Jilid 37

1K 24 0
                                    

SAMBIL menenangkan kepanikan orang istana, Hek Wan juga telah menguruti tubuh Toan Hongya.
Karena dalam keadaan pingsan seperti itu jalan darah ditubuh Toan Hongya akan beredar lambat, dan itu tidak boleh.
Maka Hek Wan mengurut membantu peredar darahnya ......., walaupun tidak bisa selancar beredarnya darah itu jika Toan Hongya dalam keadaan sadar, se-tidak2nya peredaran darah itu cukup baik jika diurut.
Setelah lewat lagi beberapa saat, Toan Hongya kembali tersadar dari pingsannya, ia kembaIi meng-garuk2 kesana kemari.
„Gatal sekali........! Gatal.......!" teriak Toan Hong ya berulang kali.
Sedangkan Hek Wan ikut bantu mengurut dan menggaruk, Toan Hongya telah bergulingan lagi ditanah akibat tidak tertahannya perasaan gatal itu.
Setelah lewat sejenak lamanya, Toan Hong ya kembali pingsan.
Di-saat2 seperti-itu, semua orang istana jadi berdiam diri dicekam oleh kekuatiran.
Lebih2 mereka melihat kulit disekujur tubuh Toan Hongya selain mukanya saja, telah berobah warnanya menjadi kehitam-hitaman.
Keadaan seperti ini tentu saja membuat Toan Liang lebih berkuatir.
„Jika kulit itu menjadi hitam, berarti Toan Hongya telah keracunan ...!'', pikir panglima ini.
Maka ia berkata dengan tidak senang pada Hek Wan: „Jika dilihat demikian Hongya kami telah keracunan kembali. ..!"
Hek Wan berusaha menjelaskan, tapi Toan Liang tetap dengan pendiriannya.
Maka tanpa memperdulikan nasehat Hek Wan agar Toan Liang tidak mengijinkan para tabib istana memasuki kamar Hongya, Toan Liang telah perintahkan pengawal memanggil beberapa orang tabib istana.
Kemudian tabib2 itu memeriksa tubuh Hongya, dan mereka memperhatikan wajah yang berkuatir sekali.
Setelah memeriksa dengan teliti, para tabib itu mengatakan bahwa Hongya mereka memang keracunan hebat.
Muka Toan Liang jadi merah padam.
„Tangkap orang itu!" bentaknya pada para pengawalnya.
Segera beberapa orang pengawal menangkap Hek Wan, yang dibawa kesebuah kamar tahanan.
„Jika memang besok keadaan Hongya tidak lebih baik dari keadaan sekarang, maka kepala mu harus berpisah dari batang leher... !" ancam Toan Liang.
Sedangkan Hek Wan tenang saja, ia tersenyum sambil katanya :
„Toan Tai jin engkau tidak perlu gugup begitu, percayalah Toan Hongya tidak mengalami ancaman bahaya apapun juga .......!"
Tetapi Toan Liang tidak mau mempercayai nya.
Waktu berjalan terus, dan sehari lagi telah lewat.
Benar saja apa yang dikatakan oleh Hek Wan, Toan Hongya sudah tidak menderita kegatalan lagi.
Namun kulit disekujur tubuhnya itu seperti bersisik, seperti pecah2 menjadi pecahan sisik yang terbuat dari tembaga.
Keadaan tubuh Toan Hongya seperti itu telah menggemparkan orang2 istana.
Malah waktu Toan Liang yang menerima laporan tersebut dan cepat2 datang kekamar rajanya, telah menekan sisik-sisik itu, keras seperti baja.
Diam-diam Toan Liang jadi heran dan benar-benar tidak percaya apa yang dilihatnya.
Hanya muka Toan Hongya yaag tidak bersisik, tetapi selebih dari bagian muka, sekujur tubuhnya telah bersisik.
Tentu sa ja keadaan ini membuat semua jadi heran dan tidak mengerti.
Begitu juga para tabib istana tidak mengerti mengapa tubuh raja mereka bisa bersisik seperti terjadi didalam dongeng belaka.
Cepat2 Toan Liang memanggil Hek Wan, yang dibebaskan dari kamar tahanannya.
Ketika Hek Wan datang dikamar peraduan Toan Hongya dan melihat sisik2 disekujur tubuh Toan Hongya, ia jadi tersenyum.
„Sudah kuduga sebelumnya........!" katanya.
„Apa yang telah kau duga?"
„Tentunya ular itu berusia seribu tahun lebih....... !" sahut Hek Wan.
„Mengapa begitu ?"
„Karena hanya Kim Giok Coa yang berusia ribuan tahun-saja yang bisa memberikan sisik pada orang yang meminum darahnya, karena darah ular itu benar2 telah mengandung mujijat yang hebat.... !"
„Tetapi mana mungkin, seorang manusia harus bersisik seperti itu. . .?" kata Toan Liang dengan hati yang bingung.
Tetapi Hek Wan malah tersenyum.
„Sisik-sisik itu bukan sisik sembarangan" katanya.
„Sisik bagaimana?" tanya Toan Liang dalam kebingungannya itu.
„Sisik itu sangat ampuh, sehingga untuk selanjutnya Toan Hongya seperti memakai pakaian besi saja, tidak akan dapat dilukai oleh senjata tajam karena lindungan sisik itu, disamping itu tenaganya akan menjadi puluhan kali lipat lebih besar dari tenaganya yang semula.......... !"
Mendengar keterangan Hek Wan, Toan Liang tidak mau mempercayainya.
Hek Wan telah menghampiri pembaringan ia melihat Toan Hongya masih dalam keadaan pingsan diperaduannya.
Dengan tenang Hek Wan mengulurkan tangannya, ia mengurut beberapa bagian tubuh Toan Hongya.
Tidak lama kemudian Toan Hongya tersadar dari pingsannya akibat urutan itu.
Begilu membuka matanya, Toan Hongya segera melompat duduk, gerakannya gesit, berbeda dengan beberapa hari yang lalu ketika menderita sakitnya, yang selalu bergerak lemah sekali.
„Mana Hek Wan Locianpwe ?" tanya Toan Hongya begitu ia duduk.
„Aku berada disini, Hongya........ !" menyahuti Hek Wan cepat.
54-55
„Hek Wan Locianpwe, terima kasih atas pertolongan yang telah diberikan oleh Locianpwe........!" kata Toan Hongya
Hek Wan tersenyum.
„Aku memberikan pertolongan karena memang didiri Hongya terdapat mustika yang sangat berharga sekali.....!"
Waktu itu Toan Hongya telah menunduk, ia melihat sisik-sisik yang terdapat dttubuhnya,
Muka Toan Hongya jadi berobah dan ia mengeluarkan seruan tertahan, sambil mengusap dan berusaha mencabut salah satu sisik yang terdapat ditubuhnya.
Totapi ia tidak berhasil, sisik itu seperti telah menjadi satu dengan kulit tubuhnya.
„Ihhhhh......, mengapa tubuhku jadi bersisik seperti ini ?" tanyanya.
Hek Wan memberikan keterangan.
Toan Hongya telah menyedot napas dalam-dalam, dan ia merasakan tubuhnya jadi segar sekali.
Begitu juga Toan Hongya telah menyalurkan tenaga sinkangnya pada perutrya, ia- bisa memutar bola api yang berada didalam perutnya.
„Tetapi Hek Wan Locianpwe........bola api itu belum juga lenyap dari perutku", katanya.
„Bola api itu tidak akan lenyap........!" menjelaskan Hek Wan.
„Kalau begitu...........kalau begitu...........!"
Melihat Toan Hongya gugup, Hek Wan tersenyum.
„Hongya tidak perlu bingung, bola api itu merupakan sebuah mustika yang tidak akan dimiliki orang sembarangan, itu merupakan sumber dari tenaga sinkang yang luar biasa hebatnya.........maka jika bola api itu memperoleh peraswatan yang baik dengan cara yang benar, tentu Hongya akan memiliki sinkang yang luar biasa
Toan Hongya jadi girang, ia telah berkata lagi : „Kalau begitu...kalau begitu...aku akan bisa melatih bola api itu dengan sinkang, yang kumiliki...........!"
„Ya, bola api itu harus dilatih terus, sampai bisa memberikan hawa murni pada Toan hongya.......dan jika memang Hongya berhasil melatih diri dengan sempurna, tentu bola api itu merupakan sumber kekuatan yang hebat namun bisa dikendalikan oleh Hongya........!".
Toan Hongya tidak mengatakan apa2 lagi, ia hanya melompat turun dari pembaringannya
dan tanpa memperdulikan orang-orang istana yang banyak berkumpul pada saat itu, Toan Hongya telah menggerakkan sepasang tangan dan kakinya, ia mulai bersilat.
Cepat dan bertenaga sekali gerakan raja ini, dimana setiap tangannya bergerak, mendatangkan angin yang berkesiuran sangat kuat sekali.
Hek Wan hanya menyaksikan sambil tersenyum.
Disaat itu, setelah berbenti menggerakkan kedua tangan dan kakinya, Toan Hongya tiba2 menjatuhkan diri berlutut dihadapan Hek Wan.
„Hek Wan Locianpwe..........engkau telah menologg selembar jiwaku dari kematian, maka sekarang Locianpwe telah menghadiahkan kemujijatan seperti ini yang demikian hebat khasiatnya terima kasih Hek Wan Locianpwe maka jika memang Hek Wan Locianpwe tidak keberatan, aku ingin mengundang Locianpwe, untuk menetap diistana saja, dan kalau Locianpwe tidak mentertawai aku, aku ingin sekali mengangkat guru padamu siorang tua yang sakti..........!"
Hek Wan cepat-cepat mengangkat bangun raja itu, yang dimintanya untuk duduk ditepi pembaringan.
Sedangkan Toan Liang yang menyaksikan semua ini, jadi ter-sipu2 menghampiri Hek Wan.
„Maafkan Aku, Locianpwe........ !" kata Toan Liang sambil menjura.
Hek Wan tertawa.
„Itu hanya kesalahan paham belaka......... dengan demikian malah kalian telah memperlihatkan cinta yang besar dan mulia kepada raja kalian...........!"
Toan Hongya bingung melihat keadaan ini ia menanyakan apa yang terjadi.
Toan Liang cepat2 menceritakannya, dan. Toan Hongya tidak menegur.
Mereka hanya tertawa, kini mereka bisa bergembira, karena menyaksikan raja mereka telah sembuh dari sakitnya.
Malah sekarang tampaknya Toan Hongya demikian gagah dan perkasa, dengan kemujijatan yang telah dimilikinya dari darah ular Kim Giok Coa itu.... ?"
Toan Hongya menoleh kepada Hek Wan, tanyanya-lagi : „Bagaimana Locianpwe apakah locianpwe bersedia untuk menerima aku menjadi muridmu........?"
Hek Wan tidak segera menyahuti, ia seperti berpikir dulu beberapa saat lamanya, tetapi akhirnya ia menghela napas sambil katanya: „Rupa nya, memang kita telah berjodoh untuk menjadi murid dan guru......! Baiklah, permintaanmu itu kuterima Hongya......!"
Bukan main gembiranya Toan Hongya, berulang kali ia menyatakan terima kasihnya.
Disaat itu, pihak istana menyelenggarakan sebuah pesta, untuk merayakan kesembuhan raja mereka.
Rakyat negeri Tailie Juga mengadakan pesta, semua orang merasa gembira raja mereka telah sembuh dari sakitnya, malah sekarang menjadi manusia yang luar biasa, dengan memiliki sisik mujijat......!
---oo0oo---

Pertikaian Tokoh - tokoh Persilatan (Hoa-san Lun-kiam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang