Recouncil

3.7K 358 8
                                    

Jimin's POV

Untung saja tadi aku menyuap penjaga apartemen untuk mengatakan di apartemen berapa Hana tinggal. Setidaknya, aku sudah menemuinya.

Aku menyandarkan kepalaku ke setir mobil, kemudian menghembuskan nafasku kasar.

Hana sakit. Aku melihatnya memegangi kepalanya dan sesekali mengerjap-ngerjapkan mata.


Apa yang harus kulakukan?


Aku tak bisa membiarkan Hana meninggalkanku, sama seperti eomma.



Seketika, aku teringat sesuatu. Aku segera membuka ponselku, dan mencari nomor seseorang disana. Segera kuhubungi nomor yang tertera di layar ponselku, dan dalam beberapa kali nada sambung, suara seorang pria paruh baya yang berwibawa terdengar.

"Yeoboseyo?"

"Jaesuk ahjussi?" Sapa Jimin.

"Ne, Tuan Jimin."

"Panggil Jimin saja, ahjussi. Sudah berapa kali kubilang, hm?"

"Baiklah, Jimin. Ada apa menghubungi ahjussi?"

"Ehm... ahjussi, jangan mengatakan ini pada siapapun, termasuk pada appa."

"Tentu saja, lagipula ahjussi sudah tidak menjadi dokter keluargamu lagi, Jimin."

Ah, aku baru ingat. Semenjak eommaku meninggal karena kanker rahim, Yoo Jaesuk ahjussi tidak lagi menjadi dokter keluarga kami. Ia mengundurkan diri, karena Pak Tua itu menyalahkannya atas kesalahan yang tidak ia perbuat. Ia hanya menuruti kemauan eomma.


Lagipula, yang perlu disalahkan itu aku. Akulah penyebab semuanya, kan?


"Ah, benar. Aku lupa, ahjussi. Jadi... apa ahjussi tahu dokter terbaik untuk menangani kanker rahim?"

"Kanker rahim? Siapa yang menderita kanker rahim, Jimin?" Dapat kudengar nada keterkejutan yang jelas di seberang sana.

"Itu... mantan isteriku," ucapku dengan lirih.

"Mantan isteri?!" Pekik Jaesuk ahjussi. Aku hanya bergumam mengiyakan, Jaesuk ahjussi tidak tahu kalau aku pernah menikah. Begitu juga kolega-kolega dan relasi Pak Tua itu, karena pernikahanku dan Hana digelar secara tertutup.

"Ne, ahjussi. Aku sudah menikah dulu, dan..." semuanya mengalir dengan lancar. Semuanya, tidak ada yang terlewatkan. Aku merasa Jaesuk ahjussi seperti sosok appa yang sesungguhnya, yang bisa mendengar keluh kesah dan permasalahanku.

"Ahjussi turut menyesal mendengarnya, Jimin." Kata Jaesuk ahjussi. Aku tersenyum, walaupun sosok di seberang sana tak dapat melihatku.

Hening menyapa, sampai pada akhirnya dehaman Jaesuk ahjussi terdengar.

"Ahjussi tahu dokter yang dapat membantu Hana. Namun ahjussi tidak dapat menjamin kesembuhan Hana," kata Jaesuk ahjussi.

"Ne, ahjussi. Dimana aku harus menemuimu?" Tanyaku dengan cepat.

"Temui ahjussi besok di rumah sakit Daehan."Setelah berbicara beberapa saat, aku pun menutup sambungan.




Hana's POV

Aku memegang kepalaku yang kembali berdenyut. Karena bulan Juni sudah tinggal dua minggu lagi, kami jadi semakin sibuk. Aku hanya memiliki waktu tidur selama kurang dari lima jam, mengingat banyak hal yang harus kulakukan demi lancarnya acara Minyoung.

AIR CONDITIONER (BTS JIMIN FF) || COMPLETED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang