CHAPTER 1

2K 134 12
                                    

Seoul, South Korea 2016

Musim semi yang indah. Namun tak seindah harapan seorang gadis cantik yang kini duduk dibangku kayu yang ada di belakang rumah keluarga Park. Hingga seorang pria muda datang menghampirinya.

"Apa yang kau pikirkan, Rosé?", tanya seorang pria tampan yang duduk disebelahnya.

Rosé pun menoleh kearahnya. Dia menggelengkan kepalanya lalu mengalihkan kembali pandangannya kearah langit menatap bintang.

"Kau jangan bohong padaku, Rosé...Meskipun kau lama tinggal di Australia, tapi aku masih mengenalmu dengan baik...", ucap pria itu.

"Oppa, apa aku bisa tinggal disini?", ucap Rosé sembari menatap kearah pria disampingnya dengan tatapan mata berkaca - kaca.

"Rosé, aku mengerti perasaanmu...Aku yakin kau bisa melakukannya...Aku akan membantumu menyesuaikan diri...", ucap pria itu.

Rosé menghela nafasnya berat. "Jin Young oppa, apa kau bisa menerima kehadiranku di rumah ini?", tanya Rosé dengan menatap dalam ke manik mata Jin Young.

"Rosé, museun soriya? Tentu saja aku bisa menerima kehadiranmu...Kau adalah adikku, selamanya tetap adikku...", ucap Jin Young sembari menangkup kedua pipi Rosé.

"Apa oppa tetap akan ada disisiku meskipun yang lain menolak kehadiranku?", tanya Rosé lagi.

Jin Young menatap dalam ke manik mata Rosé. "Oppa akan selalu berada disisimu meskipun Bom-ie nuna dan Seo Joon hyung tidak bisa menerima kehadiranmu...", ucap Jin Young.

"Oppa, hiks...Aku juga tidak ingin seperti ini...Hiks...Apa semua ini salahku, oppa? Hiks...Apa semua ini salahku? Hiks...", ucap Rosé histeris sembari menangis.

GREP

Jin Young memeluk Rosé dengan erat. Ia mengusap lembut punggung Rosé untuk menenangkannya. "Ssttt~ kau tidak salah apapun, Rosé...Oppa akan menjagamu dan juga melindungimu...", ucap Jin Young menenangkan.

Tiba - tiba dari arah dalam rumah, datang seorang perempuan cantik dan seksi. "Yakkk~ Jin Young ah!!! Apa yang kau lakukan disini bersama anak haram ini eoh?", ucap perempuan itu sinis sembari melipat kedua tangan di dadanya.

Jin Young melepaskan pelukannya lalu berdiri menghadap kearah perempuan yang mengajaknya berbicara. "Bom-ie nuna, kenapa kau selalu mengatakan jika Rosé adalah anak haram eo? Dia bukan anak haram, nuna...Dia anak appa juga...Itu artinya dia adik kita...", ucap Jin Young.

"Tsk~ mwo? Adik kita? Ani!!! Dia bukan adikku!!! Hyaaa~ Jin Young ah, apa yang sudah anak haram itu lakukan padamu eo? Apa dia sudah menyerahkan tubuhnya padamu eo?", ucap Bom sinis.

"Nuna...!!! Apa maksudmu? Dia bukan wanita seperti itu...", ucap Jin Young sembari membentak Bom.

"Woaaa~ kau sekarang sudah berani membentakku hanya karena perempuan jalang ini eo? Daebak!!! Yakkk~ perempuan jalang!!! Kenapa kau tidak enyah saja dari dunia ini eo?", ucap Bom sembari histeris lalu hendak memukul Rosé.

"Nuna, geumanhae!!! Apa yang nuna lakukan?", tanya Jin Young sembari menahan tangan Bom yang hendak memukul Rosé.

Bom menghempaskan tangannya dari cengkeraman tangan Jin Young. "Jin Young, apa kau sadar jika dia dan ibunya adalah orang yang sudah menghancurkan keluarga kita eo? Ibunya yang sudah merebut ayah kita, kau tahu itu!!! Aku sampai kapanpun tidak akan pernah menerima mereka berdua ada di dalam kehidupanku!!!", ucap Bom dengan histeris.

"Nuna...!!!", bentak Jin Young.

Rosé yang sudah tidak tahan lagi mendengar pertengkaran kedua kakaknya, akhirnya memilih pergi. Ia tidak lagi menghiraukan apa yang akan terjadi nanti. Biarkan itu menjadi urusan yang akan dia urus nanti.

Jin Young yang melihat Rosé pergi pun segera menyusulnya. Bom yang tidak menyangka jika Jin Young berani membentaknya hanya bisa membeku ditempatnya karena terkejut.

Disisi lain...

"Mark, bagaimana kuliahmu hari ini? Apa semua berjalan dengan lancar?", tanya seorang pria paruh baya.

"Semua berjalan dengan lancar, dad...", jawab Mark singkat sembari memainkan anjing kesayangannya, Coco.

Sang pria paruh baya hanya menghela nafas berat. "Mark, mau sampai kapan kau akan bersikap seperti ini?", tanya sang ayah.

Mark menoleh kearah ayahnya. "Aku tidak mengerti maksud daddy...", ucap Mark dengan ekspresi wajah datarnya.

Sang ayah hanya diam tanpa merespon ucapan Mark. Percuma saja ia mendebat anaknya yang sangat pendiam ini. Hening melanda keduanya. Mark merasa jenuh. Ia pun beranjak dari tempatnya duduk.

"Mau kemana kau, Mark?", tanya ayahnya dengan kening berkerut.

"Aku ingin cari angin segar bersama Coco...Aku pergi dulu...", ucap Mark sembari berlalu dengan membawa Coco digendongannya.

Back to Rosé side

Rosé terus berlari tak tentu arah sembari terus menangis. Rasa sakit dihatinya yang membuatnya meninggalkan rumah. Tekanan yang terus menerus ia rasakan membuatnya tidak tahan. Ingin rasanya ia mengakhiri hidupnya. Namun, ia selalu ingat akan pesan dari ibunya -lebih tepatnya- ibu panti asuhan bahwa ia harus bisa bersabar menerima kemungkinan kenyataan pahit yang akan ia terima dari saudara - saudara angkatnya. Nenek meminta kepadanya agar ia menjaga, melindungi dan menyayangi saudara - saudara angkatnya. Mungkin kalian heran kenapa Rosé bisa tinggal di panti asuhan kan? Rosé adalah anak yatim piatu. Orang tuanya meninggal karena sebuah kecelakaan. Sebenarnya ia memiliki seorang oppa. Namun sejak peristiwa kecelakaan itu, ia terpisah dari oppanya. Dia pun akhirnya diadopsi oleh keluarga Park. Tuan Park adalah sahabat baik dari ayahnya. Takdir yang membawanya ke keluarga Park, keluarga dari sahabat baik ayahnya. Namun kedua saudara angkatnya salah paham dengan situasinya saat itu. Mereka mengira Rosé adalah anak selingkuhan ayah mereka. Cerita sebenarnya hanya Park Jin Young, anak bungsu dari keluarga Park itu. Namun sang ayah dan ibu meminta Jin Young merahasiakan cerita sebenarnya dari saudara - saudaranya. Jadilah Jin Young berpura - pura mengikuti anggapan kedua saudara yang menganggap Rosé itu adalah anak selingkuhan ayah mereka. Itu adalah sekilas cerita tentang masa lalu Rosé. Sekarang kita kembali ke dunia nyata. Tanpa ia sadari, kakinya menuntunnya ke arah taman yang ada di area komplek sungai Han.

Rosé PoV
"Tuhan~ apakah aku sanggup menerima semua ujian dan tekanan ini? Rasanya aku sudah tidak sanggup lagi..."

Rosé berkeluh kesah dalam diam sembari menangis. Ia duduk di pinggir jalan setapak taman yang ada di komplek sungai Han sembari menundukkan kepalanya. Saat ia sedang asyik mencurahkan isi hatinya dalam tangis sembari menundukkan kepalanya, seekor anak anjing berwarna putih datang menghampirinya.

Guk guk guk

Rosé mengangkat kepalanya lalu mengusap airmata dipipinya. Ia menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri untuk mencari siapa pemilik anak anjing putih yang lucu ini. Karena tak ada satupun yang menghampiri anak anjing putih itu, akhirnya Rosé pun mengangkat anak anjing putih itu.

"Uuhhh~ sayang, apa kau tersesat? Dimana pemilikmu? Apa kau dibuang oleh pemilikmu? Tapi itu tidak mungkin...Kau sangat menggemaskan...Jadi, tidak mungkin kau dibuang...Lalu dimana pemilikmu hmm?", tanya Rosé sembari bermain dengan anak anjing putih yang tampak nyaman berada digendongan Rosé.

Tiba - tiba saja...

"Disini kau rupanya, Coco...", ucap seorang pria dengan nafas terengah - engah.

------------------------ to be continued ----------------------

Let Me : Will you, for me?Where stories live. Discover now