CHAPTER 29

280 25 2
                                    

Tuan's Family House

Disinilah Rosé berada saat ini. Sebuah rumah mewah bergaya sederhana namun elegan ala American Style. Asisten pribadi ayah Mark membawa Rosé masuk ke dalam ruang kerjanya.

Tok...Tok...Tok...

"Masuk...", seru suara dari dalam ruang kerja itu.

Ceklek

Blam

Hyung Shik mengajak Rosé masuk lalu menutup pintunya. Ia memberi hormat kepada atasannya.

"Sajangnim, saya sudah membawa nona Rosé...", ucap Hyung Shik.

"Jadi kau gadis yang bernama Roséanne Park yang saat ini sedang dekat dengan putraku, Mark?", ucap ayah Mark to the point.

"Ne? Aaa~ annyeonghasimnika...Jeoneun Roséanne Park...", ucap Rosé memberi salam.

"Hyung Shik ah, tolong kau tinggalkan kami berdua dan minta Jung ahjumma untuk membawakan 2 cangkir teh kemari...", ucap ayah Mark.

"Ye, algeseumnida sajangnim...", ucap Hyung Shik lalu pamit undur diri.

Ceklek

Blam

"Silahkan duduk, nona Park...", ucap tuan besar Tuan.

Rosé pun duduk. Wajahnya tegang saat ini. Hal seperti inilah yang sangat tidak ia harapkan. Aura ayah Mark sangat besar. Ia sangat berwibawa meskipun terlihat santai. Tapi tetap saja ia takut.

"Nona Park, aku akan langsung pada intinya saja kenapa kau ada disini...Aku tahu kau saat ini sedang menjalin hubungan dengan putraku, Mark...Aku juga tahu jika putraku berubah drastis berkat dirimu...Aku sangat berterima kasih akan hal itu...Tapi ada satu hal yang mengganggu pikiranku, nona Park...", ucap Raymond Tuan, ayah Mark.

"A...A...Ap...Apa itu, sajangnim?", tanya Rosé dengan nada suara gugup dan takut.

"Hubungan kalian ini tidaklah benar...", ucap ayah Mark.

DEG

Dugaan Rosé sangatlah tepat. Ayah Mark tidak merestui hubungan mereka. Jadi, apakah ini akhir dari hubungan mereka? Apa ia harus benar - benar mengakhiri hubungan mereka? Apakah ia sanggup berpisah dari Mark. Oh~ memikirkannya saja sudah terasa sulit untuknya. Sangat sesak. Tanpa ia sadari airmata sudah menggenang di pelupuk matanya. Ia harus bisa menahannya. Ia harus kuat.

"Nona Park, apa kau mendengarku?", tanya ayah Mark.

"Aaa? Eo~ ne, sajangnim...Aku tahu jika aku tidak pantas untuk mendampingi Mark oppa...Aku...Aku...Aku siap jika harus melepaskan Mark oppa...Tapi aku mohon sajangnim, jangan black list aku dari perusahaan manapun...", ucap Rosé memohon sembari menangis.

"Nona Park, hei~ apa yang kau bicarakan? Aku tidak memintamu melepaskan bahkan meninggalkan putraku...Aku rasa kau salah paham dengan ucapanku nona...Maksud perkataanku 'hubungan kalian ini tidaklah benar' adalah kau yang tinggal bersama Mark dalam satu apartemen...Memang benar kalian tidak tinggal bersama, tapi tetap saja tetangga mengenal Mark dan juga aku...Aku tidak mau jika anakku dan calon menantuku menjadi bahan pembicaraan hal - hal buruk oleh orang lain...Nona Park, pindahlah dari apartemen itu...Tinggallah di rumah Mark yang lain...Segala kebutuhanmu biar aku yang tanggung...", ucap ayahnya Mark.

Rosé membulatkan matanya tidak percaya. Ayah Mark menyebutnya sebagai calon menantu? Dalam sekejap kedua pipi Rosé merona. Ia sungguh malu namun bahagia. Namun kalimat ayah Mark yang terakhir sangat mengganggunya. Menanggung segala kebutuhannya? Wow~ sungguh beruntung dirinya ini.

"Tapi sajangnim, Mark oppa pasti akan marah jika aku meninggalkan apartemennya begitu saja...Lagipula minggu depan adalah kompetisi dance yang mana ia menjadi pesertanya...Aku harus mendampinginya...Jika tidak, maka dia tidak akan pernah mau kembali 'menyentuh' dance lagi...Aku tidak mau menjadi orang yang egois...Aku akan merasa sangat bersalah padanya dan mungkin aku akan meninggalkannya...Aku mohon sajangnim...", ucap Rosé.

Let Me : Will you, for me?Where stories live. Discover now