Author's POV
Hujan membasahi Tokyo sore itu, membuat seorang yeoja berambut blonde sebahu berjalan dengan tergesa menuju ke tempat yang sedari tadi ingin ia kunjungi. Ia mempercepat langkahnya menjadi separuh berlari, tak menghiraukan kakinya yang sepertinya sedikit lecet karena sepatu heelsnya.
Ia mendesah lega saat ia memasuki tempat tujuannya, sebuah restoran yang baru saja dibuka setahun ini. Ia mengedarkan pandangannya, mencari seseorang di antara kerumunan pengunjung restoran.
Tak menemukan orang yang ia cari, yeoja itu pun segera melepas mantelnya yang basah dan mendudukkan diri di sudut terdalam restoran. Seorang waitress segera menghampirinya dan memberikannya buku menu.
Tanpa melirik buku menu, ia memesan secangkir caffe latte.
"Tunggu," kata yeoja itu dalam bahasa Jepang kepada sang waitress.
"Ya, ada lagi yang mau nona pesan?" Tanya waitress itu dalam bahasa Jepang juga.
"Ah, tidak jadi. Terimakasih," kata Jeon Jungmi. Jungmi melihat nametag dari waitress itu, Kim Jiwon, "Jiwon-ssi," Waitress yang ramah itu pun sedikit terkejut karena Jungmi berbicara dalam bahasa Korea.
"Aku orang Korea," kata Jungmi sambil tersenyum.
"Wah, daebak! Salam kenal, ..."
"Jungmi. Jeon Jungmi,"
"Salam kenal, Jungmi-ssi!" Kata Jiwon dengan ceria. Jungmi tersenyum dan mengangguk. Jiwon pun segera pamit, meninggalkan Jungmi yang kini sedang melihat titik-titik air hujan yang membasahi kaca restoran.
Hari ini, ia pergi dari Seoul menuju Tokyo tanpa membawa apapun selain paspor, dompet dan ponsel yang tersimpan rapi di dalam ransel kecilnya. Ia terlalu kalut mendengar bahwa pernikahannya akan dipercepat.
Ia mendesah pelan, menyesal.
Mengapa ia diam saja ketika appa Jimin dan eommanya sendiri merancang perjodohan itu?
Bahkan dulu dengan sombongnya dirinya mengira bahwa ia akan baik-baik saja bila ia dijodohkan dengan Jimin.
Itu semua karena keegoisan seorang Jeon Jungmi. Ya, dirinya menganggap semua itu adalah salahnya.
Ia sakit hati.
Ia rapuh, namun berusaha terlihat tetap tegar diluar.
Ia melanjutkan studinya di Amerika Serikat karena berusaha melupakan seseorang, yang nyatanya tak bisa ia singkirkan dari pikirannya hingga detik ini.
Sebuah kilas balik terpampang di otaknya, ketika ia berusia delapan tahun dan namja itu berusia dua belas. Dia yang tomboy, dan sang namja yang lemah lembut.
Dia jatuh cinta pada pandangan pertama.
Menginjak remaja, ia memanggil namja itu dengan sebutan 'hyung', seperti adik lelakinya memanggil namja itu.
Namun, dibalik perangai Jungmi yang cuek, tersimpan rasa mendalam pada namja lemah lembut itu. Jungmi tertawa bila ia tertawa, dan Jungmi menangis bila ia menangis.
Di suatu malam di musim semi, Jungmi mengutarakan perasaannya pada namja itu. Hanya saja, rasa itu tak berbalas, membuat Jungmi kemudian membiarkan eommanya menerima perjodohan dari keluarga Park.
Jungmi sadar, Jungmi bodoh.
Karena keegoisannya, ia membuat Jimin dan isterinya harus berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIR CONDITIONER (BTS JIMIN FF) || COMPLETED ✔
FanfictionJung Hana, wanita biasa yang terbiasa hidup seorang diri, sampai ia bertemu dengan Park Jimin. Park Jimin, pria penakluk wanita dengan reputasi yang tak terkalahkan, sampai ia bertemu dengan Jung Hana. Lalu, apa hubungan mereka berdua dengan Air Con...