Park Hana

3.9K 354 3
                                    

Jimin's POV

"Hyung, kau yakin?" Tanya Jungkook untuk yang kesekian kalinya. Aku mengangguk dengan pasti.

"Hyung, neo jinjja pabo! Kenapa kau tidak menemuinya?!" Jungkook menatapku dengan kesal.

"Apa kau sudah gila? Dia membenciku sekarang," kataku sambil memijat pelan pelipisku. "Dan dia tidak sendiri. Dia bersama seorang wanita juga, sepertinya sahabatnya. Mereka terlihat sangat dekat. Syukurlah, ia terlihat bahagia. Namun ia sangat kurus sekarang," kataku dengan khawatir.

"Park Jimin, aku mengkhawatirkanmu. Kau jauh lebih mengenaskan sekarang," Jungkook menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tak sabar. Aku menggeleng sambil menyeruput tetes-tetes terakhir kopiku, menyisakan ampasnya yang bila terminum membuat tenggorokanku gatal. Kurasakan pahitnya kopi menjelajah di lidahku, membuat alisku mengerut.

Sudah setahun lebih aku meminum kopi hitam, namun aku tak pernah terbiasa dengan rasa pahitnya.

Sama seperti hatiku yang terasa kosong, tidak pernah terbiasa dengan pahitnya melepaskan sosok itu.

"Ah hyung, biasanya kau akan marah padaku bila kupanggil namamu tanpa embel-embel hyung. Tapi sepertinya kau terlalu larut dalam duniamu sendiri," kata Jungkook sambil meletakkan sebuah berkas di hadapanku dengan bunyi yang keras.

"Pelan-pelan Kook. Untung saja kopiku sudah habis. Kalau masih penuh, kujamin kopiku akan mengenai berkas itu karena gebrakanmu terlalu kuat, aish." Umpatku, namun aku tetap mengambil berkas yang dibawa Jungkook.

"Seo Minyoung, desainer terkenal asal Korea yang terkenal di Jepang itu kan?" Tanyaku yang disambut anggukan oleh Jungkook.

"Dialah yang kemarin bekerjasama dengan EO Paman Jang. Dan dia memutuskan untuk menggunakan ballroom kita untuk pagelaran busananya di bulan Juni. Itu berarti dua bulan dari sekarang," kata Jungkook. Aku mengangguk dan menyerahkan kembali berkas tersebut kepada Jungkook.

"Ah, kudengar dari Yoongi hyung kalau Seo Minyoung adalah kekasih Hobi hyung," kata Jungkook dengan tiba-tiba, membuatku kaget. Jungkook terkekeh dan menepuk pundakku.

"Mian hyung, aku lancang. Aku mengatakan semuanya pada Yoongi hyung. Aku tahu kau tidak akan mau membicarakan yang sebenarnya pada siapapun, tapi kurasa itu bukan keputusan yang tepat. Dan ya, wanita berambut keunguan yang kau maksud tadi memang Hana, dan wanita satunya adalah Seo Minyoung." Kata Jungkook, mulutnya membentuk cengiran lebar.

"Yak Jeon Jungkook, jadi kau sudah tahu?!" Teriakku kesal.

"Ne. Aku melihat Hana dan Seo Minyoung sedang berdiskusi dengan perwakilan EO dan Jinki hyung tadi di ballroom." Kata Jungkook sambil menunjuk Lee Jinki, manager hotel yang sedang memakan santap siangnya beberapa blok dari kami.

"Dan hyung," bisik Jungkook, "sepertinya Jinki hyung tertarik pada Hana. Dari tadi matanya tak pernah lepas dari wajah cantik mantan isterimu itu."

"MWEO?!" Teriakku yang langsung dihadiahi tatapan heran dari pengunjung restoran, termasuk Jinki. Ia tersenyum sambil melambaikan tangannya dengan santai. Aku kembali duduk, tak membalas lambaian tangan si tengik itu.

Lee Jinki, temanku dan Taehyung saat kuliah dulu. Ia dua tahun di atasku, alias seniorku. Sayangnya dia tidak lebih unggul dariku dalam mengemban gelar womanizer di kampusku.

Ah, untuk apa aku membanggakan hal itu. Kisah cintaku sungguh tidak seperti dalam drama yang sering Hana tonton di apartemen kami saat ia menungguku pulang bekerja dulu.






AIR CONDITIONER (BTS JIMIN FF) || COMPLETED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang