CHAPTER 48

286 19 6
                                    

FLASHBACK 10 YEARS AGO

Daegu, South Korea

PLAK

"Dasar wanita jalang!!! Kau pikir kau siapa hah?!! Kau tidak berhak ikut campur urusanku!!! Kau hanya perlu memberiku uang yang banyak dan bukan menceramahiku seperti itu!!!", bentak seorang pria dewasa.

PLAK

BRUK

Tamparan demi tamparan dan benturan demi benturan diterima oleh seorang wanita dewasa pada seluruh tubuhnya. Sakit yang ia rasakan tidak seberapa dibandingkan dengan ketakutan seorang anak laki - laki yang duduk meringkuk di sudut ruang keluarga itu. Anak laki - laki itu menangis.

"Yakkk~ anak haram!!! Berhenti menangis, saekki!!! Kupingku sakit tiap kali mendengar tangisanmu itu...Kau dan ibumu sama saja...Sama - sama pembuat masalah dan pembawa sial untukku...", ucap pria dewasa yang menghampiri Tae Hyung kecil yang sedang menangis.

"Hiks...Hiks...", isakan pilu Tae Hyung.

"Diam, brengsek!!!", umpat pria dewasa itu yang tak lain adalah ayahnya sendiri, tuan Kim.

PLAK

Pria itu menampar pipi Tae Hyung. Tae Hyung pun menangis kencang karena rasa sakit di sudut bibirnya. Ya~ sudut bibirnya mengeluarkan darah segar akibat tamparan yang begitu keras.

"Andwae!!! Yeobo, hentikan!!! Aku mohon...", pinta nyonya Kim sembari bersujud dibawah kaki tuan Kim.

"Minggir, perempuan sialan!!!", bentak tuan Kim sembari menendangnya.

BRUK

"Aargghhh~ sial!!!", umpat tuan Kim sembari berlalu meninggalkan rumah

BRAK

Dentuman keras terdengar memekakkan telinga. Tuan Kim pergi meninggalkan rumah dengan membanting pintu. Setelah tuan Kim pergi, nyonya Kim pun menatap putranya. Sang ibu pun berusaha untuk meraih putranya untuk ia peluk. Sang ibu merangkak karena tubuhnya penuh luka lebam akibat pukulan dan juga hempasan pada tubuhnya.

"Tae Hyung ah, uljima eo...Uljima...", ucap sang ibu.

"Eo...Eom...Eomma...Hiks...", ucap Tae Hyung kecil terisak sembari menghampiri ibunya.

Nyonya Kim pun bersusah payah untuk bangkit dan meraih Tae Hyung kecil lalu memeluknya erat. Nyonya Kim menenangkan Tae Hyung kecil dengan mengusap lembut punggungnya. Nyonya Kim melepaskan pelukannya lalu mengusap lembut airmata dipipi putranya.

"Tae Hyung ah, dengarkan eomma...(Menghela nafas pelan)...Tae Hyung ah, kau pergilah ke rumah pamanmu yang ada di Busan...Eomma akan meminta bantuan para tetangga disini untuk mengantarmu kesana...Kau tinggallah di rumah pamanmu itu, Tae ya...Arraseo?", ucap nyonya Kim.

"Eomma, apa eomma tidak akan pergi bersama Tae?", tanya Tae Hyung kepada ibunya dengan wajah penuh airmata sembari terisak.

"Aniyo, Tae Hyung ah...Eomma harus menemani ayah dan juga adik - adikmu disini...Kau pergilah ke rumah pamanmu...", ucap nyonya Kim sembari mengusap airmata dipipi putra kesayangannya.

"Tapi eomma...", ucapan Tae Hyung terpotong karena disela oleh sang ibu.

"Tae Hyung ah, tolong kali ini dengarkan eomma...Eomma selama ini tidak pernah meminta apapun padamu kan?", ucap sang ibu.

Tae Hyung mengangguk sembari sesegukan karena tangisannya. Sang ibu tersenyum lalu mengusap kepala putranya.

Keesokkan harinya...

Nyonya Kim mengantarkan anaknya kepada tetangganya yang ingin pergi ke Busan untuk bekerja disana. Nyonya Kim menitipkan anaknya itu kepada tetangganya yang bernama Jeon Tae Joon. Mari kita bahas sekilas tentang sosok tuan Jeon Tae Joon. Jeon Tae Joon adalah seorang pria dewasa yang bekerja sebagai pengusaha restoran sea food. Jeon Tae Joon memiliki keluarga yang tinggal di Busan. Jeon Tae Joon memiliki dua orang putra yang bernama Jeon Won Woo dan Jeon Jung Kook. Jeon Tae Joon sangat menyayangi kedua putranya. Karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya di Daegu, ia menjadi jarang pulang ke Busan. Meskipun ia jarang kembali ke Busan, tapi ia sering menghubungi keluarganya. Kehangatan keluarga yang ditunjukkan oleh keluarga Jeon membuat si anak kecil yang bernama Kim Tae Hyung menjadi iri. Kim Tae Hyung ingin anak - anak dari tuan Jeon merasakan apa yang ia rasakan. Rasa kehilangan. Dari sanalah awal mula jiwa psikopat Tae Hyung muncul. Itu adalah sekilas cerita tentang tuan Jeon. Sekarang kita kembali ke cerita. Setelah mengantar kepergian Tae Hyung, nyonya Kim kembali ke rumahnya. Sepi dan berantakan. Itulah yang nyonya Kim rasakan. Dengan menahan rasa sakit ditubuhnya, nyonya Kim mulai membersihkan rumahnya.

Nyonya Kim PoV
"Tae Hyung ah, kau harus tumbuh menjadi pria yang kuat nak...Mianhae...Aku berdoa agar Tuhan selalu melindungimu...Aku ingin kau menjadi pria yang baik dan sukses...Jangan seperti kami...Maafkan aku karena kau harus lahir dari rahim wanita sepertiku...Maafkan aku karena kau harus menjadi bagian dari keluarga ini...Mianhae..."

7 years later...

Busan, South Korea

Kim Tae Hyung kecil kini sudah tumbuh menjadi remaja yang tampan dan pintar. Ia bersahabat dengan Jeon Jung Kook, putra dari tuan Jeon Tae Joon, dan seorang pria yang memiliki ukuran tubuh lebih pendek darinya yang bernama Park Ji Min. Mereka bersahabat karena mereka satu sekolah di Seon Hwa Junior High School. Mereka terkenal sebagai 'Three Musketeer Flower Boy of Seon Hwa'. Baik Jung Kook maupun Ji Min tidak ada yang tahu tentang perilaku Tae Hyung dibelakang mereka. Semua perilaku Tae Hyung berawal saat ia mendengar kabar bahwa ibunya meninggal karena ayahnya yang selalu memukulnya. Peristiwa itu terjadi sekitar 3 tahun yang lalu tepatnya saat Tae Hyung berusia 12 tahun. Seminggu setelah meninggalnya sang ibu, Tae Hyung dengan sangat tenang membunuh sang ayah. Hal itu pun berlanjut ketika Tae Hyung bertengkar dengan para anak nakal di sekolahnya saat masih berada di sekolah dasar. Wajahnya selalu babak belur karena dipukuli oleh kakak dari anak yang ia pukuli. Jung Kook menemukannya dengan wajah mengerikan di taman kota. Jung Kook mengobatinya dengan penuh perhatian dan penuh kehati - hatian. Tae Hyung hanya memperhatikan lekuk wajah Jung Kook tanpa merasa perih sedikit pun. Di depan Jung Kook ia berpura - pura menjadi anak yang polos namun dibelakangnya, ia akan menjadi seorang psikopat yang sangat kejam dan sadis saat ia membunuh korbannya. Setelah peristiwa itu seiring berjalannya waktu, Tae Hyung mulai merasakan hal yang aneh di dalam dirinya. Setiap ia berada di dekat serta melihat wajah Jung Kook, jantungnya berdegup dengan kencang. Namun pada suatu waktu sebuah peristiwa mengerikan pun terjadi. Hal itu bermula saat Jung Kook, Ji Min dan dia masuk ke Seon Hwa Junior High School. Pada saat itu Jung Kook memiliki seorang kekasih untuk pertama kalinya. Tae Hyung yang mengetahui kabar itu pun menjadi sangat marah namun ia bisa tutupi dengan tampang polos dan bodohnya itu. Hingga suatu ketika...

"Kook, neo eodiga?", tanya Tae Hyung polos.

"Eiii~ kau seperti tidak tahu Jung Kook saja, Tae ya...Tentu saja dia ingin pergi berkencan bersama kekasihnya...", ucap Ji Min sembari menggoda Jung Kook.

"Benarkah itu?", tanya Tae Hyung menatap intens Jung Kook yang masih sibuk dengan kegiatannya merapikan penampilan.

"Dangyeonhaji, Tae ya...Aku akan berkencan dengan kekasihku Ji Eun...", ucap Jung Kook dengan senyum lebarnya.

Tae Hyung PoV
"Sial!!! Jung Kook tidak boleh menemui jalang itu...Aku harus segera menyingkirkannya sebelum jalang itu menemui Jung Kook..."

Tae Hyung beranjak dari duduknya lalu hendak pergi. Namun suara Ji Min menghentikan langkah Tae Hyung.

"Kau mau kemana?", tanya Ji Min.

"Aku lupa jika aku memiliki janji pergi bersama pamanku...Saat ini pamanku pasti sudah menungguku...Aku pergi dulu...Annyeong...", ucap Tae Hyung lalu pergi berlalu.

Tanpa disadari oleh keduanya, Tae Hyung pun diam - diam pergi untuk menemui Ji Eun, kekasih Jung Kook. Tae Hyung menghubungi teman - temannya untuk berkumpul di suatu tempat. Selang tak berapa lama, Tae Hyung tiba ditempat ia dan teman - temannya sering berkumpul. Teman - teman Tae Hyung adalah anak - anak berandal dan penjahat kelas atas. Entah bagaimana caranya Tae Hyung bisa kenal dengan mereka. Itu terjadi begitu saja. Tae Hyung membuat rencana untuk menculik serta membunuh Ji Eun. Tae Hyung sudah mengikuti Ji Eun hingga ke sebuah coffee shop yang nyaman suasananya. Ketika Tae Hyung melihat situasi coffee shop itu, ia pun tiba - tiba saja berubah pikiran dan mengubah rencana. Ia akan menjebak Ji Eun untuk menghancurkan hubungan mereka berdua. Ia meminta salah satu pelayan coffee shop itu untuk memasukkan obat ke dalam minuman yang telah dipesan oleh Ji Eun. Lalu si pelayan pun mengantarkan minuman pesanan Ji Eun kepada Ji Eun. Tae Hyung mengeluarkan smirknya. Ia hanya perlu menunggu reaksi dari obat itu. Hanya butuh waktu 5 menit saja, obat itu langsung bereaksi. Ji Eun tidak sadarkan diri. Tae Hyung pun membawa Ji Eun keluar dari coffee shop itu. Tae Hyung pun membawa Ji Eun ke sebuah rumah kosong yang letaknya lumayan jauh dari pusat kota Busan.

------------------------ to be continued -----------------------

Let Me : Will you, for me?Where stories live. Discover now