Never Let Go

4.1K 366 14
                                    

Jimin's POV

Matahari yang bersembunyi di balik awan semakin meredup, menandakan hari sudah mulai sore. Hujan masih turun dengan derasnya membasahi bumi. Aku segera memacu mobilku menuju hotel terdekat dan menggendong Hana yang tampak gemetaran.

"Jim, aku bisa berjalan sendiri," kata Hana dengan lirih.

"Sudah, tak apa. Kau menggigil," ucapku. Aku hendak mendudukkan Hana di sofa tunggu, ketika Manager hotel datang langsung ke arah kami dan membungkuk dengan sopan.

"Selamat datang, Park Sajangnim," ucapnya dengan sangat formal.




Oh my God, bodohnya aku.





Aku masuk ke hotelku sendiri.




Ah, biarlah.

Aku urung mendudukkan Hana di sofa dan segera memberi instruksi pada sang Manager yang entah siapa namanya untuk menyediakan sebuah kamar untuk kami. Sang Manager dengan sigap mengarahkan kami untuk menaiki lift menuju suite room yang telah disediakan.

Setelah Manager itu pergi, aku segera menutup pintu dengan kakiku dan menidurkan Hana dengan hati-hati di ranjang.

Ia sudah tidak gemetaran, terbukti dari nafas halus yang keluar dari bibirnya yang sedikit terbuka. Hana tertidur.

Aku memandangi Hana dan menyibakkan rambutnya yang basah dari dahinya.

"Hana-ya, gantilah pakaian basahmu dengan bathrobe," ucapku sambil membangunkannya, namun ia hanya mendengkur halus. Aku terkekeh dan mengambil bathrobe yang terletak di dekat kamar mandi.

Dengan gamang aku melepaskan satu per satu pakaiannya yang basah, menyisakan baju dalam dengan warna abu-abu. Aku menelan salivaku dengan kasar sambil menggelengkan kepala.

Park Jimin, jangan gila.

Tahan, Park.

Mataku teralihkan oleh sebuah bekas jahitan melintang di bagian bawah pusar Hana. Aku mengelus bekas tersebut dan mengecupnya lembut. Kesedihan segera menyergap hatiku, melihat Hana dan lukanya.

"Hana-ya, maafkan aku... pasti bekas luka di tubuhmu ini membuatmu teringat pada anak kita," lirihku tanpa respon karena sang empunya luka tertidur dengan lelapnya.

Aku segera memakaikan Hana bathrobe dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Hana POV

Aku mengerjap-ngerjapkan mata dan melihat sekeliling ruangan yang tampak asing. Aneh, dalam tidurku aku mendengar suara Jimin yang meminta maaf karena luka bekas operasi pengangkatan janinku saat peristiwa mengerikan itu terjadi.

Aku menghela nafas dan mengelus bagian bawah perutku, namun sesuatu yang asing menempel di tubuhku.

Kompres dahi?

Bathrobe?

Apa... Jimin yang memakaikannya?

Aish.

Aku kembali mengedarkan pandanganku ke sekeliling, mencari sosok pria bersurai hitam yang sudah membawaku hingga sejauh ini; namun pria itu sama sekali tak terlihat. Sejenak, terbersit pikiran negatif di otakku.

Apakah ia meninggalkanku?

Aku mencari ponselku yang ternyata dayanya sudah penuh, pasti Jimin yang menchargenya. Di samping ponselku, terdapat note berisikan tulisan tangan yang rapi.

Dear Mrs. Park,

Good Morning...
Aku pergi sebentar, jangan membuka pintu untuk orang tak dikenal.
Pakaianmu sudah kering, sekalian aku akan mengambilnya.
Duduk manis dan tunggulah aku, I will be back.

AIR CONDITIONER (BTS JIMIN FF) || COMPLETED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang