Hana's POV
Aku melangkahkan kakiku dengan cepat ketika bel berbunyi berkali-kali. Kubuka pintu dan sudah dapat dipastikan siapa yang berada di depanku sekarang.
"Ayo ikut," kata Jimin sambil menyeretku perlahan.
"Yak, kau gila?! Kau mau membawaku kemana eoh?" Tanyaku dengan panik, karena aku hanya menggunakan celana di atas lutut dan kaos tipis.
"Sudah ikut saja," kata Jimin sambil melepas jaket dan menyampirkannya ke punggungku. Aku segera menggunakan sandal terdekat dari kakiku karena ia tak juga melepaskan genggaman tangannya. Ia menggandengku menuju mobilnya dan menyetir dalam diam.
Suasana canggung kurasakan, aku hanya menghadapkan kepalaku ke jendela menghindari tatapannya; hingga rasa kantuk menghampiriku dan gelap menjemput.
Jimin's POV
Sekitar sejam menyetir, aku memasuki kawasan pinggiran Seoul yang dihiasi dengan pemandangan alam nan indah. Aku memarkir mobilku dan melihat Hana yang tertidur lelap.
Wajahnya sungguh damai dan tenang, berbeda saat ia berhadapan denganku semenjak kami bercerai.
Aku mendekatkan wajahku pada wajahnya, mengamati matanya yang tertutup.
Seketika, aku teringat perkataan Namjoon hyung tentang hubungannya dengan Hana. Aku terkekeh geli, karena sempat mengira Namjoon hyung bersama Hana.
Flashback on
"HAHAHAHAHA!" Tawa membahana terdengar dari mulut Namjoon hyung dan yang lainnya.
"Hyung, pertanyaanku sama sekali tidak lucu," ungkapku kesal.
"Aniya, hanya saja... mengapa kau berpikir seperti itu?" Tanya Namjoon hyung.
"Aku mendengar kau menelepon Hana beberapa kali... jadi..."
"Aigooo, uri Jiminnie cemburu eoh? Tenang saja, Hana itu dongsaeng kesayanganku. Kau tak perlu cemas, Park Chimchim." Kata Namjoon hyung dengan lembut. Aku menghembuskan nafas lega.
End of flashback
Aku mengusap pipi Hana dengan lembut. Ini kebiasaanku untuk membangunkannya, ia memang sensitif terhadap sentuhan di pipinya.
"Ah, dimana kita?" Tanya Hana sesaat setelah membuka mata.
"Di sebuah tempat yang bagus," kataku sambil mengedipkan sebelah mataku. Sekilas, kulihat pipi Hana bersemu.
Menggemaskan.
Aku segera melepaskan seatbelt Hana, membuat wajah kami hampir bersentuhan. Kutahan diriku untuk tidak menempelkan bibirku ke bibirnya, dan Hana hanya bergeming; tak berkedip.
"Kajja," ajakku. Setelah kami berada diluar, Hana sibuk mengedarkan pandangannya ke sekitar danau.
"Indah bukan?" Tanyaku sambil menatap mata Hana. Ia mengangguk sambil tersenyum simpul.
"Jadi, Park Jimin... apa yang membuatmu membawaku kesini?" Tanya Hana padaku. Ia mendudukkan dirinya di sebuah kursi taman terdekat, menungguku berbicara.
"Aku... ingin menjelaskan sesuatu padamu. Kumohon, kali ini dengarkanlah hingga selesai. Apakah kau mau?" Tanyaku dengan lembut. Sebenarnya suasana hatiku sedang gugup; amat gugup. Aku mengawasi sekeliling yang nampaknya tidak terlalu ramai dan mencurigakan. Kurasa, orang suruhan appa tidak ada bersama kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIR CONDITIONER (BTS JIMIN FF) || COMPLETED ✔
Hayran KurguJung Hana, wanita biasa yang terbiasa hidup seorang diri, sampai ia bertemu dengan Park Jimin. Park Jimin, pria penakluk wanita dengan reputasi yang tak terkalahkan, sampai ia bertemu dengan Jung Hana. Lalu, apa hubungan mereka berdua dengan Air Con...