That Handsome Stranger

8.1K 689 15
                                    

Gwangju, Spring 2013

Hari ini, tepat delapan tahun ibuku meninggalkanku sendirian.

Kuletakkan bunga mawar berwarna salem kesukaan eommaku di kepala makam.

"Eomma, aku akan pergi ke Seoul. Jangan khawatir, sementara ada Hoseok oppa yang akan membantuku." Ucapku dengan lirih.

"Tolong sampaikan pada Tuhan yang sedang ada disampingmu, berikanlah kemudahan pada anakmu ini eomma. Aku pergi ne," kataku sambil bergeser menuju makam di samping eommaku.

"Appa, karena kau disini jauh lebih dulu dari eomma, dan juga karena kau pria, jagalah eomma untukku, arasseo?" Perintahku pada appaku yang meninggalkanku saat aku masih berusia dua tahun.

Merasa cukup memandang rumah terakhir milik kedua orang tuaku, aku menjejakkan kakiku dan mulai melangkah menjauhi kompleks pemakaman. Di tangan kiriku terdapat koper sederhana yang hanya memuat beberapa potong pakaian, dan di pundakku tersampir ransel yang berisi kebutuhanku selain pakaian.

Aku akan pergi ke Seoul.

_##_

Aku merasa sangat risih, karena sejak tadi seorang namja (atau yeoja?) terus memandangiku. Tubuhnya cukup tinggi untuk ukuran wanita, namun untuk ukuran pria sepertinya.. ehem.. tidak terlalu tinggi. Aku menganggapnya tidak terlalu tinggi untuk ukuran pria, karena tinggiku 170cm dan aku wanita.

Di kepalanya tersampir beanie abu-abu yang menyembunyikan rambutnya. Wajahnya tertutup masker kain hitam dan matanya ditutupi oleh kacamata hitam yang sepertinya mahal. Namun sehitam apapun kacamatanya, aku dapat melihat sekilas kalau matanya terbuka maksimal ke arahku.

Atau ke arah nenek-nenek yang sedang tertidur sambil mendengkur di sampingku.

Entahlah.

Tak kuhiraukan tatapan menusuk dari orang itu dan aku lebih memilih untuk melihat ke arah ponselku hingga pemberitahuan bahwa kereta sudah mencapai Seoul terdengar.

Pintu kereta otomatis terbuka dan kulangkahkan kakiku dengan mantap menuju Seoul yang sudah di depan mata.

Ngomong-ngomong, Hoseok oppa berjanji akan menjemputku setelah tadi kuberitahu jam kedatangan keretaku. Dimana dia?

Aku melangkahkan kakiku menuju pintu keluar stasiun.

"Excuse me, nona.." Panggil seseorang dengan suara lembut namun tegas.

Aku membalikkan tubuhku ke sumber suara. Ternyata orang yang memanggilku adalah si kacamata mahal. Aku menaikkan alisku, bingung.

Ia pun mengetahui kebingunganku dan kemudian tangan mungilnya melepas masker hitam yang sedari tadi betah bertengger di sekitar mulutnya.

Aku sukses melongo.

Dia namja yang sangat tampan. Bibirnya tebal, dan jawlinenya yang tegas tercetak jelas membingkai wajahnya.

"Ini." Katanya. Kini tangan mungilnya memberikan sesuatu kepadaku. Kulihat benda yang diberikannya padaku dan..

Hana pabo.

Ponselku ternyata tertinggal di bangku kereta.

Aku pun segera membungkukkan sedikit tubuhku dan berterimakasih.

"Kamsahamnida." Kataku, kemudian membungkuk sekali lagi kemudian pergi meninggalkannya dengan sopan.

"Jung Hana," suara itu kembali terdengar. Suara lembut yang entah mengapa sangat menenangkan pendengaranku.

Aku menolehkan kepalaku sekali lagi, dan melihat namja itu berjalan dengan percaya diri ke arahku.

Darimana ia bisa tahu namaku?

"Aku Jimin. Park Jimin." Katanya dengan santai.

"Lalu?" Tanyaku mulai waswas. Darimana ia tahu namaku?

Tiba-tiba ia menggenggam tanganku dengan erat, membawaku keluar dari stasiun.

By the way, tangannya tak semungil yang kukira. Tangannya memang imut, namun entah mengapa tangannya tak menunjukkan bahwa itu tangan wanita. Jari-jarinya..


UGH.



SADARLAH JUNG HANA. MUNGKIN DIA PSIKOPAT GILA ATAU PASIEN RUMAH SAKIT JIWA YANG KABUR. MUNGKIN JUGA DIA PENCULIK.


"YAK! Kau siapa hah?! Aku tak mengenalmu, kau mau membawaku kemana?!" Teriakku setelah kondisi mentalku kembali ke tahapan yang semestinya.

"Ssst. Diamlah. Aku bukan penculik, pemerkosa, lebih-lebih psikopat." Katanya.

Sial. Suara lembut itu lagi.

Apa dia tukang membaca pikiran?

"Lantas kemana kau akan membawaku?" Tanyaku, kini lebih lembut dan lebih layak didengar dibandingkan teriakanku tadi yang menarik perhatian banyak orang.

Kulihat ia tersenyum miring, senyum congkak.




"Hoseok hyung menunggumu."










To be continued

Annyeonghaseyo~~

Mint imnida.

Gomapsimnida buat yg uda mampir di FF yg masih banyak kekurangan ini 😂

Vommentnya Mint tunggu chingudeul~~

And last but not least,

See u in next chapt!

Ppaiiiii 👋

AIR CONDITIONER (BTS JIMIN FF) || COMPLETED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang