Comfort

4.7K 479 6
                                    

Jimin PoV

Entah mengapa, aku bisa selepas itu berbicara kepada Hana. Aku tak pernah merasa senyaman ini bercerita pada seseorang selain pada keenam sahabatku yang memang kukenal sejak kecil. Genggaman tangannya menentramkan, membuatku ingin bercerita lebih padanya.

"Mian, Hana-ya. Sepertinya aku mengganggu makanmu dengan pembicaraan tidak penting. Habiskan makananmu," kataku setelah melihat ia mendengarkanku dengan serius tanpa menyentuh makanannya. Pasti makanannya saat ini sudah dingin.

"Tentu saja akan kumakan. Tapi asal kau tahu, Park Jimin, ini bukan pembicaraan tidak penting." Katanya dengan lembut. Aku menatapnya dengan penuh terima kasih dan kembali menyendokkan sup kimchi tahu pedas kesukaanku.

Kami pun segera menyelesaikan acara makan kami dan kembali ke mobil setelah perdebatan kecil kami tentang siapa yang membayar makanan. Tentu saja aku yang membayar. Kulihat Hana sedang memikirkan sesuatu, namun aku sendiri tidak yakin apa yang sedang ada dalam pikiran gadis ini.

"Park Jimin," panggilnya. Ish, menggelikan sekali gadis ini. Caranya memanggil namaku sungguh lain daripada yang lain. Bukannya sombong, tapi kenyataannya kebanyakan yeoja selalu memanggilku dengan nada seduktif dan mesra.

"Wae?" Tanyaku.

"Hmm.. Kalau kau tidak keberatan, bisakah kita berkunjung sebentar ke rumahku? Tapi kalau kau tak bisa juga tidak apa-apa," katanya dengan cepat. Aku tertawa geli.

"Tentu saja bisa. Ayo," kataku. Beberapa detik kemudian, ia sibuk memberi arahan jalan menuju rumahnya dan aku mengikuti instruksinya.

Sebelum menuju ke rumahnya, kami mampir dahulu ke sebuah toko kue. Ia bilang, ia akan membelikan kue untuk bibi tetangganya. Aku mengikutinya berkeliling memilih kue. Wajahnya sungguh berbinar ketika melihat kue-kue yang baru saja keluar dari oven. Kurasa ia menyukai kue.

Aku mengeluarkan ponselku dan membuka aplikasi kamera. Diam-diam aku memotretnya saat sedang antusias memilih kue. Entah mengapa aku tertarik untuk memotretnya. Jung Hana memang tidak secantik mantan-mantanku, namun ia... unik. Dia cantik dengan caranya sendiri.















Wait a minute.





















Jinjja daebak, Park Jimin.

















Akhirnya kau jatuh.



















Jatuh begitu dalam untuk pertama kali pada Jung Hana, sepupu Jung Hoseok.









Setelah puas bermonolog dan memandangi hasil jepretanku, aku kembali memasukkan ponselku ke dalam kantong jaket.



"Kajja, Park Jimin!" Pekiknya dengan bersemangat. Aku mengangguk dan menggiringnya menuju mobilku.

Kami sampai di depan sebuah rumah yang bisa dikatakan besar. Sepertinya, itu rumah Hana. Bagaimana bisa seorang gadis seperti Hana tinggal seorang diri sejak dulu di tempat sebesar ini?

Pasti dia sangat kesepian.

"Jimin, ayo kita masuk ke dalam!" Ajak Hana. Aku mengikutinya masuk ke dalam rumah bercat salem itu. Sepertinya rumah itu kosong, karena seluruh jendela tertutup dan gorden-gorden tidak dibuka.

"Sepertinya ahjumma hari ini tidak kemari. Aku akan kerumah ahjumma sebentar. Kau mau ikut atau menunggu disini?" Tanyanya cepat.

AIR CONDITIONER (BTS JIMIN FF) || COMPLETED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang