Paman Kim adalah duda beranak tiga. Dulu, saat Hoseok oppa berusia dua belas, ia sering meneleponku untuk menceritakan betapa baiknya keluarga Kim padanya dan ibunya.

Ia juga bercerita tentang ketiga saudara tirinya yang sudah memperlakukannya seperti saudara kandung, bahkan sampai aku bosan mendengarnya.


Hoseok oppa memang tidak berubah, selalu cerewet.

Lamunanku buyar ketika aku merasakan ada yang melepas ransel yang masih tergantung di pundakku. Aku menoleh ke belakang dan kulihat Jimin yang menatapku.

"Sudah melamunnya?" Tanyanya dengan suara yang entah mengapa sangat merdu untukku.

Aku pun gelagapan saat melihatnya terkekeh.

"Berikan padaku," kata Jimin lagi sambil menarik ranselku. Setelah mendapatkan ranselku, ia langsung berjalan meninggalkanku, menyusul Hoseok oppa yang membawakan koperku.

Kulangkahkan kakiku menuju teras rumah, dimana imo sudah menungguku.

"Aigooo, Hana-ya, lama sekali imo tak melihatmu. Lihatlah, kau sangat cantik." Kata imo, kemudian ia memelukku. Aku hanya tersenyum sambil membalas pelukannya yang nyaman dan hangat.

"Omo! Jimin-ah, kau juga disini?" Tanya imo. Jimin tersenyum dan mengangguk.

"Aku juga dari Gwangju, ahjumma." Katanya.

Imo segera mengajak kami semua masuk dan mengantarkanku ke kamarku.

Perlu diketahui, Paman Kim dan keluarganya yang baik mengijinkanku untuk tinggal bersama mereka di istana ini. Sebenarnya aku tidak enak dengan mereka, namun imo dan Hoseok oppa bersikukuh agar aku tinggal dengan mereka.

"Hmm. Jadi keluarga kita sudah lengkap. Akhirnya ada anak perempuan juga dirumah ini." Kata imo sambil mengedipkan sebelah matanya padaku.

"Imo, ada-ada saja." Kataku sambil tersenyum geli.

Ternyata ketakutanku tidak beralasan. Hoseok oppa dan imo tidak berubah. Mereka sangat baik padaku, seperti saat ketika mereka masih tinggal di Gwangju.

Aku pun mengeluarkan semua barang-barangku di kamar baruku. Barangku sangat sedikit, sehingga belum tepat tiga puluh menit aku sudah sibuk mengagumi kamar baruku sambil berbaring di ranjang yang empuk.


Kamarku bernuansa salem, warna kesukaanku dan eomma.

Meja rias broken white lengkap dengan kursinya berdiam dengan manis di sudut kanan ruangan, dan lemari dengan warna senada berdiri kokoh di sudut lainnya. Di sisi kiriku terdapat pintu, sepertinya menuju kamar mandi.

Belum selesai aku melakukan scan ruangan, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarku.

"Ne," kataku halus, kemudian membuka pintu.

AIR CONDITIONER (BTS JIMIN FF) || COMPLETED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang