Jimin's POV
Oh.
My.
God.
Aku mengusak rambutku dengan perasaan campur aduk.
Aku menghembuskan nafasku dengan keras, berusaha membangun kepercayaan diriku yang hilang entah kemana bersama angin.
Kulangkahkan kakiku menuju hotel, dengan tatapan orang-orang yang sepertinya terkejut.
Mereka segera membungkukkan badan, memberi salam padaku. Tentu saja, mereka bawahanku. Seaneh apapun aku sekarang, mereka akan tetap sok tenang di hadapanku.
Cepat-cepat aku membuka pintu ruang kerjaku, dimana ayahku sudah duduk santai di sofa - membaca koran paginya.
Ya, hubungan kami membaik. Appa sungguh-sungguh meminta maaf padaku setelah kejadian itu, dan berterimakasih pada Hana, isteriku.
Ya, Hana isteriku - ehm, lagi.
Ia kembali menjadi isteriku sekitar setahun yang lalu, sebulan sejak kejadian itu berlangsung.
Siwon?
Dia adalah anak dari pemilik kelab malam yang sering didatangi appa dulu. Ibu Siwon mengejar-ngejar appa, namun appa menolaknya di depan umum sehingga ia merasa dipermalukan dan dendam, merasa reputasinya sebagai Madam terkenal di daerah Gangnam tercoreng.
Ia sudah keluar dari penjara, entah dimana ia sekarang.
"Jimin, kau sudah da... OMO! YAK PARK JIMIN, DAEBAK!" Appa tertawa terbahak-bahak melihatku.
"Appa, jangan tertawa. Ini tidak lucu." Umpatku.
"Kau memang sangat mencintai isterimu ya, Park Jimin." Ucap appa dengan senang. Tentu saja aku mengangguk mengingat Hana dan calon bayi kami yang baru berusia tiga bulan.
"Jimin, kau tampan. Percaya dirilah, kau menawan seperti appa." Ungkap appa dengan hidung membesar saking bangganya.
"Cih, appa percaya diri sekali. Dan ya, aku memang tampan." Kataku.
"Aku kesini ingin berbicara serius, Jimin. Sepertinya sudah saatnya aku menyerahkan perusahaan sepenuhnya padamu," kata appa sambil meletakkan korannya.
"Appa, memangnya kenapa tiba-tiba mengambil keputusan mendadak seperti ini?" Tanyaku dengan hati-hati.
"Aku ingin istirahat, nak. Dan kau sudah hebat dalam menangani perusahaan." Kata appa.
Kami pun mengobrol sebentar, sampai tiba-tiba pintu ruanganku diketuk pelan oleh sekretaris bocahku, Jeon Jungkook.
Bocah itu memang benar-benar seperti bayi, bersembunyi di balik status sekretaris pribadiku dibanding harus mengurus perusahaan mendiang appanya.
"Sajangnim, hyungdeul datang." Ucap Jungkook dari luar.
"Sepertinya teman-teman gilamu sudah datang, appa pergi dulu. Jaga dirimu dan Hana, nak. Ah, cucuku juga. Appa akan menemuimu secepatnya." Appa melangkah keluar, disusul munculnya Jungkook dan yang lain.
"IGE MWEOYAAAA?!?!" Teriak Jungkook sambil tertawa terbahak, sedari tadi ia menahan tawanya agar tak menyembur keluar. Tawa membahana itu pun disusul oleh tawa-tawa lain.
"YAK, KALAU KALIAN MASIH MENERTAWAKANKU, PULANG SAJA SANA!!" Teriakku emosi.
"Mian mian Chim, aku hanya... terkejut." Namjoon hyung angkat suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIR CONDITIONER (BTS JIMIN FF) || COMPLETED ✔
FanfictionJung Hana, wanita biasa yang terbiasa hidup seorang diri, sampai ia bertemu dengan Park Jimin. Park Jimin, pria penakluk wanita dengan reputasi yang tak terkalahkan, sampai ia bertemu dengan Jung Hana. Lalu, apa hubungan mereka berdua dengan Air Con...