Medicine

3.7K 366 11
                                    

Author's POV

"Minyoung-ah, kumohon jangan katakan apapun pada Hoseok oppa dan yang lainnya," pinta Hana. Minyoung yang sedang fokus dengan kemudi menganggukkan kepalanya mengiyakan.

"You can trust me sis," kata Minyoung dengan mengacungkan jempol kanannya.

Hening menyapa Hana dan Minyoung. Hana menikmati visualisasi rintik hujan yang mulai turun dengan kekuatan penuh, mengingat hari dimana ia benar-benar ditinggalkan oleh Jimin di musim panas dua tahun tahun lalu.

"Minyoung-ah, kami berpisah kurang dari dua tahun yang lalu," gumam Hana.

"Mweo?" Tanya Minyoung, merasa heran karena Hana menceritakan sesuatu yang berusaha ia tutup rapat-rapat.

"Dia meninggalkanku. Aku ditinggalkan olehnya," kata Hana lagi sambil membuka sedikit jendela mobil Minyoung, menikmati sapaan dingin dari air hujan yang menyentuh kulit tangannya.

Minyoung hanya diam tanpa mengatakan apapun. Ia tahu sahabatnya itu sedang ingin mengeluarkan apa yang menjadi bebannya selama ini, dan ia harus memasang telinga untuk mendengarkan.

"Kami bertemu saat aku pindah dari Gwangju ke Seoul atas permintaan uri imo, eomma dari Hoseok oppa. Aku tinggal bersama keluarga Hoseok oppa hampir satu tahun, dan disitulah aku mengenal Jimin. Jimin adalah sahabat oppadeul. Kami jatuh cinta, dan sekitar setahun kemudian kami menikah; sebulan setelah aku lulus perguruan tinggi. Kami bersama satu tahun, kemudian ia meninggalkanku tanpa sebab. Aku hanya melihat surat cerai yang sudah ditandatangani oleh Jimin," kata Hana sambil tersenyum getir.

Dalam hati, Minyoung benar-benar tidak mengerti mengapa seorang Park Jimin melakukan hal tersebut. Pasalnya, ia melihat cara Jimin memandang Hana pada saat ia mengaku sebagai mantan suaminya. Pandangan Park Jimin sarat akan kerinduan dan cinta. Selain itu, cara Jimin mengkhawatirkan dan mengejar Hana saat gadis itu pergi begitu saja dari ruangan meeting tadi.

"Beberapa saat setelah kami resmi bercerai, aku mendapat kabar bahwa ia sudah bertunangan dengan teman masa kecilnya. Dia begitu cantik dan kaya, tidak sepertiku. Pantas saja ya, hahaha..." ungkap Hana sambil memandang keluar jendela.

"Jung Hana, kau cantik. Dan kekayaan bukanlah tolok ukur untuk mencintai seseorang, kau harus tahu itu," kata Minyoung dengan tegas.

Hana menghadapkan wajahnya kepada Minyoung dan tersenyum.

"Ya, akan ku ingat baik-baik. Gomaweo, Seo Minyoung." Kata Hana.

"Seharusnya kau menceritakan ini padaku sedari dulu, Hana pabo," gurau Minyoung yang disambut tawa oleh Hana. 

"Minyoung-ah, turunkan aku disini saja. Aku mau membeli sesuatu," ucap Hana tiba-tiba. 

"Tapi hujan lebat, Hana-ya. Dan aku lupa membawa payung," kata Minyoung.

"Tak apa, aku hanya ke supermarket sebentar. Nanti aku akan naik taksi, tenang saja." Kata Hana bersikeras.

"Baiklah," kata Minyoung. Ia langsung menepikan mobilnya. Hana langsung keluar dari mobil dan melambaikan tangan pada Minyoung.





Hana berlari dengan tergesa menuju supermarket terdekat, karena ia lupa membeli sayuran dan beberapa kebutuhan pribadinya. Ia juga berniat untuk membeli obat migrain di apotek yang dekat dengan supermarket tersebut.

Setengah jam berbelanja, Hana langsung melangkahkan kakinya menuju apotek dan membeli obat migrain. Setelah membayar, Hana berbalik dan tak sengaja bertabrakan dengan seorang wanita paruh baya sehingga kantung obat Hana dan wanita itu terjatuh.

AIR CONDITIONER (BTS JIMIN FF) || COMPLETED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang