CHAPTER 5

624 88 1
                                    

Keesokkan harinya...

Rosé bangun dari tidur nyenyaknya. Sudah cukup lama ia tidak merasakan tidur senyenyak dan senyaman ini. Ia merenggangkan otot - otot tubuhnya. Ia pun mengambil ponselnya untuk melihat jam. Mati. Ternyata ponselnya low bat. Ia tidak sempat men-chargenya. Ia mencoba mencari charger ponsel di laci nakas. Ketemu. Ia pun mengambilnya lalu men-chargenya. Sembari menunggu dayanya terisi, Rosé pun beranjak ke kamar mandi. Setelah 15 menit, Rosé selesai mandi. Ia mengeringkan rambutnya dengan menggunakan handuk.

"Aaa~ matta...Aku kan tidak membawa seragam sekolah...Lalu bagaimana caranya aku pergi ke sekolah?", Rosé bermonolog.

"Ah~ sudahlah...Aku harus buru - buru pergi...Aku akan meminjam seragam sekolah milik Lisa saja...", lanjutnya lagi bermonolog.

Rosé mencabut ponselnya dari charger lalu pergi keluar kamar. Saat ia sudah keluar kamar dan berjalan menuju pintu keluar, tiba - tiba saja ia dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita paruh baya.

"Selamat pagi, nona Rosé...", sapa wanita paruh baya itu dengan senyuman yang tulus.

"Selamat pagi juga...Ahjumma ini siapa? Bagaimana ahjumma tahu namaku?", tanya Rosé sembari membungkuk memberi salam.

"Aku ini Jung ahjumma...Aku asisten rumah tangga keluarga Tuan...Tuan muda Mark memintaku untuk datang kemari pagi - pagi buta untuk menyiapkan sarapan disini...Tuan muda bilang, bahwa ia kedatangan seorang tamu...Tuan muda juga memintaku membawakan seragam sekolah ini...(menyerahkan paper bag berisi seragam sekolah kepada Rosé)...Aku tidak menyangka jika tamu yang dimaksud oleh tuan muda Mark adalah seorang gadis cantik...Ini pertama kalinya tuan muda membawa seorang gadis kesini...", ucap Jung ahjumma panjang lebar kepada Rosé sembari tersenyum hangat.

BLUSH

Rosé menerima paper bag itu dengan semburat merah di kedua pipinya. Baru kali ini ia merasa malu karena perkataan orang lain tentang sikap seorang pria terhadapnya. Sungguh ini adalah pertama kalinya Rosé merasakan detak jantungnya berpacu dengan cepat dan semburat merah di kedua pipinya. Jung ahjumma yang melihatnya hanya bisa tersenyum.

"Sebaiknya nona sarapan dulu sebelum tuan muda datang...", ucap Jung ahjumma.

Rosé langsung mengangkat kepalanya menatap wanita paruh baya dengan penuh tanda tanya. "Datang? Memangnya Mark tidak ada disini, ahjumma?", tanya Rosé.

Jung ahjumma tersenyum. "Tuan muda Mark pulang ke rumahnya pagi - pagi buta...Tuan muda meminta ahjumma datang ke apartemennya untuk memasakkan sarapan dan membawa seragam itu...Tuan muda juga mengatakan akan menjemputmu lalu mengantarmu ke sekolah...Sekarang nona sarapan dulu sebelum tuan muda datang...Karena jika tuan muda tahu nona belum menyentuh sarapan nona, tuan muda akan marah padaku...Jadi, aku mohon nona sarapan eoh...Jebal...", ucap Jung ahjumma sembari merajuk seperti anak kecil.

Rosé terkekeh melihat sikap Jung ahjumma. Ia pun menganggukkan kepala lalu menuju meja makan untuk sarapan.

Selang lima belas menit kemudian sesuai perkataan Jung ahjumma, Mark menjemput Rosé. Rosé sempat terpesona dengan penampilan menawan Mark. Mark memakai pakaian sleeveless berwarna hitam yang ia keluarkan, celana jeans hitam, kemeja kotak - kotak hitam biru yang juga ia keluarkan, dan sepatu sneakers hitam putih. Ia juga menata rambut wine rednya dengan model spike. Jangan lupakan kacamata hitam yang bertengger dihidung mancungnya serta membingkai mata teduhnya. Tak lupa anting bertengger manis di kedua telinganya. Sungguh seperti jelmaan dewa mitologi Yunani.

In Mark's Car

"Nanti kau pulang jam berapa?", tanya Mark melihat sekilas kearah Rosé lalu kembali fokus menyetir.

Let Me : Will you, for me?Where stories live. Discover now